suluhnusa.com – Sastra Penjara, istilah ini dipergunakan untuk menggambarkan keberadaan karya tulis, fiksi atau nonfiksi yang memakai lokasi penjara sebagai latar belakang lokasi kejadian dalam penulisannya, baik berupa cerita pendek, novel, monolog, naskah sandiwara, puisi atau gabungan dari bentuk-bentuk yang ada, kadang dituangkan juga melalui ekspresi musik, lukisan, seri rupa, atau ekspresi gerak dan pencahayaan lainnya.
Sabtu ini, 24 Agustus 2019, Pemred suluhnusa.com, Sandro Balawangak dan Pemred TeropongNTT.com , Maksi Marho memberikan motivasi menulis kepada kepada 30 an anak anak binaan di Lapas Anak Kupang.
Gagasan besarnya mengadakan pendekatan literasi kepada anak lapas anak dalam bentuk pelatihan menulis kreatif bagi siswa Paket B dan C di Lembaga Pembina Khusus Anak oleh tim pengabdian masyarakat PLS Undana Kupang.
Di sinilah “maha karya” ini tercipta: dimulai dari keinginan baik, dijalani dengan terus-menerus, sehingga ada monumen keberhasilan di antara produk bijak Lapas yang lain. Ada tiga puluhan judul tulisan yang dihasilkan dalam kegiatan tersebut.
Kelompok pertama menulis tentang apa yang mereka sukai selama berada di dalam Lapas. Dan kelompok kedua menulis siapa yang mereka sukai selama menjalani pembinaan di lapas tersebut. Dan hasilnya sekitar 33 judul tulisan.
Diantaranya Memungut Sampah Dalam Penjara, Berdoa dalam penjara, Memasak dalam penjara, Berkarya dalam penjara, Futsal dari dalam penjara, Berdoa dari dalam penjara, Dari penjara menuju Jakarta, Memintal Benang di Penjara, Anak kepercayaan di Penjara, Menyanyi dalam penjara, Penjara itu Tuhan, Memuji Tuhan dalam penjara, Membersihkan kamar dalam penjara, Koki Penjara dan Berhias dalam penjara. Selain judul tersebut para peserta juga menulis tentang pengalaman mereka bertemu dengan orang lain selama menjalani pembinaan.
Mereka, para anak binaan mengaku bahwa mereka tidak bangga pernah di penjara, tapi sekarang mereka bangga terlibat dalam proses ini. Karena penjara adalah proses memuliakan manusia.
g.takene