suluhnusa.com_ Karena dukungannya, lagu ini dinyanyikan dengan baik.
Lirik holy night mengingatkan Ema Domaking ada kisah natal yang yang jauh di dusun Murunona Ile Ape. Ada tetesan air mata, dari Melkior Gudi Lazar ketika lantunan lagu Selamat Natal Mama dari Viktor Hutabarat melantun merdu, teringat akan kenangan natal di dusun kecil Desa Hadakewa.
Tak terasa sudah 13 tahun saya di Denpasar-Bali. Merantau encar nafkah. Mengais rejeki untuk sepiring dua senduk nasi. 13 ahun lalu, waktu itu saya masih teralu kecil untuk meninggakan Hadakewa, sebuah desa Kecil di Lembata. Merantau ke Bali. Dan selama itu pula, saya sendiri sendiri merayakan natal dan tahun baru tanpa kehadiran orang-orang tercinta. Rindu ibu juga bapak dan sanak saudara.
Sesak terasa, ada linangan air mata ketika natal tiba. Awaalnya memang enak, karena saya bisa hidup mandiri tanpa kekangan dari orangtua, bebas pulang jam berapa saja, pokoknya serba bebas. Kebebsan itu menjadi tidak ada arti ketika natal dan tahun baru tiba. Saya merindukan natal di pasar hadakewa. Rindu natal di kedang. Di jontona. Di atadei. Rindu dengan bau ikan paus. Rindu dengan aroma siput di Lewoleba. Rindu pulang ke Boto dan Puor dengan oto Labomi.
Ini adalah nukilan hati, Melkianus Gudi Lazar, warga Lembata yang merantau di Denpasar-Bali. Kata hari Gudi Lazar ini mewakili 40 Kepala Keluarga Lembata yang terhimpun dalam PERMATA-LEMBATA di Denpasar. Bahwa, seindah-indahnya tanah para dewa,lebih indah tanah leluhur di Lepan Batan. Seharum-harumnya dupa Bali, lebih harum bauh tuak di ile ape.
Permata-Perhimpunan Masyarakat Lembata di Denpasar, Selasa, 14 Januari 2014, menggelar kegiatan natal bersama di Banjar Bhineka Nusa Kauh, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara-Kabupaten Badung Bali.
Beni Langoday, Ketua Permata, kepada suluhnusa.com, mengungkapkan kegiatan ini merupakan reunifikasi seluruh warga Lembata yang ada di Denpasr. Natal dan Pesta Pergantian Tahun sebagai momentum yang tepat untuk meningkatkan rasa anggota Permata di Denpasar sebagai satu keluarga besar yang lahir dari satu rahim nenek moyang. Rahim tanah Lembata.
Langoday mengungkapkan, tema perayaan syukuran natal bersama 2014, yakni Selamat Ulang Tahun Lerawulan Tanah ekan, Heke Meget Lewotana Kamen. Thema ini, demikian Langoday, menegaskan bahwa walau jauh diperantauan, masyarakat Lembata yang lahir dari rahim Lerawulan Tanah Ekan Lembata tetap menyatu, pun tak lupa dengan tanah leluhurnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Penasehat Permata-Bali, Herman Oleona, bahwa siapapun yang merantau harus tetap ingat kampong halaman sebagai leluhur dan asal kelahiran. Sebab, perantau yang berhasil adalah mereka yang mampu memberikan sumbangsi dan perubahan terhadap kemajuan lewotana Lembata.
Tak luput, ketua Lamaholot, Abdul Tayeb dalam sambuatanya mengungkapkan Permata-Denpasar merupakan bagian dari Lamaholot. Dan Lamaholot sebagai induk organisasi, akan terus mengayomi semua keluarga Permata. Akan tetapi, Tayeb juga mengingatkan agar kewajiban sebagai masyarakat perantau sebagai satu keluarga besar harus dipenuhi melalui paguyuban. Dan Permata-Bali harus bisa menjadi penopang kekuatan Lamaholot di Bali.
Hadir pula dalam kegiatan Natal bersama itu, Ketua Flobamora, Yosep Yulius Diaz atau lebih dikenal denganYusdi Diaz. Dalam kesempatan itu, Yusdi meminta agar, Permata Lembata terus memperkokoh diri dan menjadikan organisasi tempat berkumpul dan memperkuat organisasi induk yang lebih tinggi, yakni Lamaholot dan Flobamora.
“Suara saya pas-pasan tetapi berkat dukungan semua yang hadir maka kita semua bisa menyanyikan lagu ini dengan baik,” ungkap Yusdi filosofis penuh makna.
Selain Yusdi, hadir pula seluruh masyarakat Lembata di Denpasar dan dimeriahkan oleh Group Band, dari Gabby Ruing dkk dan mahasiswa Lembata di Denpasar. (sandro wangak)