Guru Dolu Dikeroyok Satu Keluarga, Dianiaya Dari Dalam Kelas Sampai Halaman Sekolah

SULUHNUSA, LEMBATA – SEORANG Guru di Lembata mengaku dianiaya dan dikeroyok oleh dua orang, bapak dan anak berinisial MRS (21) di ruangan Kelas SMAN I Nubatukan, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.

Kejadian ini terjadi di ruangan kelas XIC-4, 19, SMAN I Nubatukan 19 Februari 2024.

Korban, Daminus Dolu, kepada wartawan menjelaskan dirinya seperti biasa melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar diawali dengan mengecek kehadiran siswa sekaligus mengecek kelengkapan catatan.

Saat mengecek kelengkapan siswi berinisial PAN sibuk mencatat sehingga Korban Daminaus Dolu menegur. Sayangnya teguran Korban Daminus dibantah oleh siswi PAN dengan alasan lupa sambil menggerutu.

“Saat saya mau melangkah ke samping kiri, siswi tersebut dengan nada sinis mengucapkan kalimat sante sa ka, Pa? (Santai saja pak, Red). Saya langsung refleks menepuk bahu kiri siswi tersebut, sambil menegur, Ade jaga sikap, kita dua umur tidak sama, guru tegur saja kamu jawab seperti ini, apalagi orang tua. Pada saat yang sama, saya melihat tulisan nama Puteri Anisa Nasiro di bagian pundak kiri baju menggunakan bolpoint tinta biru. Saya pun langsung menegur, itu buktinya, perempuan tulis nama di pundak baju menunjukkan sikap kurang bagus. Saat itu, saya pun langsung balik ke meja guru untuk mencatat perilaku sikap yang dilakukan oleh siswi tersebut, yang terjadi hari itu, 19 Februari 2024”, kisah Damianus Dolu.

Usai mencatat kejadian tersebut, Damianus langsung melanjutkan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Selang 20 menit Siswi berinisial PAN ini langsung keluar ruangan kelas tanpa meminta izin kepada Damianus.

“Saya pun mengabaikannya dan terus melakukan proses pembelajaran.Sekitar masuk jam 10 pagi, pada saat itu saya sedang mendampingi siswa-siswi dalam kelompok bagian belakang, siswi yang bersangkutan masuk kembali ke dalam ruang kelas dan mengambil tas dan keluar ruang kelas lagi tanpa ijin disaat bersamaan Bapak dan kakak dari siswi ini, langsung serobot masuk ke ruang kelas dan berteriak “ P*kim*i, B*ng**t, Bapa L*h*k. Bapaknya pun langsung menuju ke arah saya sambil berteriak “ ini, Pa Guru ka? Sambil menyorongkan tangan kepada saya”, tutur Damianus kepada wartawan dj Lewoleba, 9 Maret 2024.

Melihat Bapak dari Siswi PAN tersebut hendak berjabat tangan Daminus pun melakukan hal yang sama, sayangnya, Bapak ini langsung menarik tangan Damianus sambil memutar akibatnya salah satu jari Damianus terkilir.

“Tiba-tiba, kakak laki-lakinya Siswi PAN berinisial MRS  naik di atas meja dan langsung lompat menendang di dada dan saya sehingga terbuang ke belakang. Pada saat itu saya berusaha untuk menghindar berlari ke arah kanan bagian deretan meja bagian belakang, namun kakaknnya kejar, langsung menarik baju dan menghantam di bagian belakang meninju saya dengan tangan kanannya. Saya tetap berusaha lari menghindar untuk keluar dari ruang kelas XI C-4, namun bapak dan kakaknya masih mengejar saya sampai di depan halaman sekolah, kakaknya menghantam saya di bagian dada menggunakan tangan kanannya. Saya dikeroyok dan dianiaya dari dalam kelas sampai ke luar halaman sekolah”, ungkap Damianus.

Atas kejadian ini, Daminus melapor ke Mapolres Lembata, 19 Februari 2024, dengan laporan polisi nomor LP/ B/ 24/ II/2024/SPKT /RES LEMBATA /POLDA NTT.

Sayangnya kasus penganiayaan ini sampai dengan saat ini belum ditindaklanjuti. Pelaku pengeroyokan dan penganiayaan Guru Daminaus Dolu ini masih belum ditahan.

Korban Damianus berharap pihak kepolisian resort Lembata dapat menindaklanjuti kasus ini dengan baik sesuai aturan hukum yang berlaku. Damianus mengaku dirinya sudah divisum di RSUD Lewoleba untuk kepentingan proses hukum di Polres Lembata. +++sandro.wangak

2 Comments

  1. Inikah merdeka Belajar..merdeka segalanya..Membuat anak semena2 terhadap guru..anak didik untuk adap tapi malah melunjak…anak ada undang2, guru juga ada undang. Orang tua harus mengecek kesalahan anak yang sebenarnya. Di sekolah ada pimpinan bro. Kalau orang adap bicara baik2 ada hukum yang mengatur. Kembalikan anak itu biar orang tuanya didik sendiri..terbit ijazah sendiri. Mau minta dipindahkan juga sekolah mana yg mau terima. Kondite sudah buruk pak. Guru saja kau buay begitu.orang tua yg menunjang perilaku anak begitu, tidak lama anak berbalik lagi ke orang tua. Selaku pimpinan sekolah juga ikut lapur ke pihak keamanan pak, jangan tinggal diam. Cuma korban yang lapor giman tindakan lembaga tersebut, perlindungan terhadap kariawan. Dimana kepsek dan pata guru waktu kejadian bisanya diam saja. Satu guru di keroyok dimana wibawah semua guru di tanah air ini. Ketika dibublikasikan menjadi tontonan yang menyesatkan anak bangsa, guru menjadi tidak ada andil dalam mendidik anak bangsa. Cepat ada tindakan yang tegas, buat jera pelaku dan orang tuanya. Biadap namanya. Tidak punya balas budi. Hukum tolong tegaskan.

  2. Miris memang kejadian seperti ini bisa terjadi di dalam lingkungan sekolah, yang menjadi pertanyaan saya pribadi di manakah rekan rekan guru damianus atau satpam sekolah, mestinya ini bisa dicegah supaya tidak terjadi, ko bisa orangtua murid nyelonong masuk kedalam ruang kelas dan melakukan tindakan kekerasan, ini menjadi tanggung jawab lembaga mestinya yangelapor bukan hanya guru damianus sekolahpun sebagai sebuah lembaga harus ikut melapor atau mestinya pada saat kejadian semua guru kompak membela rekannya, kenapa mereka sendiri menjadi penikmat dari kekerasan ini, di mana Jiwa Korps mereka sebagai sesama guru, dan PGRI lembata juga jangan tinggal diam, berdiri di depan untuk mendorong proses hukum jangan hanya minta iuran ke guru giliran ada soal seperti ini seolah olah tidak tahu dan tidak.mendegar.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *