SULUH NUSA ADONARA – Gerakan Literasi senantiasa berinteraksi dengan melibatkan orang lain. Literasi tidak bisa disebut sebuah gerakan jika hanya berkutat pada personal perorangan.
Warga akademik SMP Panca Marga, saban tahun menciotakan ruang ruang literasi yang melibatkan guru siswa dan masyarakat sekitar. Bahkan, SMP Panca Marga yang kerap disebut Rumah Rindu itu dinilai publik sebagai salah satu sekolah yang aktif kampanye gerakan literasi.
Bagi warga Rumah Rindu, jika literasi mati maka rindu tak pernah hidup. Sekalipun rindu itu ada akan terasa hampa jika literasi tidak hidup dalam ruang ruang rindu.
Gerakan literasi di Rumah Rindu Panca Marga, mendapat inspirasi di bulan Agustus jelang hari kemerdekaan Republik Indonesia. Pasalnya Duta Baca Nasional Gol A Gong dalam safari Literasi du Kabupaten Flores Timur memilih salah satu titik kunjungan di Rumah Rindu Panca Marga, 3 Agustus 2024
“Kehadiran Bang Gol A Gong di tengah-tengah kami di hari sabtu 03 Agustus 2024 itu bukan hanya sekadar kunjungan, tetapi juga merupakan sumber inspirasi dan motivasi bagi kami semua untuk terus mencintai dan memajukan budaya literasi di Flores Timur khususnya Rumah Rindu Panca Marga”, ungkap Ary Toekan, salah satu guru yang aktif bergerak kampanye Literasi di Flores Timur.
Ary Toekan yang juga penulis buku ini merasa mendapat energi baru dengan kehadiran Duta Baca Indonesia, Gol A Gong. Antusias warga Rumah Rindu Panca Marga saat menyambut kedatangan Gol A Gong bersama rombongan Ketua PGRI Flotim, Maksimus Masan Kian ini menurut Ary Toekan sebagai bagian dari dukungan untuk terus berliterasi.
Pilihan Duta Baca Indonesia untuk berkunjung ke Rumah Rindu dilatarbelakangi beberapa hal, di antaranya dari media sosial Gol A Gong menyaksikan geliat literasi yang terus digalakkan, kabar kegiatan sekolah yang di laporkan melalui video reportase juga beberapa film pendek yang telah diproduksi oleh Rumah Rindu SMP Negeri Panca Marga.
Ia msbhakui dalam obrolan ketika bertemu Gol A Gong di IBC Larantuka, dirinya berkeinginan kuat untuk mengetahui realitas literasi di Rumah Rindu Panca Marga.
“Saya ingin tahu, Rumah Rindu itu seperti apa, soalnya sekolah di pelosok tapi bisa bikin film juga video reportase. seru?”. Ungkap Ary mengutip pernyataan Heri Hendrayana Harris nama asli Gol A Gong
Sebagai seorang Duta Baca, tentu Gol A Gong tidak hanya menjadi simbol dari pentingnya membaca, tetapi juga agen perubahan yang nyata. Duta Baca Indonesia hadir membawa pesan bahwa membaca adalah kunci untuk membuka pintu pengetahuan, meningkatkan kualitas hidup, dan menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan berwawasan luas.
“Kami berharap, melalui kunjungan ini, semangat membaca dapat semakin tumbuh dan berkembang di hati setiap individu, terutama pada anak-anak kami, generasi muda yang kelak akan menjadi pemimpin masa depan Lewo tanah dan bangsa”, tegas Ary.
Bahwa dengan lebih banyak membaca, dapat memahami lebih baik, berpikir lebih kritis, dan bertindak lebih bijaksana.
“Membaca harus menjadi budaya. Literasi harus menjadi budaya. Karena tanpa literasi kehidupan sesungguhnya tidak ada. Marilah kita jadikan momen ini sebagai titik tolak untuk menguatkan komitmen kita dalam memajukan literasi di Flores Timur, Adonara. Mari bersama-sama kita wujudkan Indonesia yang gemar membaca, karena bangsa yang maju adalah bangsa yang masyarakatnya memiliki budaya membaca yang kuat”, tutur Ary.
Untuk itu Ary bersama para guru dan kepala sekolah, semua warga Rumah Rindu Panca Marga tulus menyampaikan terima kasih kepada Duta Baca Indonesia yang Bapak Heri Hendrayana Harris (Gol A Gong).
“Sekali lagi, terima kasih telah meluangkan waktu untuk berbagi inspirasi dengan kami. Semoga kehadiran Bang Gol A Gong membawa perubahan positif dan semangat baru bagi kita semua. +++amber.kabelen