
suluhnusa.com – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di kota Lewoleba kabupaten Lembata, NTT sudah mulai terasa sejak pekan lalu. Kelangkaan itu terjadi karena pasokan BBM dari Depo Pertamina Maumere di Kabupaten Sikka, terlambat tiba.
Pantauan suluhnusa.com di SPBU Lewoleba pada Rabu (14/2/2018) antrean kendaraan bermotor mengular hingga ratusan kendaraan.
“Kami sudah terbiasa. Kalau antre di SPBU Lewoleba tidak bisa berharap banyak karena tiap hari SPBU hanya buka beberapa jam saja. Lagi mujur ya, bisa kebagian. Kalau tidak, mau tidak mau harus membeli di pengecer dengan harga dua sampai tiga kali lipat dari harga di SPBU. Kami beli di pengecer 30 ribu / botol,” kata Simon Udjan seorang tukang ojek di depan SPBU Lewoleba.
Udjan mengatakan antrean kendaraan di SPBU yang ada di daerah itu sudah menjadi pemandangan umum sejak beberapa minggu terakhir ini.
Hal senada di sampaikan Blasius, sopir angkutan pedesaan rute Kota Lewoleba-Kedang “Kami tiap pagi harus antre minyak dari pagi, kadang berjam-jam, pengisian minyak pun terbatas. Setiap kendaraan roda 4 paling tinggi 30-40 liter solar,” katanya.
Kuota bahan bakar minyak (BBM) terutama BBM jenis premiun yang tidak sebanding dengan peningkatan jumlah kendaraan dan tingkat kebutuhan menyebabkan mengakibatkan kurangnya pasokan BBM di Lembata, Nusa Tenggara Timur. Setiap hari terjadi antrean panjang kendaraan baik sepeda motor maupun mobil di agen premium minyak solar (APMS) Lamahora, Lewoleba. Selain antrean panjang, pembatasan pengangkutan premium itu pula menyebabkan pembatasan jumlah pembelian premium oleh pihak APMS.
Pantauan media ini selama sepekan terakhir, antrean sepeda motor dan mobil sudah dimulai sejak pagi hari saat APMS belum dibuka. Walau APMS baru mulai beroperasi pada pukul 08.00, namun antrean panjang kendaraan sudah terlihat sejak pukul 06.00 Wita.
Sebagaimana tampak pada Selasa (13/2), walau antrean sudah dimulai sejak pagi, namun hingga siang hari pada pukul 13.30 Wita pun antrean tampak masih sangat panjang. Dari arah barat tampak kendaraan roda dua berbaris rapi di sisi kiri jalan. Sedangkan dari arah timur tampak barisan panjang kendaraan roda empat yang didominasi mobil pick up.
Menanggapi hal ini, Juru Bicara PT Hikam Pius Lengari mengatakan, hal itu terjadi bukan karena BBM langka tetapi terjadi karena adanya pembatasan pengangkutan BBM jenis premium dari Larantuka ke Lembata oleh pihak Syahbandar karena alasan cuaca.
“(Antrean) yang terjadi saat ini bukan karena kelangkaan BBM tapi karena kekurangan pasokan yang disebabkan faktor cuaca,” tegasnya.
Ia menjelaskan, kuota tetap premium untuk Lembata sebanyak 500 kilo liter per bulan dan karena keterbatasan sarana pengangkut dan penyimpanan maka diangkut setiap hari dengan kuota 20 kilo liter per hari. Namun, sejak cuaca memburuk, pihak Syahbandar Larantuka hanya mengizinkan pengangkutan sebanyak 10 kilo liter per hari.
Sementara untuk BBM jenis solar kuota sebanyak 200 kilo liter per bulan dan minyak tanah sebanyak 175 kilo liter per bulan.
“Kuota ini sejak tahun 2014. Kita minta supaya ada penambahan kuota. Penambahan kuota harus atas usulan dari pemerintah,” kata Lengari. (sea/ona/sandrowangak)