Suluh Nusa, Ile Ape Timur – Forum Pemuda Ile Boleng kembali menyalurkan bantuan kepada para penyintas Gunung Ili Lewotolok. Bantuan ini merupakan bantuan yang kedua yang disalurkan setelah pada kesempatan pertama mereka menyalurkan saat para penyintas masih mengungsi di Lewoleba, Desember 2020 silam.
Bantuan berupa sembako, Pakaian bekas layak pakai dan beberapa kebutuhan lainnya ini diantar langsung oleh dua orang Pemuda Ile Boleng, Sahril Tukan dan Ile Ratu.
Hal ini disampaikan Andreas Bapa Boleng, kepada Suluh Nusa (weeklyline medis network), usai dua pemuda ini menyerahkan bantuan kepada masyarakat Jontona, Kecamatan Ile Ape Timur, melalui pemerintah Desa setempat, 12 Maret 2021.
Bapa Boleng mengungkapkan, bantuan untuk penyintas erupsi Gunung Ili Lewotolok khusus Desa Jontona disumbangan oleh masyarakat Kecamatan Boleng yang merasa peduli terhadap kondisi warga penyintas.
“Karena keterbatasan waktu dan kesibukan sehingga bantuan yang dikumpulkan dari masyarakat Boleng ini baru diantar kepada warga Jontona,” tandas Bapa Boleng.
Kedua pemuda utusan forum Pemuda Ile Boleng ini tiba di Kantor Desa Jontona, sekitar Pkl. 17.00 dan menyerahkan bantuan kepada pemerintah Desa setempat yang diwakili oleh Benediktus Halimaking, sebagai Kaur pemerintahan.
Untuk diketahui Desa Jontona merupakan salah satu desa yang masuk zona merah atau KRB III siaga. Saat ini ili lewotolok masih berstatus level III atau ‘Siaga,’ masyarakat di sekitar Gunungapi Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan direkomendasikan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari kawasan puncak.
Potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernafasan akut (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya, untuk itu masyarakat yang berada di sekitar Gunungapi Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunungapi Ili Lewotolok, maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di Guanungapi Ili Lewotolok agar mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar terutama di musim hujan. (sandrowangak/weeklyline media network)