suluhnusa.com – Orang boleh pandai setinggi langit tapi selama ia tidak menulis ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. (Pramoedya Anata Toer).
Dunia kini semakin beranjak satu. Dunia menyajikan aneka gaya tawaran yang menggiurkan. Banyak informasi sedap yang kita sadap. Namun aroma tak sedap pun membuntuti kita. Informasi sajian media menjadi sebuah keniscayaan.
Salah satu media sosial yang sangat merakyat adalah FB. Saat membuka dinding FB, kita disapa dengan sebuah tulisan, “apa yang anda pikirkan?” Tulisan bernada tantangan ini seolah sedang memantik hati dan pikiran kita. Pikiran kita dicambuk untuk dicurahkan lewat rangkaian kata. Segala rasa dan pikiran yang mendekam akan menjadi sekam.
Sandro Balawangak, yang membawakan materi tentang Menulis memancing Orang Muda Katolik dengan tema Ðipanggil Untuk Menulis.
Sebab, menurut Balawangak, Menulis sudah adalah Sabda Allah. Dia mengutip, kalimat biblis “dan lagi: dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa mulai dari Yerusalem. Kamu adalah saksi dari semuanya ini-Lukas 24:47-48.
Selain dalam perjanjian Baru, Balawangak pun mendasari materinya denga klimat biblis dari Perjanjian lama, bahwa “Lalu TUHAN menjawab aku, demikian Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah itu pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya.
An karena itu, Balawangak memantik emosi peserta camping, jika Peserta OMK tidak menulis itu dosa. Sementara itu, Maksimus Masan Kian menjelaskan manfaat menulis sungguh sungguh banyak. Masan Kian memberikan motivasi sambil menampilkan berbagai kegiatan positip, akibat dari menulis.
Untuk itu, dirinya meminta kepada OMK St. Dominico Savio, Witihama agar menulis tentang semua kegiatan dan kemajuan yan terjad di Paroki Witihama .
Selain Kelas Jurnalistik, kegiatan Camping Rohani ini juga mencari dan menemukan bakat bermusik dan menjadi dirigen. (amberkabelen)