SULUH NUSA, SIKKA. Kementrian Desa berkolaborasi dengan Kemitraan Partnership dan Yakkestra Flores Lembata menggelar kegiatan Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa ( P3PD) Sub Komponen 2B di wilayah Kabupaten Sikka Nusa Tenggara Timur.
Program ini menitikberatkan pada sekolah lapang bagi kaum disabilitas rentan dan marginal. Kehadiran program P3PD 2B tersebut dengan merujuk pada pola pendekatan desa Inklusi dan Akuntabilitas Sosial.
Hadirnya program P3PD Sub Komponen 2B diwilayah Kabupaten Sikka sudah berjalan dua tahun sejak tahun 2023. Pada Tahun 2023 yang menjadi fokus dan lokus implementasi program desa inklusi dan akunsos menyasar pada empat dampingan antara lain Desa Waiara, Desa Wairkoja, Desa Manubura dan Desa Magepanda.
Sementara pada tahun 2024 , implementasi program desa inklusi dan akunsos mengembangkan sayapnya di Empat desa baru yakni Desa Watuliwung (Kecamatan Kangae), Desa Tebuk, Desa Bloro (Kecamatan Nita) dan Desa Woda mude (Kecamatan Magepanda).
Dengan demikian maka sampai dengan Tahun 2024 sudah ada 8 desa layanan program P3PD Sub Komponen 2B.
Siprianus Karel Siga, selaku Koordinator Tim P3PD 2B Kabupaten Sikka ketika ditemui oleh media ini mengatakan implementasi program Desa Inklusi dan Akuntabilitas Sosial (Akunsos) sudah berjalan selama Dua Tahun di Kabupaten Sikka.
“Kegiatan – kegiatan yang dilakukan pada program ini menyasar pada sekolah lapang kelompok disabilitas rentan dan marginal”, ungkapnya.
Lebih jauh Karel Siga menambahkan dalam mengimplementasi program P3PD 2B di Kabupaten Sikka , setiap desa dampingan dibantu oleh Kader- Kader Penggerak Sekolah Lapang dimana membantu Tim P3PD Kabupaten dan Pemdes dalam mengeksekusi semua kegiatan serta terlibat dalam pembangunan desa yang berpihak pada kepentingan kaum disabilitas rentan marginal.
“Sebanyak 40 orang kader penggerak sekolah lapang yang direkrut oleh desa dengan mendapat SK dari pemdes setempat. Saya sebagai Korkab Tim P3PD 2B dibantu oleh Pendamping Teknis satu yakni Sebastianus Kopong dan Pendamping Teknis dua yakni Emanuel Laba” ungkapnya.
Bastian Kopong kepada media ini disela- sela kegiatan Bimbingan Teknis Sekolah Lapang Bagi Kader Desa Waiara, Kamis 27 Juni 2024 mengatakan, Bimbingan Teknis Sekolah Lapang Bagi Kader Desa Waiara Kecamatan Kewapante bertujuan untuk memampukan kader dan pemangku kepentingan di desa agar dapat memahami tugas fungsi dan pemahaman mendasar terkait program desa inklusi dan akuntabilitas sosial.
“Bimbingan Teknis bagi Kader Penggerak Sekolah Lapang menjadi kesempatan untuk kader untuk berani mengadvokasi kepada pemdes dalam merumuskan,menetapkan anggaran dana desa yang tertuang dalam RKPDES demi kepentingan kaum rentan marginal di desa”, Ungkap Bastian Kopong.
Salah satu kader penggerak sekolah lapang asal desa Waiara, Marselinus Nong Pit mengatakan program desa inklusi sangat membantu kelompok disabilitas rentan marginal dalam upaya untuk berani bersuara menyampaikan aspirasinya di desa dalam mewujudkan desa peduli ramah disabilitas rentan marginal. ++B.Kopong