suluhnusa.com – Pemerintah Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, meningkatkan pengawasan di wilayah pesisir wilayah perkotaan tersebut.
Pemerintah setempat menebar 7 posko pemantauan guna membendung masuknya pemudik yang hendak masuk ke Lembata melalui jalur tikus.
Peningkatan kewaspadaan itu dilakukan pemerintah Kecamatan Nubatukan, guna mencegah penyebaran virus Korona, seiring kebijakan pemerintah Kabupaten satu pulau itu membatasi interaksi dengan pihak luar.
Camat Nubatukan, Maria Anastasia Barabaje, dalam kesempatan pelantikan 4 Penjabat Kepala Desa se kecamatan Nubatukan di Desa Watokobu, Selasa (28/4/2020), menjelaskan, pada aspek perhubungan, wilayah pesisir Nubatukan, pihaknya membangun 7 posko pemantau, yakni di ujung bandara Wunopito, pantai Wangatoa, TPI, Rayuan Kelapa, Pada, Waijarang dan Bour.
“Kami terus memantau pergerakan orang yang hendak masuk ke Lembata melalui jalur tikus di wilayah pesisir, karena Informasi yang kami terima, ada ketinting (perahu bermotor-red) masuk ke pesisir Nubatukan pada pukul 22.00 wita, pukul 23.00 WITA dan jam 03.00 pagi. Namun sejak pemerintah tegas menahan ketinting, potensi orang masuk ke Lembata mulai berkurang,” ujar Camat Nubatukan Maria Anastasia Barabaje.
Namun dijelaskan, pihaknya terus meningkatkan pengamanan di wilayah pesisir guna memantau orang masuk melalui jalur tikus.
Peningkatan pengawasan orang baru juga dilaksanakan warga di Kecamatan Nubatukan juga secara mandiri menutup semua lorong, memeriksa orang baru dengan mengukur suhu tubuh dan mengajak semua orang untuk mencuci tangan dengan sabun.
Sayangnya pada malam hari, Selasa (28/4/2020) malam, Satgas Covid-19 Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, Selasa (28/4/2020) malam dibuat pusing adanya informasi 3 penumpang gelap asal Makasar diselundupkan masuk dengan sebuah perahu di pantai belakang Hotel Anisa, Lewoleba.
Ironisnya, tiga orang yang diduga berasal dari Makasar yang dikenali melalui logat bicaranya, hingga saat ini menghilang setelah masuk ke dalam kota Lewoleba. Tim satgas Covid-19 Kabupaten Lembata kini mencari keberadaan ketiga penumpang gelap yang berasal dari zona merah itu untuk menjalani protokol kesehatan.
PLT Kepala Dinas Perhubungan dan Pekerjaan Umum Kabupaten Lembata, Petrus Bote Leni, Selasa (28/4/2020) malam membenarkan pihaknya telah mendapat informasi adanya tiga orang yang diselundupkan masuk dengan menggunakan sebuah perahu bermotor, namun pihaknya belum mengetahui siapa oknum yang menyelundupakan ketiga orang tersebut.
“Kami dapatkan laporan bahwa ada penumpang asal Makasar, tapi belum tau persis karena malam tidak kelihatan. Penumpang yang di Anisa tadi belum jelas atas nama siapa dan siapa yang turunkan karena bodi (perahu bermotor) nya juga sudah kabur. Kami pun meminta bantuan aparat Kepolisian untuk membantu melacak keberadaan ketiga orang yang berasal dari Makasar,” ujar Petrus Bote Leni.
Sementara itu, Sekda Kabupaten Lembata, Paskal Tapobali, menjelaskan, Satgas Covid-19 pun mengerahkan tim Satpol PP, PUPR, Kesbang dan Disbudpar guna mencari tahu keberadaan ketiga warga asal Makasar, zona merah penyebaran covid-19.
“Sekarang Tim Pol PP, PUPRP, Kesbang dan DISBUDPAR sedang melakukan pencarian terhadap yang bersangkutan. Polisi tadi saya sudah minta bantuan Kabag Ops untuk back up,” ujar Sekda Lembata, Paskal Tapobali.
Di sisi lain, Kepala Dinas perhubungan dan Pekerjaan Umum Kabupaten Lembata, Petrus Bote Leni, menjelaskan pada hari yang sama pula, Selasa (28/4/2020) malam, Posko Gugus Tugas Covid-19 kabupaten Lembata, menghalau sebuah kapal motor yang berasal dari Adonara.
Kapal tersebut memuat satu keluarga itu di halau pergi karena adanya kebijakan pemerintah untuk membatasi pergerakan orang untuk masuk ke Lembata guna mencegah penyebaran wabah virus Korona. Namun setelah dihalau tim Covid-19, kapal tersebut kembali lagi ke pelabuhan Lewoleba atas perintah seorang oknum KP3.
Kapolres Lembata, AKBP Janes Simamora, menjelaskan, ada dua kejadian terpisah. Kapolres mengaku anggotanya (oknum KP3) menyuruh sebuah kapal yang berasal dari pulau Adonara kembali ke pelabuhan laut Lewoleba setelah dihalau satgas covid-19 ketika hendak merapat di pelabuhan laut Lewoleba. Namun terdorong rasa kemanusiaan, anggotanya itu menyuruh kapal yang berisi satu keluarga dari Adonara untuk kembali merapat di Pelabuhan Lewoleba dengan menjalani protokol kesehatan.
Kapolres Lembata membantah, anak buahnya di KP3 laut Lewoleba menurunkan tiga penumpang asal Makasar di bibir pantai di belakang hotel Anisa. Ia mengaskan, tidak benar informasi adanya tiga orang asal Makasar yang diselundupkan di pantai belakang hotel Annisa.
“Jadi awalnya datanglah sebuah kapal dari Adonara. Di dalam kapal tersebut ada anak-anak dan ibu-ibu. Satu keluargalah. Kapal itu sandar di pelabuhan Lewoleba, kemudian diterima adik-adik di posko covid-19 di pelabuhan. Tim satgas covid-19 itu melapor ke Bupati namun kapal tersebut disuruh kembali ke Adonara. Kemudian anggota saya karena terdorong rasa kemanusiaan dan kebetulan dia kenal keluarga itu, di telponlah agar kembali lagi setelah berada di tengah laut hendak kembali ke Adonara. Datang aja ke posko, katanya, kemudian disuruh periksa kesehatan dan melewati protokol kesehatan di gugus tugas. Nah saat sedang diperiksa, tiba-tiba dapat pula laporan dari Manise bahwa ada orang Makasar turun di pantai belakang hotel Anisa. Setelah di cek ternyata tidak ada. Kalau dibilang dari Makasar itu anggota tidak ketemu,” ujar Kapolres Lembata.***
sandrowangak /Hosea