SULUH NUSA, LARANTUKA – Paskah sebagai perayaan kebangkitan selalu diisi dengan berbagai kegiatan.
Kegiatan ini bisa dilakukan bersama keluarga, atau dalam kelompok tertentu. Umat Komunitas Basis Gerejawi (KBG) 6 lingkungan St. Antonius Padua Kemiri, paroki Maria Ratu Semesta Alam Hokeng merayakan dengan mengadakan makan bersama.
Minggu (31/03/2024), umat basis 6 lingkungan Kemiri tampak sibuk. Semangat Paskah mendorong mereka merayakan sukacita kebangkitan Kristus secara bersama di dusun Kampung Baru, desa Boru, kecamatan Wulanggitang.
Hari itu wilayah Boru dan sekitarnya diguyur hujan. Namun cuaca yang tidak mendukung tidak mengendurkan sedikit pun semangat umat basis 6 lingkungan Kemiri.
Di bawah sebuah tenda, sekelompok bapak – bapak kelihatan sibuk memanggang ayam. Ada yang menyiapkan bumbu, membuat tungku, dan menyalakan api. Kayu yang lembab dan basah karena hujan membuat api sulit menyala. Hanya asap yang mengepul.
Air mata tampak keluar dari mata bapak-bapak yang perih terkena asap. Walau demikian, semangat mereka tidak padam hingga ayam panggang olahan mereka tersaji di atas meja.
Sementara kelompok ibu-ibu sibuk menyiapkan meja hidangan dan menghiasinya. Menu makan siang yang dibawa dari rumah masing-masing disajikan berdasarkan kelompok yang telah dibagikan. Ayam panggang olahan bapak-bapak dihidangkan bersama menu lain yang disiapkan ibu-ibu.
Suka cita Paskah tidak hanya dialami orang dewasa. Anak-anak basis 6 Kemiri juga turut meramaikan acara Paskah bersama. Di bawah koordinasi animator Sekami lingkungan Kemiri, ibu Karolina Umbu, anak-anak mencari telur Paskah yang disembunyikan di sekitar area acara.
Mereka tampak semangat sekali mencari telur Paskah yang disembunyikan. Anak yang berhasil menemukan telur lalu melaporkan ke animator Sekami.
Sebelum makan telur Paskah tersebut, anak harus menjawab pertanyaan dari animator Sekami. Keceriaan terpancar dari wajah polos anak-anak saat menikmati telur Paskah.
Menurut Ketua Basis 6 lingkungan Kemiri, Gerardus Kuma Apeutung, acara Paskah bersama basis 6 lingkungan Kemiri ini merupakan aksi nyata dari Aksi Puasa Pembangunan (APP) 2024 keuskupan Larantuka yang terinspirasi dari jemaat perdana yang selalu hidup bersama dalam persekutuan.
“Kita patut bersyukur karena hari ini basis kita bisa merayakan Paskah bersama. Kita tidak hanya datang berkumpul dan bersenang-senang saja. Namun semangat yang mau ditumbuhkan adalah membangun kebersamaan dalam hidup komunitas kita,” ujar Gerardus.
Seperti diketahui, tema umum APP 2024 keuskupan Larantuka adalah “Menuju KBG Yang Mandiri dan Misioner”.
Tema ini mengajak umat untuk melihat dan mendalami secara bersama realitas hidup menggereja di komunitas basis masing-masing.
Tema ini telah didalami secara bersama dalam katekese selama 5 minggu pada masa pra Paskah. Selama 5 minggu, umat basis melakukan sharing dan membicarakan kehidupan menggereja di basis. Dengan dan melalui katekese, umat diajak untuk merenungkan peran penting KBG dalam hidup menggereja.
Dalam katekese, umat melakukan napak tilas perkembangan KBG di keuskupan Larantuka. Awalnya bernama Kontas Gabungan, lalu berubah nama menjadi Umat Basis, dan terakhir menjadi Komunitas Basis Gerejawi.
Dalam kehidupan menggereja, KBG merupakan tiang penopang utama dan kelompok inti teritorial yang menggerakkan gereja. Gereja Keuskupan Larantuka menjadikan KBG sebagai pilar dan strategi, lokus, dan focus pastoral. Dimana semua kegiatan hidup menggereja terjadi dan berpusat di KBG.
KBG menjadi tempat gereja hidup dan merupakan pusat semua kegiatan pastoral. Seluruh usaha membangun kedewasaan, kemandirian, dan semangat misioner umat terpusat di KBG, dimulai di KBG, dan bertumbuh – kembang dalam KBG.
Moment Paskah bersama basis 6 lingkungan Kemiri menjadi semakin istimewa karena dihadiri oleh Pator Paroki Maria Ratu Semesta Alam Hokeng, Pater Maksimus Seno, SVD. Turut hadir juga pengurus lingkungan St. Antonius Padua Kemiri.
Pater Maksi, SVD memberikan apresiasi kepada umat basis 6 lingkungan Kemiri yang mengadakan acara Paskah bersama. Menurut Pater Maksi, SVD merayakan Paskah dengan berkumpul dan makan bersama adalah simbol kebersamaan.
“Yesus setelah bangkit, banyak kali bertemu para muridNya dalam moment makan bersama. Saya percaya, bahwa Yesus yang telah bangkit juga turut hadir dalam moment makan bersama umat basis 6 hari ini,” kata Pater Maksi.+++gerardus.k.ap