suluhnusa.com – Badan jalan yang ditaburi debu karena sedang digusur, tak lantas merintangi niat kawanan remaja laki-laki yang bersepeda motor menuju lapangan sepak bola di Desa Koli Lanang, Kecamatan Adonara, Adonara untuk mengikuti seleksi Perseftim U17 pada Kamis, 20 Juli 2017.
Sekitar 60 (enam puluh) remaja yang tersebar dari Kecamatan Adonara, Kecamatan Adonara Tengah, Kecamatan Wotan Ulumado, Kecamatan Witihama dan Kecamatan Kelubagolit memadati lapangan sepak bola. Beberapa laki-laki dewasa termasuk 2 (dua) ibu guru turut hadir mendampingi teamnya masing-masing dari tepi lapangan.
Team seleksi tampak serius memantau tiap sesi tahapan seleksi. Pada sesi pertama peserta dibaur dan dibagi menjadi 6 (enam) team dan bertanding sebanyak 3 (tiga) kali pertandingan. Dari semua peserta, ada seorang peserta yang masih duduk di bangku SDK Horowura dari team Gelorah, namanya Ama Kopong.
Ama Kopong sangat antusias mengikuti tiap sesi latihan. “Ini pengalaman Goek pertama, Ini pengalaman pertama bagi saya. Mua mu go di dore mu (kali berikut saya juga ikut lagi). Maini terus pa mela (Kalau ini dijalankan rutin pasti sangat baik),” ucap Ama Kopong dengan wajah sumringah.
Setelah sesi pertama usai, para peserta diberi kesempatan beristirahat sejanak. Para remaja yang memiliki hobi sama sangat ramah bercengkaman meskipun sebagian dari mereka baru berkenalan di lapangan sepak bola saat bermain. Pada sesi kedua, para peserta dibagi menjadi 10 kelompok untuk berlari mengelilingi lapangan. Pada sesi ini, ketahanan fisik tiap peserta terlihat jelas.
“Go pia bisa lo kae. (Saya sudah tidak bisa lagi),” ucap seorang peserta.
Lodo mabe maa kuluk ki (keluar isap satu batang dulu),” balas seorang warga dari pinggir gawang.
Setelah merampungkan 2 (dua) sesi ini, team seleksi memberikan pengarahan kepada semua peserta. “Kalau mau menjadi pemain sepak bola profesional, rawat tubuhmu semenjak dini. Saat kamu merokok, suka mete dan sering mengkonsumsi minuman beralkhol, kamu sedang membunuh bakatmu sendiri,” jelas tegas Ari Paman.
Pada saat yang sama, Syukur, salah seorang team seleksi berbagi pengalaman dan tips kepada team dari Gelorah. Membangun sepak bola membutuhkan nyali membuka diri. Pemerintah Desa dan Sekolah hendaknya menjadi mediator mengumpulkan para remaja yang memiliki bakat sepak bola dalam wadah sepak bola dengan baik.
Sepak bola ibarat sekolah. Pada dan dalam sepak bola, para pemain dilatih bersikap jujur, bekerja sama dan toleransi. Sepak bola juga menjadi daya tarik yang kuat bagi para remaja yang berada pada fase usia mencari jati diri.
“Kenakalan para remaja yang biasa kita temui di lingkungan masyarakat dapat kita cegah dengan menyediakan ruang mengeksplorasi diri di lapangan sepak bola,” imbuh Syukur yang saat ini menjadi salah satu tenaga pendidik pada MAN Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur.
Tidak butuh waktu yang lama untuk memoles kemampuan bermain sepak bola. Jika Pemerintah Desa dan atau sekolah menyediakan peralatan latihan dengan serius saya sudi melatih anak-anak.
Syukur menyatakan butuh waktu kisaran 3 (tiga) bulan jika kita menjalankan komitmen dengan tanggung jawab. Dia menceritakan saat ini sedang melatih anak-anak di SMPS Lewolema, Desa Keluwain, Kecamatan Kelubagolit.
Baginya, uang bukan ukuran. Jikalau diminta mendampingi anak-anak, dirinya sangat senang menerimanya. Syukur menambahkan, geliat sepak bola Flores Timur kian membaik. Banyak pentolan pemain sepak bola di kampung masing-masing.
Saatnya semua pihak harus membuka diri dan memberi diri mendukung kader-kader sepak bola di kampung masing-masing untuk membangun sepak bola Flores Timur. “Sesungguhnya keindahan hidup bukan tergantung pada seberapa suksesnya kita namun tergantung pada seberapa sukses orang lain karena kita,” tantang Syukur. BRAVO PERSEFTIM.***
naskah dan foto : amberkabelen
editor: sandrowangak