• Suluhnusa.com – Beranda
  • Kontak
  • WLN TV
  • Disclaimer
Sabtu, 2 Juli, 2022
suluhnusa.com
  • Beranda
  • Humaniora
  • Bisnis
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Kesehatan
  • Pariwisata
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Sastra
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Humaniora
  • Bisnis
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Kesehatan
  • Pariwisata
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Sastra
No Result
View All Result
suluhnusa.com

Beranda » Bisnis » Barter Waiwuring, Pasar Tua Yang Kembali Hidup di Zaman Modern

Barter Waiwuring, Pasar Tua Yang Kembali Hidup di Zaman Modern

2022-05-31
in Bisnis, Pariwisata
Reading Time: 3 mins read
A A
0

 

SULUH NUSA, ADONARA -SEBELUM masyarakat mengenal mata uang sebagai alat pembayaran, barter adalah cara transaksi yang lazim digunakan.

Catatan sejarah sistem barter sudah terlebih dahulu dilakukan yaitu pada masa 6000 tahun sebelum masehi oleh suku-suku di Mesopotamia.

BacaJuga

Tampil Kece dengan Tas Karung Goni, Produk Al Israh Hope

Agus Boli : “OMK Sebagai Basis Gagasan Masa Depan Berwirausaha”

Kala itu, masyarakat menyadari bahwa hasil produksi mereka tidak dapat memenuhi kebutuhannya.

Karenanya, barang yang banyak digunakan dalam kegiatan barter adalah makanan, rempah-rempah, bahkan senjata.

Barter adalah perdagangan dengan saling bertukar barang. Dalam hal tukar-menukar tersebut, suatu barang tidak memiliki nilai yang pasti. Hal ini yang kemudian menjadi masalah.

Transaksi tukar-menukar tersebut selayaknya harus disepakati oleh kedua belah pihak, sehingga barang-barang tersebut memiliki nilai yang berbeda-beda dalam transaksi dalam masyarakat. Bahkan tidak hanya pertukaran antar barang, barter juga dilakukan dengan melakukan pertukaran barang dengan jasa, atau jasa dengan jasa.

Seorang ibu paruh baya dari Desa Kolilanang membawa beberapa tandan pisang, Siri dan pinang serta dua karung jagung. Sementara, ibu muda dari Desa Honihama membawa 5 kantong jagung titi, 5 kg jagung giling dan beberapa potong ubi kayu.

Dari Desa Sandosi mereka datang membawa kacang tanah. Puluhan ibu pedagang datang dari berbagai desa di Adonara ke Desa Waiwuring untuk menukar barang barang hasil pertanian dan kebun dengan hasil laut berupa ikan dan lain lain.

Pemandangan ramai terlihat setiap hari Sabtu pagi, pkl. 06.00 sampai selesai. Di sana aktivitas pasar tradisional dengan sistem barter kembali dihidupkan.

Pasar Barter Waiwuring adalah pasar tua di Pulau Adonara yang sudah lama mati sejak tahun 2015 lalu dihidupkan kembali awal Mei 2022.

Konon, pasar ini sudah ada sejak tahun 1940 an, sejak masa penjajahan.

Kepala Desa Waiwuring, Muhamad Mukhtar kepada Suluh Nusa (weeklyline media network), Sabtu, Mei 2022 menceritakan Pasar Waiwuring adalah pasar barter tua di Pulau Adonara yang sudah berlangsung sejak tahun 1940 an.

“Pasar ini (Waiwuring-Red) adalah pasar tua. Sejak zaman penjajahan pasar ini sudah ada. Pasar ini mulai ada sekitar tahun 1940 an. Saya besar pasar ini sudah ada, ” Kisah Mukhtar.

Awalnya, pasar ini diselenggarakan karena nelayan dari suku Bajo sering menjadikan pantai Waiwurinh sebagai labuh dan mengeringkan ikan usai melaut. Lalu petani petani sekitar Witihama, Boleng dan Ile Ape datang membawa hasil pertanian untuk menukar dengan Ikan kering pada Nelayan Bajo.

Sejalan perkembangan Pasar Barter Waiwuring semakin ramai dan orang orang dari Sagu, Kolilanang, Klubagolit, Kolimasang, Boleng, bahkan dari Wewit dan Lite datang ke Pasar Barter Waiwuring.

Menurut Mukhtar, Pasar Barter Waiwuring menjadi pasar induk untuk wilayah Boleng, Witihama dan Klubagolit sebelum hadirnua pasar Mirek dan beberapa pasar lainnya.

Muhamad Mukhtar – Kades Waiwuring

“Mirek (Pasar di Lapangan Bola Kalo Oringbele) awalnya adalah tempat tunggu para pedagang dari Klubagolit dan Koli Sagu sebelum melanjutkan perjalanan ke Waiwuring. Tahun 2015 pasar Barter Waiwuring tidak lain diselenggarakan sehingga Mirek yang tadinya menjadi tempat tunggu berubah menjadi pasar, tapi bukan pasar barter,” Urai Mukhtar.

Melihat perkembangan kunjungan orang orang yang datang mencari ikan di Waiwuring, Mukhtar yang juga sebagai tuan tanah di Desa Waiwuring memberikan menghidupkan kembali Pasar Barter Waiwuring di lokasi yang sama sejak Pasar ini ada tahun 1940 an.

“Ini bukan passr desa. Pasar milik masyarakat Desa Waiwuring. Kita akan lihat perkembangan kalau bagus makan Desa bisa mengambil alih untuk pengelolaan. Untuk sementara saya memberikan tanah yang nota bene dahulunya adalah lokasi Pasar untuk kembali digunakan. Kebetulan tanah itu milik kami jadi dipakai saja untuk Pasar. Niat kami adalah untuk menghidupkan kembali Pasar barter Waiwuring yang juga adalah Pasar tua di Adonara,” Tutur Mukhtar.

Niat dan keinginan untuk membantu warga Desa Waiwuring dengan menghidupkan kembali Pasar ini, dirinya lalu berkomunikasi dengan kelompok PEKKA di Kelubagolit sehingga awal bulan Mei 2022 Pasar ini mulai bergeliat sampai saat ini.

“Niat saya membantu masyarakat Waiwuring. Membantu ekonomi masyarakat Waiwuring. Meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga belum ada retribusi pasar. Kita lihat perkmebangan kalau ramai maka kami akan bicarakan dengan para pedagang untuk memberlakukan retribusi dengan peraturan desa tentu denhan kesepakatan bersama dan tidak memberatkan pedagang itu sendiri, ” Kata Mukhtar.

Di Desa Waiwuring, selain dihidupkan kembali Pasar Waiwuring, juga telah dibuka perdagangan beras dari Sulawesi. Beberapa kapal kapal dari Buton Sulawesi labuh kapal di pelabuhan Jeti Waiwuring, menjual besar sekaligus melakukan penimbangan hasil pertanian berupa ubi kayu kering, Kacang tanah, Biji Mete, Kacang Hijau dan hasil pertanian lainnya.

Dan Geliat ekonomi Desa Waiwuring yang penduduknya 95 persen nelayan Bajo ini sudah ada kedai kecil ala ala Kota Jogja. Namanya Kedai 67 milik Abul Goran Tokan yang buka setiap hari. Selain menjual kopi Kedai 67 juga menjual menu makanan ikan bakar yang masih segar dari Nelayan Suku Bajo di Desa Waiwuring.

Barang tetap memiliki nilai jual sekalipun tanpa uang, tetapi uang tidak akan memiliki nilai jual kalau tidak ada barang

+++sandrowangak

Tags: BarterPASAR ADONARAPASAR MIREKWAIWURING
SendShareTweetPinShareShareSendShare

Artikel Terkait

Politik

Asyik, Pemaparan Visi Misi Cakades Waiwuring Digelar di Kedai67

2021-10-11
Pariwisata

FOOTAGE DRONE TORO BAIBURI

2021-09-02
Bisnis

RAT Pesta Perak, Komitmen Kopdit Guru Kelubagolit Menuju Koperasi Digital

2021-03-07

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Video Syair Adat Peni Masan Dai dan Hubungan Dengan Suku Kudawani Adonara

2022-07-02

Geng Maluku VS Geng NTT, Mahasiswa Lembata Jadi Korban

2022-07-02

Sehari Belasan Kali Gemuruh Gunung Ili Lewotolok, Begini Penjelasan PVMBG

2022-07-02

Link Live Streaming Pembukaan Witihama Youth Day Jilid III

2022-07-01
ADVERTISEMENT
No Result
View All Result

Kategori

  • Bisnis
  • Catatan
  • Hukum
  • Humaniora
  • Jurnal
  • Kesehatan
  • Pariwisata
  • Pendidikan
  • Politik
  • Sastra
  • Seni Budaya

© 2021

  • ISSN
  • Jurnal
  • Catatan
  • Kontak
  • Disclaimer
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Humaniora
  • Bisnis
  • Politik
  • Seni Budaya
  • Kesehatan
  • Pariwisata
  • Pendidikan
  • Hukum
  • Sastra

© 2021