Petani Menangis Gara Gara Janji Manis Kanis-Nasir

Beranda » Humaniora » Petani Menangis Gara Gara Janji Manis Kanis-Nasir

LEMBATA – SPEKULASI Politik pasangan Petrus Kanisius Tuaq dan Muhamad Nasir Laode saat awal kampanye berakhir pahit. Petani menangis. Slogan Nelayan Tani Ternak sebatas lips service. Keseleo lidah politik sekedar meraih suara?

Saat ini petani di Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, bingung. Mereka resah lantaran hasil jagung berton ton masih belum dibeli pemerintah sesuai janji politik Kanis-Nasir yang saat pilkada lalu dengan nama sandi Paket Tunas.

Bahkan ada petani di Ile Ape dan Omesuri yang terpaksa menjual jagung dengan  harga murah. Hanya 2000/kg. Mereka menimbang hasil panen jagungnya sambil berurai air mata. Mereka menangis lantaran harga terlalu murah.

Kondisi pelik petani ini bermula dari janji manis paket Tunas, Petrus Kanisius Tuaq dan Muhamad Nasir yang terlalu percaya diri memberi janji mampu menyelesaikan persoalan petani termasuk membeli hasil pertanian dengan harga yang layak.

Antonius Paokuma, adalah satu contoh petani yang saat ini sedang dilema. Ia sudah menjual 5 ton jagungnya dengan  harga 3.500/kg padahal ia berharap pemerinrah bisa membeli dengan harga 5.500/kg sesuai janji Kanis-Nasir.

Naasnya lagi, Gabriel Emi, petani lain juga mengeluh soal harga kepada suluhnusa.com, 11 Juni 2025.

Sambil menangis Emi mengakui dirinya terpaksa melepas jagungnya kepada pengepul dengan harga 2000/kg karena kebutuhan pendidikan anaknya yang mendesak.

“Saya sudah timbang dengan harga murah. Kasihan juga kami petani. Pemerintah tidak pasti mampu membeli atau tidak sesuai janji. Karena saya bingung. Jagung menumpuk. Saya timbang dengan harga 2000/kg di pengepul”, ucapnya dengan suara bergetar menahan emosi.

Kepala Desa Bao Lali Duli, Laonardus Asan juga mengaku bingung usai membeli jagung dari petani melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).

Leo mengungkapkan pihaknya melalui BUMDes membeli jagung dari petani di Desanya denga  harga 4.500-5000 / kg.

“Petani mengeluh. Kami beli melalui BUMDes setelah mengukur kasar air. Saat ini jagung menumpuk di BUMDes. Kita tidak tau mau jual kemana. Kita mau bikin pakan ternak siapa yang mau beli? Berharap ada pengusaha yang bisa membeli jagung dengan harga baik”, ungkap Leo.

Lebih jauh Leo menjelaskan dirinya sebagai Kepala Desa sudah berusaha maksimal melakukan koordinasi dengan dinas pertanian dan Dinas Koperindag Lembata tapi tidak mendapatkan solusi.

“Jawaban dari dinas pertanian dan Koperindag kuota sudah habis karena pemerintah hanya mampu membeli 10 ton. Kami melalui BUMDes sudah membeli jagung petani sebanyak 6 ton. Masih numpuk sampai hati ini”, jelas Leo.


Paket Tunas, Petrus Kanisius Tuaq dan Muhamad Nasir saat diarak dengan traktor untuk menghadiri Kampanye Akbar di Wulen Luo.(IST)

Petani Terjebak Janji Manis

Saat masih menjadibcalon Bupati dan Wakil Bupati Lembata, Kanis Tuaq dan Nasir Laode, menegaskan komitmen mereka untuk memprioritaskan sektor nelayan, tani, dan ternak dalam visi pembangunan mereka jika terpilih memimpin kabupaten Lembata.

Dalam berbagai kesempatan, mereka menyampaikan bahwa pengembangan tiga sektor itu akan menjadi leading sektor dari program kerja mereka, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Menurut Kanis-Nasir, nelayan, petani, dan peternak adalah pahlawan lokal yang selama ini menopang kehidupan masyarakat Lembata.

“Jika kami diberi mandat, kami akan memastikan bahwa Nelayan, Tani dan Ternak (NTT) menjadi prioritas utama dalam kebijakan kami,” ujar Kanis Tuaq kepada wartawan setelah pendaftaran pasangan calon bupati dan wakil bupati di KPU Lembata, Kamis 29 Agustus 2024 dilansir suluhnusa.com.

Sayangnya, janji manis ini seperti jebakan untuk petani. Soal harga jagung saja Kanis-Nasir tidak bisa berbuat banyak.

“Sangat benar sekali. Mereka paksakan program yang pada akhirnya petani yang jadi korban. Petani seperti terjebak”, ungkap Muhamad, salah satu petani dari Omesuri.

Sementata itu Wakil Bupati Lembata, Muhamad Nasir ketika disinggung dengan pertanyaan, apa solusi pemerintah terkaut kondisi petani yang saat ini bingung, jagung dijual kemana? Bahkan ada yang menangis sambil. Melepas jagungnya dengan harga 2000/kg, meminta petani untuk bersabar.

“Pasti kita fasilitasi untuk dibeli tunggu (bersabar-red) sedikit”, ungkap Wakil Bupati Lembata, Muhamad Nasir, melalui  telepon 11 Juni 2025.

Menurut Nasir, pemerintah tidak tinggal diam. Ada dua skema yang saat ini sedang disiapkan yaitu pembelian oleh Bulog dan pengembangan mata rantai pasar yang saat ini sedang disiapkan oleh pemerintah daerah.

“Kendalanya saat ini gudang untuk penyimpanan masih full. Sehingga belum bisa menerima stok baru. Bersabar sedikit kami sedang usahakan untuk memfasilitasi. Skema kedua adalah mata rantai pasar yang sedang dibangun oleh pemda. Petani harus bersabar”, tutup Wabup Nasir. +++sandro wangak

Bagikan:

Sandro Balawangak
Sandro Balawangak

bagaimana engkau bisa belajar berenang dan menyelam, sementara engkau masih berada di atas tempat tidur?

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *