suluhnusa.com_Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayan Profesor Musliar Karim melakukan peninjauan pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di SMP di beberapa sekolah di Denpasar, Senin, 5 Mei 2014.
Musliar mengakui jika selama proses UN SMP mulai dari percetakan soal, distribusi, hingga pengawalan soal di masing-masing sekolah dijaga ketat oleh pihak kepolisian dan instansi terkait.
“Kita sudah kawal sejak awal mulai dari proses percetakan hingga distribusi, semua soal dalam keadaan aman terkendali,” katanya.
Ia menghimbau agar seluruh siswa di Indonesia tidak boleh percaya dengan kebocoran soal atau kunci jawaban karena beberapa kasus sudah membuktikan bocoran soal itu ternyata salah.
Dan siswa yang percaya dengan soal ujian bocoran ternyata tidak lulus. Menurutnya, cela untuk terjadinya kebocoran sangat kecil karena selain polisi, ada juga lembaga independen yang memantau mulai dari pendistribusian soal hingga soal-soal itu ada di sekolah.
“Kepada para siswa kita berharap agar tidak boleh percaya dengan kunci jawaban yang beredar secara liar. Lebih baik lulus dengan hasil keringat sendiri dari pada percaya dengan kunci jawaban palsu,” ujarnya.
Wamen juga mengakui jika terjadi revisi beberapa soal. Revisi tersebut terjadi karena ada penyebutan beberapa tokoh politik di Indonesia dalam contoh soal.
“Yang ada itu bukan penarikan soal tetapi revisi karena menyebut beberapa tokoh politik di Indonesia seperti Jokowi. Dan kita menjamin jika soal dalam keadaan lengkap saat dikerjakan oleh peserta ujian,” pungkasnya. (kresia)