suluhnusa.com_Selama ini sejak turun temurun warga Sokon di Kota Kupang, ketika malam malam tiba hanya menggunakan minyak tanah.
Lingkungan Sokon dan Oelbitog, nama ini mungkin saja asing ditelinga warga Kota Kupang. Di kampung ini dihuni dua RT yakni RT 25 (Sokon 37 KK) dan RT 24 (Oelbitog 22 KK), sebagian besar kehidupan masyarakat dari hasil bertani serta beternak.
Sokon dan Oelbitog merupakan bagian dari wilayah Kelurahan Fatukoa Kecamatan Maulafa Kota Kupang, yang dihuni masyarakat etnis Timor. Cukup mudah untuk mendapatkan sayur mayur di wilayah itu dengan harga cukup murah terutama pada musim tanam seperti sekarang ini.
Namun sangat disayangkan kalau Sokon serta Oelbitog sebagai salah satu daerah kantong pertanian Kota Kupang sejak dulu sampai sekarang ini belum juga menikmati penerangan listrik.
Atas kondisi itu, Senin, 27 Juli 2015 suluhnusa.com, sepakat untuk melihat dari dekat kondisi yang dialami warga saat itu. Sekitar pukul 10.00 wita dengan mobil pelayanan masyarakat (Pelmas) seijin Kepala Bidang Sarkom Silas Bantaika kru tabloid itu beranjak ke lokasi tujuan.
Untuk mencapai daerah itu cukup memakan waktu lama apa bila ditempuh melewati pusat Kelurahan di Fatukoa, sehingga wartawan media itu memutuskan untuk melintasi wilayah Desa Oelomin Kecamatan Nekamese Kabupaten Kupang yang jarak tempuhnya boleh dibilang lebih singkat.
Jarum jam menunjukan pukul 10 lebih 56 menit atau sekitar satu jam jarak tempuh kami dari redaksi tiba di Rumah pengujian kendaraan Bello baru separuh jalan mencapai lokasi itu. Setelah sekitar 600 meter melewati rumah pengujuian kendaraan bermotor milik Dinas Perhubungan Kota Kupang di Kelurahan Bello, mobil kijang tua warna hijau tua berbelok kanan masuk wilayah Desa Oelomin.
Saat itu kendaraan yang ditumpangi terasa oleng karena kondisi jalan lapen tetapi sebagian besar sudah terlihat rusak berat sehingga pengendara kendaraan roda dua maupun empat mesti berhati-hati melewati jalan dimaksud. Tidak hanya itu hampir satu kilometer setelah Desa Oelomin sebelum sampai ke lokasi tujuan, Yunus Baitanu yang sejak tadi di depan setir mesti kembali berhati-hati karena kendaraan yang kami tumpangi melewati jalan yang belum beraspal sebagian wilayah jalan itu milik Pemerintah Kabupaten Kupang dan sisanya milik Pemda Kota Kupang yang hingga kini belum beraspal.
Sepanjang jalan setelah melewati Desa Oelomin di sisi kanan jalan telah terpancang tiang listrik lengkap dengan jaringan kabel tujuan Oelbitog dan Sokon, dan di sisi kiri maupun kanan pandangan kami disuguhi dengan hutan lamtoro serta jambu mete milik warga sekitar.
Lepas jalan berbatu di batas Kota antara Sokon dengan Oelomin terdapat jalan aspal sepanjang kurang lebih 500 meter dengan. Kendaraan yang kami tumpangi berhenti persis didepan dua orang ibu tua di bahu memikul sayur hasil kebun yang baru saja dipanen dari kebun.
Setelah kru media ini memberi salam, iapun membalas dengan penuh ramah sambil menegok ke kiri serta ke kanan ibu tua itu bertanya soal keberadaan kami siang itu, kami menjelaskan keberadaan kami saat itu. Ibu tua itupun bersedia menjelaskan kondisi kesulitan yang dialami warga sekitar. Ia mengaku untuk menjajakan jualan hasil kebun ke pasar, warga sekitar hanya memanfaatkan jasa ojek dengan melewati Desa Oelomin sebagai satu-satunya jalan alternative.
Karena menurut Lodia apabila melewati pusat Kelurahan di Fatukoa jarak tempuh cukup jauh serta mahal. Sehingga warga sering melewati jalan Desa Oelomin.
Disinggung soal penerangan listrik Lodia serta Sipora Nifu saat itu mengatakan, sejak dahulu sampai sekarang atau sejak Negara RI merdeka sampai sekarang ini, baru pernah menikmati penerangan listrik dari PLN. Selama ini warga hanya menerangi kehidupan aktifitas malam dengan minyak bakar seadanya.
“Kami di sini pak sejak Indonesia merdeka sampai sekarang baru pernah rasakan terangnya listrik, selama ini sejak turun temurun kalau ada aktifitas malam hanya manfaatkan minyak bakar (minyak tanah), kalau ada yang punya uang waktu pesta biasanya sewa genset,” jelas Sipora yang dibenarkan Lodia.
Hal senada juga diungkapkan Orias Nifu Ketua RT 24 Kelurahan Fatukoa, ia mengatakan apresiasi yang tinggi kepada Walikota Kupang Jonas Salean karena setelah Jonas salean Walikota warga Sokon bisa nikmati listrik.
“Yang terjadi selama ini kami merasa belum merdeka dan dianaktirikan oleh pemerintah, tetapi kami berterimakasih kepada Bapak Jonas Salean karena setelah beliau jadi Walikota baru kami nikmati listrik,” jelas Orias yang juga dibenarkan Agustinus Nifu warga sekitar.
Agus mengatakan, yang dirasakan warga Sokon fatukoa saat ini seperti judul bukul goresan R.A Kartini “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Sehingga baik Orias maupun Agus berharap agar setelah terang pemerintah Kota Kupang di bawah kendali Walikota Jonas Salean membenahi jalan yang ada untuk mempermudah petani membawa hasil panenan ke pasar.
Dari sana kendaraan yang kami tumpangi melanjutkan perjalan ke RT 25 Sokon, di sana kami juga mendapati Ketua RT Daniel Boenbalan, hampir senada warga menyatakan terimakasihnya kepada Walikota Kupang Jonas Salean. Karena setelah Jonas menjadi Walikota warga yang sudah tertinggal dari penerangan listrik selama ini akhirnya boleh merasakan terangnya listrik.
Termasuk dengan listrik warga dapat mempermudah pekerjaaan menyiram dengan memenafaatkan arus listrik.
“Memang sampai sekarang belum semua terpasang instalasi hanya baru beberpa rumah di RT 24 tetapi sekarang ini instalasi dari tiang induk sudah sampai di depan Pustu Sokon ini sehingga kami sangat mensyukuri semua yang telah di berikan Walikota,” kata Boenbalan yang ditemui di kediamannya siang itu.
Ia berharap agar PLN serius mengerjakan jaringan yang sudah ada agar bisa semua warga menikmati listrik karena selama ini baru beberapa KK yang sidah diterangi listrik.
Sementara itu Vinsen Nahak Kepala Puskesmas Pembantu (Pustu) Sokon yang ditemui di ruang kerjanya saat itu mengatakan, aktifitas pelayanan di Pustu saat ini tidak banyak membutuhkan penerangan listrik.
Tetapi di waktu-waktu mendatang ketika perkembangan penduduk semakin banyak maka tentu dibutuhkan penerangan listrik. Sehingga Nahak pun berharap dengan isntalasi kabel listrik yang sudah ada dua atau tiga bulan mendatang dipastikan warga Sokon sudah bisa nikmati listrik. (Goris Takene)