SULUH NUSA, LEMBATA –Tembikar merupakan salah satu hasil kerajinan tangan tradisional yang berasal dari Indonesia. Tembikar telah digunakan sejak zaman dahulu untuk tujuan keperluan sehari-hari, upacara adat, dan keagamaan. Keberadaan tembikar tidak hanya berasal dari daerah Indonesia saja, melainkan ada beberapa negara di antaranya negara China dan Malaysia. NTT mempunyai kerajinan tembikar sama dengan yang ada di daerah lain, mulai dari segi motif hias, bentuk, hingga filosofinya.
Tembikar bagi warga NTT berkaitan erat dengan kehidupan sehari hari termasuk masyarakat Kedang di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kerajinan tembikar di daerah NTT terpusat di Pulau Alor, satu pulau yang tidak jauh dari Pulau Lembata.
Budaya masyarakat yang berkaitan dengan Tembikar juga ada di Desa Wowong, Lembata. Mereka menyimpan air safar dalam tembikar dan diminum jelang bulan suci ramadahan. Budaya minum air safar dilakukan secara turun temurun. Sayangnya, budaya ini tidak lagi dilakukan sejak tahun 2011. Dan baru digelar lagi tahun 2024.
Ritual inkultruasi antara budaya da agama ini menjadi menu utama syuting TVRI Kupang di Desa Wowong, selama emoat hari sejak 22 Februari 2023.
Presenter TVRI Iyan Asmara bersama crew media yang ditemani oleh bunda Rahmah Abdul Qadir Djaila tiba di Desa Wowong.
Kehadiran TVRI NTT ini disambut baik oleh warga masyarakat setempat, proses penerimaan disuguhkan dengan seremonial adat Kedang, keharusan dalam menjamu tamu ini menjadi ciri khas untuk menunjukkan bahwa tamu yang datang berkunjung untuk melakukan kegiatan begitu dihargai dan dihormati.
Tairian (hedung), minum tuak (simbolik), pemakaian selendang adat di leher dan gunting pita dilakukan di gerbang kantor Desa Wowong sebagai tanda perwujudan dari karakter dan budaya masyarakat Kedang dalam penerimaan tamu dari luar. Kebudayaan inilah menjadi sikap yang sedari dulu orang tua melakukan hingga sejak dini dan akan senantiasa dijaga dan dilestaikan dengan baik.
Dalam sambutan ibu Iyan Asmara di ruang rapat kantor Desa Wowong beliau mengungkapkan bahwa; Kami sangat senang bisa dapat berkunjung ke Desa Wowong sebagai salah satu desa yang menjadi lokasi syuting kami, dan juga merasa bersyukur atas keramahan warga setempat yang sudah menerima kami dengan penuh semangat dan riang gembira. Ungkapnya.
“Baru kali ini, kami berasa bahagia sekali atas kunjungan stasiun TVRI-NTT yang menjadikan Desa Wowong sebagai desa yang dijadikan untuk melukan syuting dalam beberapa hari kedepan, tentu kami sanggat bangga dan berterimakasih kepada TVRI dan crewnya yang sudah jauh-jauh datang kemari, tentu hal ini kami belum bisa membayar kebaikannya semua dan semoga Allah SWT, yang membalas semuanya”, Ungkap Jubir Latif Leki, Kepala Desa Wowong
Selaku panitia pelaksana kegiatan yang bertanggungjawab dalam hajatan ini, tentu saya mewakili keseluruhan panitia lokal yang ada mengucapkan terimakasih banyak atas kehadian bapak-ibu TVRI-NTT semuanya yang sudah berkunjung ke Desa Wowong.
“Dan mohon maaf apabila segala pelayanan kami yang kurang berkenan dan tidak menyenangkan baik secara pikiran, lisan maupun perbuatan,” tambahnya Habibi Ahmad, S.Pd.I selaku Ketua Panitia Pelaksana.
Kunjungan TVRI-NTT mereka melakukan program syuting berkaitan minum air safar yang diisi dalam tembikar di masjid Rahmat Wowong lalu mandi Safar di Pantai Nusantara Wowong dalam memasuki bulan suci ramadhan, penyutingan kultum, anak Indonesia, makanan lokal, kebudayaan dan berbagai aktivitas masyarakat Desa Wowong.
Selama empat hari TVRI-NTT membersamai masyarakat Desa Wowong dalam melakukan penyutingan di berbagai titik di Desa Wowong, hingga Minggu, 25 Februari 2024 telah selesai.
Malam puncak penutupan di Pantai Nusantara Wowong merupakan malam inti dari segala hajatan yang sudah terlewati, sepertinya TVRI-NTT dan crewnya memohon pamit untuk bisa kembaali lagi di Desa Wowong dalam waktu dan kesempatan lainnya.+++wanharun/yohan.edangwala