suluhnusa.com – Ambruknya plafon kantor Gubernur Provinsi NTT akibat diterpa angin kencang pada Minggu (28/1) siang, memantik rumor di sejumlah masyarakat NTT.
Masyarakat meragukan kualitas gedung yang dibangun PT. Waskita Karya senilai 176 miliar tersebut.
Namun rumor negatif yang saat ini beredar di mayarakat, ditepis Gubernur Frans Lebu Raya.
“Ini karena kondisi alam adanya angin kencang. Material semua pembangunan, ada tim khususnya yang meneliti kualitas materialnya,” kata Frans, saat meninjau langsung perbaikan kerusakan gedung Sesando, Selasa (30/1/2018).
Frans mengatakan, sebuah perusahan sekelas Waskita pasti akan menjaga nama baiknya dalam pekerjaan. Dan pekerjaannya harus bertanggung jawab.
“Nama baiknya pasti dijaga dalam pekerjaan ini. Jadi tidak mungkin kualitasnya tidak dijaga,” kata Frans.
Ditambahkannya, pengerjaan perbaikan itu nantinya menggunakan dana pemeliharaan yang sudah dianggarkan.
Secara terpisah, Kepala Biro Umum Sekretariat daerah (Setda) Nusa Tenggara Timur, Zakarias Moruk mengatakan, rusaknya plafon gedung tersebut, tidak mengganggu aktifitas perkantoran.
“Tidak mengganggu, karena aktifitas perkantoran berjalan seperti biasa,” kata Zakarias.
Menurut Zakarias, gedung Sesando sudah diserahkan ke Biro Umum Setda NTT, sehingga kerusakan ini menjadi tanggung jawab pemerintah NTT.
“Ini menjadi tanggung jawab Biro Umum, dan kami sedang menghitung kerusakan akibat terjangan angin kencang itu, ” katanya.
Dia mengaku perbaikan plafon itu akan memakan biaya sekitar Rp 20-an juta. Namun teknisnya masih dihitung dari Waskita Karya (WK).
“Ada staf teknis WK yang siap membantu perbaikan Gedung Sasando,” katanya. (sandrowangak/max/gregtakene)