suluhnusa.com_TNI bersama rakyat turun ke kebun dan sawah
Pangan adalah senjata. Begitulah yang dikatakan Presiden Pertama RI Bung Karno. Suatu negara apabila menguasai bidang pertanian sebagai bahan baku makanan akan menjadi Negara besar.
Sebaliknya apabila suatu negara untuk memenuhi kebutuhan pangannya bergantung pada negara lain (impor) negara tersebut pada akhirnya akan mengalami keruntuhan.
Pemikiran Bung Karno itu jugalah yang barangkali membuat Tentara Nasional Indonesia (TNI) mau melibatkan diri untuk mencapai swasembada pangan, juga di era Kabinet Kerja Joko Widodo saat ini. Sebanyak 50 ribu Babinsa TNI dilibatkan untuk membantu Kementerian Pertanian meningkatkan produksi pangan nasional.
Pada tahun 1959, para pemanggul senjata juga telah dilibatkan langsung untuk mengajak petani menanam padi.
Sejarah telah berulang dan terus akan berulang terutama bila kondisi pangan berulang dari buruk menjadi baik dan berubah buruk kembali.
Saat ini jutaan km irigasi rusak, waduk-waduk yang dibangun pada Era Presiden Soeharto mendangkal, sistem produksi padi tidak lagi tertata dengan baik sebagaimana pada Era Bimas, sistem penyuluhan menghadapi tantangan berat otonomi daerah. Semua ini menuntut pembenahan dari kita.
Lebih dari itu ada pembusukan berpikir yang mungkin terjadi di kalangan petinggi dan pedagang. Mereka berpikir kenapa harus memproduksi pangan sendiri, kalau impor pangan harganya murah.
Pedagang dengan beragam dalih melobi oknum pemerintah agar memberi ijin impor. Tidak disadari kondisi ini telah melemahkan kedaulatan pangan kita. Senjata pangan kita menjadi loyo.
Diperlukan semangat yang luar biasa untuk menghidupkan kembali pemikiran yang membusuk ini. Diperlukan kerja keras, cerdas dan dukungan dana yang lebih dari cukup agar pangan di negeri ini kembali menjadi senjata yang bisa menjadikan pemiliknya bangga dan berdiri tegak.
Menteri Pertanian berusaha keras untuk bisa mengembalikan kejayaan pangan yang pernah dimiliki Indonesia. Tiga bulan terakhir Mentan blusukan ke 16 propinsi sentra pangan kita untuk memperbaiki senjata pangan kita agar bisa menyalak dengan keras.
Negara yang kuat adalah negara yang pangannya tercukupi. Demikian kata Wakil Aster KASAD Brigjen TNI, Komaruddin Simanjuntak.
Di NTT Komandan Korem Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI, Heri Wiranto mendorong prajurit TNI menjadi pelopor swasembada pangan. Prajurit TNI harus bisa menjadi petani bersama petani di ladang kering dan sawah di NTT.
Buktinya, beberapa Kodim di wilayah Korem 161 Wira Sakti Kupang mengirim prajurit ke kebun dan sawah. Bukan untuk berperang tetapi untuk membantu petani menanam padi dan jagung. Ini benar-benar istimewa. Betapa tidak perajurit TNI selalu ada bersama rakyat. Seperti mencari jarum yang jatuh, TNI diminta harus bisa menyelesaikan masalah masyarakat.
Danrem dlam arahan kepada seluruh Dandim menegaskan Selasa, 6 Oktober 2015, di Makorem 161/Wira Sakti Kupang meminta agar seluruh jajaran TNI di bawah komando Korem 161 Wira Sakti harus turun membantu petani di ladang dan sawah.
Semua ini dilakukan untuk membantu NKRI dalam mengembalikan swasembada pangan. Program ini menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama.
“TNI bersama rakyat turun ke kebun dan sawah,” tegas Danrem Heri Wiranto, usai serah terima jabatan Dandim Flotim dan Sumba Timur, 6 Oktober 2015 (sandrowangak)