suluhnusa.com – Membaca, Berbicara, mendengar dan menulis adalah kemampuan dasar manusia untuk komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik adalah bekal anak untuk sukses. Hanya saja, orang tua kurang memahami hal ini. Apa lagi dengan semakin maraknya perkembangan informasi dan tekonologi tak jarang kita dapati hampir sebagian besar orang tua tidak memperhatikan hal ini.
Budaya baca misalnya, saat ini minat baca anak Indonesia amat kecil. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK); televisi, komputer dan media sosial tidak hanya mendatangkan pengaruh postif tapi juga negatif.
Mengingat pentingnya Literasi di Lewotana, Kabupaten Lembata, Keluarga besar mahasiswa pemuda Lembata Jabodetabek (Kemadabaja) Minggu, (09/09/2018) melakukan kegiatan Literasi berbasis alam dengan mengambil tempat di Rumah Sayang, Desa Loang,kecamatan Nagawutung Kabupaten Lembata. Kegiatan ini dihadiri anak anak SDI Loang II dan pengurus Rumah sayang serta masyarakat setempat.
Rumah sayang adalah tempat pembudidayaan Penyu (Tukik) dan juga Rumah Baca berbasis alam.
Kegiatan Literasi berbasis Alam dimulai sejak pukul 13.00 WITA tetapi anak anak sudah tiba di lokasi sejak pukul 10.00 WITA. Bersama orang tua dan guru yang mendampingi mereka antusias mendengar penjelasan kakak kakak panitia sambil sesekali bertanya dan bernyanyi. Juga diselingi games dan sesi tanya jawab.Anak anak bercerita tentang apa yang dibaca, dan juga membuat puisi tentang cita cita.
Ketua Umum Kemadabaja periode 2018/2019 saudara Rolandus Boli Belutowe dalam sambutannya mengungkapkan pentingnya literasi di Lewotana mengingat kurangnya minat baca dan sarana yang kurang memadai jika dibandinkan dengan daerah lain di Indonesia,kita masih tertinggal.
Tak hanya itu, seperti yang diungkapkan oleh salah satu pendiri Rumah Sayang , Bapak Polikarpus Bala bahwa “banyak orang suka membaca tetapi sedikit yang bisa menulis, Budaya baca harus dibarengi dengan budaya menulis”. Ujar kepala Puskesmas Loang itu.
Kemadabaja sudah dua kali melakukan kegiatan Literasi. Tahun 2017 literasi pertama bekerjasama dengan taman daun dan juga taman kodok Atadei. “Ini adalah kegiatan kita yang kedua mengingat kecintaan yang besar terhadap Lewotana”ujar mantan sekertaris kemadabaja periode 2017/2018 saudara Epen Djawang. Lanjutnya, tahun tahun mendatang kemadabaja akan terus mendukung kegiatan Literasi di Lembata.
Untuk diketahui, Setiap sore ataupun hari libur anak anak pasti menghabiskan waktu untuk membaca sambil bermain. Lokasinya yang dipinggir pantai menambah daya tarik wisatawan.Sampai sekarang sudah banyak wisatawan yang berkunjung untuk sekedar melihat pembudidayaan penyu dan belajar bersama anak anak setempat.
Ini adalah langkah awal membangun dari kampung, dari masyarakat akar rumput untuk Lembata, untuk Nusa Tenggara Timur dan untuk Indonesia cerdas.
Kegiatan Literasi berbasis Alam ditutup dengan pembagian hadiah, foto bersama dan juga doa bersama.
(asiswn)