Hurek : Menjadi Ammapai Harus Memiliki Kesadaran Total

Beranda » Humaniora » Hurek : Menjadi Ammapai Harus Memiliki Kesadaran Total

suluhnusa.com – Mahasiswa dan Pemuda di era yang sekarang ini niat untuk berorganisasi yang sangat minim sekali,  namun kini AMMAPAI-Kupang sebagai Organisasi Kepemudaan, Pengkaderan dan Pengabdian kembali mengajak semua pemuda dan mahasiswa untuk mengikuti peroses Masa Penerimaan Anggota Baru (MPAB) tahun 2018/2019 dengan peserta MPAB berjumlah 43 orang yang mau berposes di perhimpunan AMMAPAI-Kupang.

Proses MPAB, bukan semata menjalankan progam kerja tahunan organisasi, namun sebuah proses melahirkan, menciptakan dan menata generasi bangsa yang berkualitas secara budaya, tetapi berdaya saing. Karna memanusiakan manusia sudah menjadi tanggung jawab bersama. Ammapai-Kupang Sebagai Organisasi Pembinaan, Pengkaderan dan Pengabdian,  selalu berkontribusi melahirkan pemimpin-pemimpin bagi Lewotana Ile Ape, Lembata, NTT, dan Indonesia.

Dalam pidato ketua Umum AMMAPAI-Kupang. Beatus Goran, mengatakan dan mengajak serta menegaskan ke-43 peserta MPAB untuk “nikmatlah setiap proses yang akan teman-teman lalui, karna kehadiran teman-teman disini adalah sebagai bukti bahwa sebagai generasi bangsa, perlu menyiapkan diri secara matang, bukan hanya mampu secara intelektual. Saat ini banyak problema yang sedang terjadi di bumi pertiwi ini, dinamika kehidupan sosial selalu menjadi pewarna. Apakah teman-teman telah siap menghadapi dinamika yang lebih besar dan kompleks.? Inilah menjadi sebuah pertanyaan refleksi bagi adik-adik sekalian dan jadikanlah sebagai motivasi bagi adik-adik sekalian, bahwa AMMAPAI-Kupang hanyalah promotor, membantu adik-adik menjadi manusiawi”.

Dalam sambutan yang mewakili Tim Konsultan, Daniel Demon Hurek, mengatakan bahwa dalam proses MPAB ini, mengatakan bahwa dalam proses ini ia menitipkan 5 hal, yakni  yang pertama, sebagai orang muda harus berproses dengan kesadaran penuh tanpa ragu-ragu, dan harus menjadi sarjana yang berkualitas. Tidak ada tempat bagi mereka  yang hanya  menempuh pendidikan asal jadi, atau instan,  yang mana kesehariannya hanya Kampus, Kamar dan Kampung atau 3K, yang mana akan menghasilkan sarjana kampungan. Kedua, harus dikerjakan secara bertanggung jawab, peningkatan etos kerja. Tidak ada orang sukses yang menggunakan waktu kerjanya hanya 2 atau 3 jam.

“Ini menggambarkan bahwa etos kerja yang dibuktikan dengan menyelesaikan tugas mahasiswa harus  dengan tuntas. Harus perbaiki etos kerja dan jangan berleha-leha. Ketiga, dalam proses belajar menempuh pendidikan untuk bisa mencapai kulitas akademik yang tinggi, dan didukung etos kerja yang tinggi, tidak cukup untuk bersaing dengan kompetitor di luar jika anda hanya memiliki atribut sarjana. Anda boleh sarjana, tetapi pertanyaan ikutannya adalah keterampilan luar, kalau tidak memiliki keterampilan tidak cukup untuk bisa mengakses dalam dunia kerja karna tidak dibarengi dengan keterampilan. Keempat, melalui proses ini sehinggga adik-adik memiliki manajerial yang baik, agar bisa berkompetisi. Melalui proses ini juga membangun relasi yang luas,” ungkap Hurek***

 

goran making


Share your love
Suluh Nusa
Suluh Nusa

bagaimana engkau bisa belajar berenang dan menyelam, sementara engkau masih berada di atas tempat tidur.?

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *