suluhnusa.com_Dermaga Gunaksa disebut sebagai proyek gagal. Pasalnya sejak rencana pembangunannya yang dimulai tahun 2008 hingga tahun 2012 tak kunjung rampung.
Bahkan hingga tahun 2013 oleh pemrov Bali melalui anggaran perubahan di APBD tahun 2014, anggaran proyek Dermaga Gunaksa capai Rp200 milyar. Hal ini diungkapkan oleh anggota Komisi I DPRD Bali, Ngakan Samudera.
Dia menyebut gagalnya proyek Dermaga Gunaksa dikarenakan proyek yang digarap sejak tahun 2008 lalu diperpanjang hingga tahun 2013 bahkan direncanakan molor hingga tahun 2015
Hal inilah membuat pihaknya bertanya-tanya. Sehingga melalui Forum Diskusi Dermaga Klungkung Visionary tanggal 26 Oktober 2010, tergerak untuk membuat sebuah riset kecil perihakl indikasi adanya korupsi di proyek Dermaga Gunaksa dari hasil riset itu didapat satu wacana baru agar proyek Dermaga Gunaksa ini dihentikan.
Sebagai pembawa aspirasi rakyat Klungkung, Ngakan Samudera yang terlibat dalam forum itu mengatakan, jika proyek ini berlanjut dan tak kunjung selesai dan malah membuat anggaran membengkak, pihaknya meminta agar dilakukan evaluasi kinerja terhadap proyek tersebut.
“Ini perlu dievaluasi karena antara dana yang sudah di invest dengan hasil fisik yang diwujudkan sekarang tidak ada hasilnya, bahkan kalau dilanjutkan lagi sekarang patut diduga proyek ini semata-mata sebagai lahan korupsi sehingga timbul kerugian negara capai Rp47 milyar lebih,” ungkapnya, Kamis 20 Maret 2014 di Gedung DPRD Bali, Renon, Denpasar.
Karena itu pihaknya, memberikan solusi jangka pendek bahwa untuk mengangkut kapal barang dengan menggunakan kapal LCT atau sejenis kapal tongkang yang bisa mengangkut kurang lebih 4 mobil truk. Hal ini dirasa efektif mengingat mahalnya harga-harga komoditi, jenis bahan-bahan bangunan, seperti pasir dan semen.
Permohonan untuk segera direalisasikannya wacana ini semata-mata karena urgensional transportasi terutama khusus pengangkut barang. Sebagai contoh, di Nusa Penida harga satu truk pasir saja harganya capai Rp5 juta/truk.
”Karenanya saya minta itu kapal LCT segera di beli, ini sejenis kapal ampibi kapal ini bisa muat banyak,” imbuhnya.
Sementara untuk jangka menengah dan jangka panjang pihaknya meminta kepada Gubernur Bali agar lokasi Dermaga Gunaksa atau eks galian C yang luasnya sekitar 300 hektar ini untuk segera dibuat dermaga multi fungsi.
“Mengingat lokasi dermaga Gunaksa yang tidak cocok untuk dibangun dermaga dengan alasan dari awal proyek ini tidak tepat dengan diperkuat oleh foto satelit, tidak ada lokasi yang cocok untuk dibangun sebuah dermaga karena melawan alam, tidak ada kapal perahu nelayan yang berlabuh di pantai Gunaksa yang dijadikan lokasi dermaga dimaksud, lokasi tanjung sari berhadapan dengan laut lepas yaitu selat Badung, tidak ada bemper pulau untuk pengamanan sebuah dermaga dan arus dasar dan ada upaya menggeser titik koordinat,” paparnya.
Namun sayangnya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika belum merespon perihal usulan dewan ini. Kini pihaknya akan segera meminta kepada Gubernur dan menitipkan kepada legislator terpilih yang akan datang agar segera bisa mewujudkan rencana ini sehingga masyarakat Nusa Penida tidak hanya berharap dan berharap. (kresia)