Suluh Nusa, Adonara – Di era digital koperasi harus segera bertransformasi, khususnya transformasi digital untuk tetap bertahan.
Namun yang perlu diingat, transformasi koperasi ini seharusnya tak dilakukan hanya dengan mengaplikasikan software terbaru, tapi juga harus melakukan perubahan model bisnis, manajemen, dan pelayanan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Puskopdit Swatama Maumere, Aleksius Bartolomeus saat memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Anggota Kopdit Kelubagolit, 6 Maret 2021.
Menurutnya, salah satu proses atau model bisnis koperasi, yaitu koperasi dengan core business di bidang pembiayaan, yang kini sudah mulai digarap para startup antara lain bahwa koperasi simpan pinjam harus setara dengan digital banking. Layanan unggulan dari model ini adalah outcome yang diberikan kepada anggota koperasi dalam bentuk digital, di mana anggota koperasi akan diberikan kemudahan, seperti cek saldo, melakukan pembayaran/pinjaman, cukup dengan menggunakan aplikasi saja dan tidak perlu mendatangi kantor koperasi.
“Koperasi sebagai pilar ekonomi yang sejalan dengan jiwa Pancasila, tetap relevan dan sejalan dengan kebutuhan masyarakat dunia usaha, sejauh mampu merespon perkembangan zaman khususnya kalangan milenial. Transformasi total yang dilakukan koperasi, salah satunya dalam mengoptimalkan teknologi untuk meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan membuka akses tanpa batas,” ungkap Aleksius.
Komitmen untuk berubah di zaman digital jug menjadi komitmen bersama semua jajaran kepengurusan Kopdit Guru Kelubagolit. RAT yang mengangkat tema Perkuat tata kelola membangun kopdit unggul di era digital ini juga disampaikan manager Kopdit, Andreas Kopong Uba SE, kepada Suluh Nusa (weeklyline media network), disela sela kegiatan.
Kopong Uba menjelaskan, pendekatan pelayanan dan peningkatan sumber daya pengurus, anggota dan ekspansi kreativitas dengan tetap menjunjung tinggi Gemohing sebagai nilai bersama Kopdit Guru Kelubgolit.
“Sejak 25 tahun berdiri Kopdit ini sudah berkomitmen untuk menjadi tulangpunggu perekonomian warga adonara bukan saja guru. Sampai tahun 2020, Kopdit Guru Kelubagolit sudah memiliki asset senilai 155 miliar lebih dengan memberikan pinjaman ditahun yang sama yakni sekitar 65 miliar lebih kepada anggota,” ungkap Kopong Uba.
Lebih jauh Kopong uba mengungkapkan, saat ini persaiangan koperasi semakin kompetitif, tetapi kepercayaan masyarakat Adonara kepada Kopdit Guru Kelubagolit solusi tepat dalam mengatasi masalah pendidikan dan kebutuhan lainnya.
Sampai dengan tahun buku 2020, jumlah anggota Kopdit Guru Kelubagolit berjumlah 16.836 orang, dengan simpanan non saham mencapai Rp. 118.098.185.443 dan simpanan saham senilai Rp. 9.452.603.000,-.
Sementara itu, asset bergerak naik secara signifikan mencapai Rp. 155.613.516528,- di tahun 2020, modal sendiri Rp. 26.852.658.128 dan pelayanan pinjaman mencapai, Rp. 65.442.325.000.
Dengan perkembangan asset dan penilaian persyaratan pelayanan, pinjaman, keserhatan managemen dan pengelolaan keuangan yang transparan, menempatkan Kopdit Guru Kelubagolit pada urutan ketiga berdasarkan penilaian Pukopdit Swatama Maumere menggeser Kopdit Ankara yang turun ke urutan keempat.
Zamrud Paron Mangu, pengawas Kopdit Guru Kelubagolit menungkapkan Koperasi harus bisa mengikuti perkembangan teknologi. Generasi masa kini sangat erat berhubungan dengan kecanggihan teknologi, sehingga peran koperasi yang dikenal, cenderung konvensional tidak lagi menjadi pusat perhatian generasi masa kini.
Maka dari itu, Kopdit Guru Kelubagolit harus berinovasi menjadi koperasi digital dalam pelayanan dan pengelolaan menjadi sebuah keharusan karena kebutuhan. Saat ini Kopdit Guru Kelubagolit sudah merayakan pesta perak 25 tahun pada 25 November 2020 lalu.*** (sandrowangak/SN/weeklyline media network)