suluhnusa.com_Bahagia dalam hidup, bagi Relawan Rumah Cinta, apabila mampu mengalirkan cinta kepada mereka yang membutuhkan uluran cinta.
Dan untuk itu, Relawan Rumah Cinta,menyalurkan cinta berupa bantuan kepada masyrakat di Desa Dulir, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pemberian bantuan kepada warga Desa Dulir dan Dusun Lamanunang berupa sembako dan makanan instan. hal ini disampaikan oleh Koordnator Rumah Cinta, Sumarlin Wuwur, kepada WEKLYLINE.NET, 5 Juni 2016, malam. Sumarlin mengungkapkan pihak menerima informasi tentang Rawan pangan di Desa Dulir-Lamanunang dari masyarakat setempat. Dan untuk melihat kondisi real di lapangan, Rumah Cinta mengutus dua relawannya, Agustinus Nuban dan Marcel Nuban, ke Desa Dulir-Lamanunang.
“Pada musim hujan kami tanam padi dan jagung sebanyak tiga kali. Sebanyak tiga kali tanam itu, padi dan jagung memang tumbuh, berbunga dan berbuah. Tetapi ketika akan panen ternyata padi dan jagung yang berbuah itu tidak ada isinya.” Tutur seorang ibu yang ditemui di rumahnya. Rumah yang lebih layak disebut sebagai gubuk.
Perjalanan kedua dilakukan oleh Sumarlin Wuwur dan Hendrikus Nimo Duan. Dua orang ini pun diutus oleh Rumah Cinta untuk mencari informasi tambahan dari Pastor Paroki Lerek, Rm. Pius.
“Benar, di Dulir itu ada gagal panen sebanyak tiga kali. Saat ini warga di sana mengalami rawan pangan.” Jelas Romo Pius.
“Kami telah mengumumkan ke setiap stasi di Paroki Lerek untuk memberikan bantuan ke sana.”
Pria asal Adonara itu lebih lanjut menjelaskan tentang upaya penanganan dari Paroki Lerek untuk mengatasi krisis pangan yang sedang dialami oleh umatnya di Dulir.
“Fakta di lapangan didapati, warga Desa Dulir-Lamanunang, mengalami gagal panen dan berakibat mereka menderita rawan pangan. Untuk memastikan itu, relawan bukan hanya turun satu kali, tetapi sebanyak dua kali. Dan kami berkesimpulan bahwa warga Dulir harus dibantu saat kami mengunjungi mereka untuk ketig kali dengan membawa serta bantuan seadanya,” ungkap Sumarlin.
Lebih jauh Sumarlin menceritakan, Warga Desa Dulir mengalami gagal panen selama tiga kali sepanjang musim tanam tahun 2016. Untuk mengatasi rawan pangan ini, Pastor Paroki Lerek, umat paroki Lerek mengumpulkan sebagian hasil panennya untuk diberikan kepada warga Dulir.
“Kami sangat berterimakasih karena ada orang-orang baik dan tulus memberikan bantuan kepada warga Dulir yang mengalami krisis pangan di sana.” Ungkap Vigis Koban di sela-sela kegiatan penggalangan bantuan sosial “Peduli Dulir.”
Bantuan yang diberikan bervariasi mulai dari beras, beras jagung, dan mie instant. Sekedar diketahui bahwa David Vigis Koban yang kerap kami juluki sebagai “The Lamafa from Labala” adalah seorang kapten kapal yang tidak hanya memiliki insting penakluk samudera, tetapi juga memiliki hati yang peduli dan peka terhadap gejala-gejala dan permasalahan sosial yang tengah terjadi.
Uluran tangan “Peduli Dulir” kumpulkan Relawan Rumah Cinta selama seminggu dari orang-orang baik, tulus dan peduli dan telah disalurkan ke warga Dulir Paroki Lerek, Minggu, 05 Juni 2016, diterima Rm. Pius sebagai Pastor Paroki Lerek disaksikan oleh Ketua Dewan Stasi Dulir, Bapak Tresianus Tapun.
Dalam sambutan sederhana di Pastoran Lerek, Romo Pius menyatakan rasa syukur dan terimakasih tak terhingga atas kepedulian dari Relawan Rumah Cinta yang telah memberikan bantuan dalam rangka membantu Umat Stasi Dulir.
Demikian halnya juga dengan Ketua Stasi Dulir, Tersianus Tapun, beliau mewakili seluruh umat Stasi Dulir mengucapkan limpah terimakasih atas uluran kasih dan kepedulian terhadap musibah yang sedang merundung mereka.
Relawan Rumah Cinta yang menyalurkan bantuan langsung ke warga Dulir adalah ‘The Lamafa from Labala” David Visgis Koban, Agustinus G. Nuban, Sumarlin Wuwur, Challe Blia, Marsel ‘Cobra’ Nuban, Hendrikus Nimo Duan dan Ansi Lamak. (sandrowangak)