SULUH NUSA, LEMBATA – SALAH satu program unggulan Jokowi pada tahun 2023 adalah pendataan secara jujur terkait kondisi sosial ekonomi masyarakat seluruh Indonesia.
Pendataan Awal Regsosek dilaksanakan dengan metode sensus dengan sasaran pendataan pada seluruh Kepala Keluarga tanpa terkecuali di 514 Kabupaten/Kota seluruh indonesia termasuk Kabupaten Lembata yang terdiri dari 144 desa dan 7 Kelurahan yang menyebar pada 9 Kecamatan.
Untuk meningkatkan kapasitas petugas lapangan Badan Pusat Statistik Kabupaten Lembata menggelar pelatihan yang dibagi dalam dua gelombang, yakni gelombang pertama untuk PPL yang bertugas di Kecamatan Buyasuri, Omesuri, Lebatukan, Wulandoni dan Nagawutun ayng digelar di hotel Olimpic, 3 Oktober 2022.
Sedangkan gelombang kedua melibatkan PPL dari kecamatan Nubatukan, Ile Ape, Ile Ape Timur dan Atadei.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Panitia kegiatan Yusno Buyanaya kepasa SuluhNusa. Com (weeklyline media network) di ballroom Olimpic, 3 Oktober 2022.
Buyanaya menjelaskan pendataan Awal Registrasi Sosial Ekonomi merupakan implementasi dari adanya Undang- Undang Sistem Perlindungan Sosial.
Dan Tranformasi data menuju Registrasi Sosial Ekonomi, merupakan upaya perubahan penyediaan data sosial ekonomi yang bersifat sektoral menjadi data yang terintegrasi dan akurat.
Dalam laporannya Buyanaya menguraikan pendataan Awal Regsosek akan menghasilkan data terpadu, tidak hanya untuk program perlindungan sosial, tetapi juga data kondisi sosial ekonomi keluarga yang dibutuhkan untuk perencanaan pembangunan yang lebih terarah.
“Hal tersebut tercermin dari variabel yang dikumpulkan yaitu data kependudukan, ketenagakerjaan, perlindungan sosial, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan disabilitas dan pemberdayaan ekonomi. Oleh karena itu semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini lebih khusus untuk para petugas lapangan baik Koseka, PML dan PPL harus memiliki semangat dan komitmen yang tinggi untuk menyukseskan kegiatan yang sangat strategis ini, ” Ungkap Buyanaya.
Dia menjelaskan Menjawabi tantangan kualitas data ini, sebelum pelaksanaan lapangan Regsosek, BPS Kabupaten Lembata menggelar pelatihan petugas lapangan untuk memperdalam pemahaman konsep dan definisi pelaksanaan survei secara menyeluruh serta menyamakan persepsi terkait strategi lapangan sehingga pelaksanaann lapangan Pendataan Awal Regsosek tahun 2022 dapat berjalan baik, tepat waktu dan tepat sasaran sesuai realitas dilapangan.
Peserta, ungkap Buyanaya pada gelombang pertama berasal dari Kecamatan Buyasuri 50 peserta, Kecamatan Lebatukan 26 peserta, Kecamatan Nagawutun 29 peserta dan
Kecamatan Wulandoni sebanyak 23 peserta.
Sedangkan Kecamatan Ile Ape Gelombang berikutnya dengan jumlah PML : 7 Orang
PPL : 22 Orang, Kecamatan Ile Ape Timur PML : 3 Orang PPL : 11 Orang, Kecamatan Nubatukan PML : 15 Orang, PPL : 60 Orang dan Kecamatan Atadei PML : 5 Orang PPL : 18 Orang.
Sementara itu Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Lembata, Feliksia P. K. Siola dalam sambutan saat membuka kegiatan mengungkapkan pendataan Awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) 2022 adalah kegiatan Super Prioritas. Presiden RI, Bapak Jokowidodo, secara khusus menyampaikan pada Penyampaian RUU APBN TA 2023 – 16 Agustus 2022.
“Reformasi program perlindungan sosial diarahkan pada perbaikan basis data penerima melalui pembangunan data Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) serta percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem.”tutur Feliksia Siola.
Oleh karena itu, melalui Pendataan Awal Regsosek 2022 akan dihasilkan basis data seluruh penduduk yang terdiri atas profil, kondisi sosial, ekonomi, dan tingkat kesejahteraan yang terhubung dengan data induk kependudukan serta basis data lainnya hingga tingkat desa/kelurahan.
Feliksia menjelaskan untuk mewujudkan tujuan Pendataan Awal Regsosek 2022 dibutuhkan Petugas Lapangan harus memenuhi standar profesional, berintegritas dan menjunjung tinggi kode etik statistik.
“Kami membutuhkan petugas lapangan yang memiliki karakter, kompetensi dan literasi yang baik. Petugas lapangan yang dibutuhkan memiliki karakter moral (jujur dan rendah hati) dan karakter kinerja (kerja keras, ulet, tangguh, tidak mudah menyerah). Kedua karakter tersebut sangat dibutuhkan untuk menghadapi berbagai tantangan pengumpulan data di lapangan yang sangat bervariasi. Tantangan terbesar pengumpulan data adalah menghadapi penolakan oleh responden padahal target pendataan awal Regsosek 2022 adalah 100 persen respon atau zero non response, ” Ungkapnya.
“Kami juga membutuhkan petugas lapangan yang kompeten. Ada empat kompetensi yang harus dibangun yaitu berpikir kritis, kreatif, komunikasi dan kolaborasi. Kemampuan berpikir kritis dibutuhkan untuk dapat memahami standar pengumpulan data yang meliputi konsep, definisi, klasifikasi, pengukuran dan satuan yang digunakan dalam Pendataan Awal Regsosek 2022,” Jelas Feliksia.
Dia menambahkan petugas lapangan paling minimal harus memahami tujuh cakupan data yang akan dikumpulkan yaitu Kondisi sosioekonomi demografis; Kondisi perumahan dan sanitasi air bersih; Kepemilikan aset; Kondisi kerentanan kelompok penduduk khusus; Informasi geospasial; Tingkat kesejahteraan; dan Informasi sosial ekonomi lainnya.
Selain itu literasi dan pendekatan budaya juga menjadi penting dalam melaksanakan pendataan di masyarakat agar data yang didapat benar benar valid dan jujur. +++sandrowangak