suluhnusa.com –Pelosok, terisolir dan terpinggirkan menyimpan berjuta potensi jika mau digali, dan ditumbuhkembangkan.
Tekun dan fokus pada proses serta rajin mengakses informasi akan menghantar kita pada ruang kompetisi nasional yang mampu mengarumkan penghuni jagat pelosok, sekolah pelosok, guru pelosok, hingga kabupaten dan propinsi di mata nasional.
Untuk kedua kalinya, Maksimus Masan Kian, Guru SMP Negeri 1 Lewolema, lolos dalam seleksi sebagai Presenter Seminar Nasional Guru Dikdas Berprestasi. Tahun 2018, Maksi sapaan Maksimus Masan Kian, menjadi 1 dari 180 orang se Indonesia lolos seleksi Guru Diknas Berprestasi di tahun 2019, Ketua Agupena Flotim dua periode ini, kembali lolos seleksi menjadi presenter Seminar Nasional Guru Dikdas Berprestasi.
“Tahun 2018, saya mengirimkan tulisan tentang Gerakan Katakan Dengan Buku dan Pelatihan Jurnalistik dalam Mendukung Gerakan Literasi Dasar di Sekolah Terdepan, Terluar dan Terisolir (3T). Sementara tahun ini, saya mengirim tulisan dengan judul Kegiatan Literasi di AlamTerbuka Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Siswa SMPN 1 Lewolema dalam Menulis dan Mencintai Lingkungan. Ada ribuan guru mengikuti seleksi ini, dan sedikitnya ada 180 guru se Indonesia terpilih dan diundang untuk mengikuti Kegiatan Seminar Nasional,” kata Maksi
Bangga bisa mengikuti kegiatan ini. Walau jauh di pelosok dan akses informasi yang terbatas, peluang dan kesempatan ini bisa kami raih. Tujuan kegiatan seminar ini, dalam rangka melaksanakan pemberian penghargaan serta memfasilitasi pengembangan profesi guru. Selain itu, tujuan seminar juga untuk memotivasi guru berkarier secara berkelanjutan, meningkatkan kemampuan guru dalam menulis karya tulis ilmiah, mendiseminasikan gagasan atau hasil penelitian yang aktual, mefasilitasi guru mendapatkan angka kredit serta memberikan pengalaman bersinergi penguatan akademik bagi guru pada prespektif regional.
Maksimus Masan Kian, menjadi satu-satunya presenter yang akan mewakili NTT, pada kegiatan yang akan dilaksanakan pada tanggal 3-6 Juli 2019 di Hotel Atria Gading Serpong, Pakulonan Barat, Kelapa Dua, Kabupaten Tanggerang, Propinsi Banten.
Bernadus Beda Keda, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Flores Timur,menyampaikan apresiasi dan bangga dengan prestasi yang diraih guru Flores Timur pada level nasional. Bagi Bernad Beda, ini menjadi perangsang atau daya dorong yang kuat untuk tenaga pendidik lain di Flores Timur teladani. “Kita memberikan apresiasi dan rasa bangga untuk prestasi ini. Pak Maksi, yang selalu menjuluki dirinya sebagai “guru kampung” tetapi karyanya hingga ke level nasional. Bagaimana dengan teman-teman lain yang secara akses informasi dan fasilitas lebih memadai? Kami berharap semoga setiap karya yang dihasilkan guru tertentu, mampu merangsang guru lain hingga melahirkan karya -karya baru berikutnya. Rekan-rekan guru bisa membina diri melalui wadah Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan atau lembaga profesi lainnya seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Asosiasi Guru Penulis Indonesia (Agupena) dan Ikatan Guru Indonesia (IGI),”kata Beda Keda.***
Amber Kabelen