suluhnusa.com_Hendaklah sebuah masalah diselesaikan tanpa efektif dan efisien. tanpa ada kepentingan. Terbuka dan bertanggungjawab. Bila ada forum yang dibentuk untuk mencari solusi atas persoalan itu, penting untuk tidak saling mencurigai. Tetapi bila curiga itu muncul lantaran masalah terkatungt-katung sudah pasti menimbulkan resah. Dan keresahan yang berlarut bisa berujung rusuh. Ibarat, air sudah terlanjur keruh, jangan coba membuang pancing.
Inilah gambaran situasi di Flores Timur terkait masalah nasabah Mitra Tiara yang sampai dengan saat ini belum ada penyelesaian. Terkatung-katung dan bahkan tidak lagi memberikan harapan atas penyelesaian masalah tersebut.
Adalah Forum Peduli Nasabah LKF Mitra Tiara. Dibentuk sebagai wujud kepedulian terhadap persoalan pelik Nasabah Mita Tiara dan dan diharapkan mampu menawarkan solusi, hampir pasti pupus.
Seorang nasabah Mitra Tiara, kepada suluhnusa.com, 27 Februari 2014, mengaku kurang meyakini Forum bentukan Pater Marianus Sila, SVD. Bahkan dirinya sungguh meyakini forum ini akan berhasil mencari solusi penyelesaian atas masalah yang mereka hadapi.
Alasannya sederhana, sejak di bentuk awal Feburari lalu, hingga saat ini Forum tidak pernah memberitahukan hasil perjuangan mereka terhadap nasabah Mita Tiara.
Naifnya lagi, ketika para nasabah meminta mempertanyakan persoalan tersebut, Forum Mita Tiara yang diketuai oleh Johanes Juan Kwen ini menolak untuk memberikan penjelasan berikut pertangungjawaban.
“Ini yang meresahkan kami. Kami sudah resah dengan niko ladi dan Mitra Tiara. Dan berharap Forum peduli ini bisa memberikan harapan. Ternyata sama saja. Bahkan, tidak ada penjelasan dan pertanngungjawaban. Ini yang membuat kami bertambah resah. Kami tidak yakin perjuangan ini berhasil,” ungkap seorang nasabah yang meminta agar namanya tidak di tulis oleh wartawan suluhnusa.com.
Parahnya lagi, belakangan diketahui bahwa ternyata forum itu sudah bubar sebelum masalah diselesaikan. Bahkan bubarnya Forum itu disinyalir setelah pertemuan Pater Marianus Sila, SVD dengan Niko Ladi di Jakarta. Dan sayangnya, Polisi sampai dengan saat ini belum menemukan keberadaan Niko Ladi.
Ungkapan hati salah seorang nasabah ini mewakili sekitar 500-an nasabah Mitra Tiara. Keresahan ini juga diungkapkan oleh beberapa nasabah lain, dengan menggebrak meja saat digelar pertemuan yang dipimpin oleh pendiri forum, Pater Marianus Sila, SVD.
Fidelis Patman Werang, nasabah LKF Mitra Tiara lainnya yang hadir dalam pertemuan itu secara tegas dan lantang menyatakan, ada actor-aktor Intelektual yang bermain dibelakang layar atas perkembangan kasus mitra Tiara.
Patman menyampaikan satu satunya jalan agar masalah yang dihadapi ini bisa terselesaikan adalah, pihak kepolisian harus berupaya mendatangkan Niko Ladi karena dialah yang paling bertangungjawab.
“Saya mau sampaikan kepada semua nasabah, bahwa bola panas itu sekarang ada pada seorang Niko mau kemana ia menendang cuma dia yang tau. Saya usulkan supaya Pihak kepolisian harus bertindak cepat datangkan Niko untuk bisa bertangungjawab atas kondisi ini. Karena kasus ini sudah berlarut-larut. Kasian para nasabah yang sudah melarat dibuat tambah melarat,” ungkap Patman.
pertemuan itu sendiri dihadiri oleh sekitar 500 –an nasabah, dan forum pejuang hak nasabah Mitra Tiara, yang dilakukan di kantor Mitra Tiara, Kelurahan Ekasapta-Lewowerang, Kota Larantuka Kabupaten Flores Timur, 26 Februari 2014. Pada pertemuan itu, Pater Marianus Sila, menjelaskan dirinya bersama forum mengundang para nasabah Mitra Tiara untuk kembali mengelar rapat dan berdialog bersama nasabah untuk mencari jalan keluar bersama dalam memperjuangkan hak nasabah Mitra Tiara.
Hadir dalam pertemuan ini adalah pengurus Forum Pejuang Hak Nasabah Mitra Tiara dan kurang lebih sekitar lima ratus (500) nasabah yang berasal dari beberapa wilayah.
Marianus menjelaskan bahwa tujuan pembentukan Forum Pejuang Hak Nasabah Mitra Tiara tidak lain memperjuangkan hak nasabah dengan dengan mendata dan menelusuri asset-aset Niko Ladi baik aset bergerak berupa Mobil, dan Sepeda Motor, juga aset yang tidak bergerak seperti Tanah dan Bangunan.
Selain itu, aset lain yang dimiliki oleh Niko Ladi yang tidak bergerak adalah uang Nasabah yang dipinjamkan secara Perorangan di Larantuka dan juga di Kupang.
Terang Marianus, jika Semua aset terkumpul maka keyakinan kami walau sedikit, uang nasabah akan bisa dikembalikan. Selain tujuan yang ada, tujuan lain dari Forum yang dibentuk adalah, bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mendatangkan Niko demi memperlancar urusan penelusuran aset aset yang dimiliki Niko baik di Larantuka maupun di daerah lain disekitar kota Larantuka.
Pertemuan menjadi sedikit panas ketika beberapa nasabah mempertanyakan hasil kerja Forum selama ini, tetapi Forum menolak untuk memberikan penjelasan dan pertanggungjawaban. Penolakan forum ini, membuat beberapa nasabah resah dan menggebrak meja.
Hingga pkl 14.00 siang rapat belum menemukan kata putus bersama, sementara para nasabah yang hadir saat itu meminta agar hari itu juga Pater Marianus selaku pendiri Forum dan juga pengurus Forum lainnnya bertemu langsung dengan Kapolres Flores Timur untuk menyampaikan tuntutan nasabah.
Permintaan ini nasabah ini disanggupi oleh Pater Marianus dan menghentikan siding sementara, sampai pertemuan dengan kapolres Flotim selesai. Sayangnya, pada saat yang bersamaan Kapolres Flotim tidak sedang berada ditempat karena melaksanakan kunjungan dinas ke Polsek Wulanggitang.
Hingga hari menjelang malam, Pater Marianus dan utusan Forum lainnya belum kembali menemui para nasabah yang sudah resah menunggu. Ada beberapa nasabah yang memilih untuk pulang, tetapi sebagian bertahan menunggu Pater Marianus dan utusan forum. Dan sampai berita ini ditulis, pada 26 Februari 2014, Pkl. 18.30, belum ada tanda-tanda pertemuan akan dolanjutkan kembali. Nasabahpun kelihatan semakin resah, tetapi semoga tidak berujung rusuh. (Maksimus Masan Kian)