suluhnusa.com – Ada yang unik dari penampilan siswa siswi kelas IX dan para guru momen pembagian amplop hasil kelulusan siswa angkatan perdana, tahun pelajaran 2017/ 2018.
Acara yang dilaksanakan di Aula SMPN 1 Lewolema pada Senin (28/5/18) diwarnai dengan persaudaraan dan kekeluargaan dalam balutan busana Lamaholot.
Siswa didampingi orang tua, dan guru bernampilan tidak biasannya. Semua berbusana pakian adat Lamaholot dengan motif Lewolema, Tanjung Bunga, Waibalun, Wulanggitang, Solor, Adonara, hingga Lembata.
Nampak anggun dengan langkah pasti, generasi muda Flores Timur ini penuh percaya diri memasuki ruang acara. Ada rasa bangga tersediri menyaksikan siswa siswi dengan keceriaan menggunakan busana yang merupakan warisan leluhur ini.
Flotim memang terkenal sebagai salah satu Kabupaten yang memiliki potensi dan kekayaan budaya yang luar biasa terutama ragamnya motif busana adat Lamaholot. Atas keunggulan ini, Pemerintah Daerah Flotim dibawah kepemimpinan Bapak Anton Hadjon dan Wakil Bupati Flotim, Bapak Agustinus Payong Boli diawal kepemimpinan telah mencanangkan kepada seluruh ASN untuk wajib berbusana adat pada minggu pertama dalam setiap bulannya.
Hasil dari program ini, untuk sementara yang dapat dilihat adalah, orang semakin percaya diri berbusana adat Lamaholot. Jika sebelumnya hanya digunakan saat seremoni adat, saat ini sudah dibanyak momen orang mulai memilih menggunakan pakian adat.
Pieter Kedang, Kepala SMPN 1 Lewolema yang baru menjabat sebagai Kepala Sekolah kurang lebih dua bulan menggatikan Solirus Soda yang mendapat kepercayaan menjadi Kasek SMPN 1 Larantuka pada momen hari itu mengatakan, siswa siswi diajak mencintai budayanya dengan perbuatan dan bukan sekedar wacana.
“Bersama dewan guru dan komite kami membangun kesepakatan bersama siswa dan orang tua untuk mengenakan pakian adat Lamaholot pada saat menerima amplop hasil kelulusan siswa. Ide ini lahir dari keprihatinan akan kurangnya rasa kecintaan anak anak zaman ini yang lebih doyan dengan pakian gaya baru. Bagi Pieter Kedang, cara ini juga sebagai strategi untuk meminimalisir aksi tidak terpuji dari siswa yang mencoret coret baju dan celananya, usai menerima amplop kelulusan. Dan anak sangat antusias hadir menggunakan pakian adat. Ini pertanda baik, untuk dapat dilanjutkan pada tahun ajaran baru, minimal, satu hari dalam satu minggu, siswa dan guru mengenakan pakian adat.
Kasmirus Rape Baluk, siswa berprestasi SMPN 1 Lewolema mengaku bangga dan merasa percaya diri mengenakan pakian adat Lewolema.
“Awalnya kaku menggunakan pakian adat untuk menghadiri acara pembagian amplop namun saat tiba di lokasi saya jadinya percaya diri karena semua teman teman, termasuk guru menggunakan pakian adat. Kami berterima kasih atas kebersamaan selama 3 tahun di sekolah bersama Bapak Kepala Sekolah dan bapa ibu guru, dan terlebih momen hari ini yang sangat berkesan. Terima kasih telah mengajarkan kami ilmu pengetahuan, keterampilan, juga akhlak. Dan hari ini diakhir kebersamaan kita, bapa ibu guru mengajarkan kami akan rasa cinta terhadap budaya kita, “ungkap Kasmir.
Siswa SMPN 1 Lewolema angkatan perdana berjumlah 50 orang dengan persentasi kelulusan 100%.***
maksimus masan kian