suluhnusa.com_Pendidikan dan ilmu pengetahuan saat ini sudah menjadi kebutuhan hidup. Bukan lagi menjadi kebutuhan sekunder, tetapi menjadi kebutuhan primer. Setiap anak-anak usia sekolah mesti mengenyam pendidikan di bangku sekolah. Idealnya demikian. Tetapi tidak demikian Dusun Muntigunung, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali.
Menurut mereka dari pada pergi ke sekolah dan tidak mendapat recehan hari itu, lebih baik pergi ke kota Denpasar dan beberapa kota lainnya di Bali untuk menggepeng atau mengemis. Ini nyata dan ideal menurut mereka.
Langkah nyata telah dilakukan semenjak bertahun tahun lalu dengan membangun sekolah-sekolah termasuk di daerah terpencil yang notabene sangat sulit dijangkau karena geografis yang tidak mendukung.
Siang itu ruang di sebuah ruang kelas dua terlihat sepi , tidak seperti biasanya. Beberapa bangku siswa terihat kosong . Enam dari 30 siswa kelas satu sekolah dasar tidak hadir hari itu. Hal ini sudah berlangsung beberapa hari belakangan.
Sekolah tersebut adalah SDN 6 Tianyar yang terletak di Dusun Muntigunung, Desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali. Sekolah yang terletak 6 kilometer dari jalan raya Singaraja Amlapura tersebut dikatagorikan sebagai sekolah terpencil, bersama beberapa sekolah lain di wilayah kecamatan Kubu yaitu SDN 8 Tianyar , SDN 3 Ban, SDN 5 Ban , SDN 2 Tianyar Tengah dan SDN 3 Tianyar Barat.
Keberadaan sekolah terpencil disebabkan karena akses jalan menuju sekolah sangat tidak layak dan merupakan jalan setapak beberapa kilometer jauhnya. Menurut Agus Tanaya , guru SD 6 Tianyar, angka drop out di sekolah tersebut tergolong sangat tinggi berkisar 40% pertahun .
“Saya sering mengajar olah raga dua kelas sekaligus. Bukan karena tidak ada guru, tetapi untuk materi tertentu seperti permainan sepak bola, yang membutuhkan banyak pemain, satu kelas tidak cukup sebab banyak siswa yang tidak hadir hampir mencapai 20% “
Selain geografi yang relative sulit, kurangnya kesadaran akan pendidikan dari masyarakat lingkungan yang suka miras dan perjudian serta ekonomi masyarakat yang masih tergolong rendah, adalah tantangan terbesar bagi warga sekolah utamanya pendidik untuk memotivasi siswa agar tidak terjadi drop out.
Untuk itu SDN 6 Tianyar dilengkapi dengan tiga kelas jauh (filial) yang terletak sekitar satu atau dua kilometer sekolah induk . Kelas jauh bertujuan menjaring siswa yang berada jauh dari sekolah induk sehingga memungkinkan bagi mereka tetap bersekolah tanpa harus berjalan berkilo kilo meter menuju sekolah induk.
Kelas jauh merupakan kelas paralel lengkap terdiri dari kelas satu sampai kelas enam , terletak di Dusun Klumpu, Dusun Baru, dan Dusun Tiingtali. Meskipun demikian menurut I Gusti Komang Swardayasa, guru agama di SDN 6 Tianyar , sekolah masih kekurangan ruang belajar untuk bisa dikatakan ideal dalam pelayanan terhadap siswa.
Namun meskipun dalam penerimaan siswa di awal tahun lumayan tinggi , dalam perjalanan sering terjadi penyusutan hingga mencapai 40 %. Sebagai contoh , dari 110 orang siswa kelas satu pada penerimaan siswa tahun ajaran 2013/2014 sekitar 20 orang menggepeng. Terutama siswa dari kelas satu sampai kelas tiga. Umumnya mereka diajak oleh orang tuanya ke daerah perkotaan untuk menjadi pengemis terutama sekali di wilayah Kota Denpasar. Itu baru kelas satu belum kelas kelas yang lainnya.
Kegiatan menggepeng dilakukan sekitar dua sampai tiga bulan. Terkadang mereka kembali memasuki bangku sekolah apabila telah kembali ke desa namun tidak sedikit yang langsung berhenti dari sekolah. Mereka yang berhenti dari sekolah bukan hanya menjalani kehidupan menjadi gepeng tapi juga bekerja menjadi buruh tani, seperti buruh pemetik cengkeh. Sehingga apabila kegiatan panen telah selesai , mereka kembali bersekolah lagi.
Namun bukan berarti SDN 6 Tianyar miskin prestasi karena hal tersebut. Beberapa prestasi pernah diraih bahkan di Tingkat Provinsi diantaranya juara 3 pada Olimpiade Olah Raga cabang Atletik, juara 3 Olimpiade Olah Raga Cabang Catur, dan juara 3 Silat pada Porseni tingkat Provinsi.
Kenyataan ini berlangsung sampai dengan saat ini. Menggepeng tetap dilakoni, sekolahg tetap berjalan dan prestasi terus diukir oleh SD N 6 Tianyar, Desa Kubu, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Sesuatu banget….!(luh dias)