
suluhnusa.com – Di mana ada dua atau tiga orang Lamaholot berkumpul, kemudian berdoa rosario, maka hampir pasti mereka menyanyikan Ina Maria. Artinya, Bunda Maria. Sejak dulu orang Flores, khususnya Flores Timur dan Lembata, punya devosi kuat terhadap Bunda Maria.
Karena itu, lagu-lagu rohani bertema Bunda Maria sangat banyak dan populer di Flores Timur. Tapi bisa dipastikan tidak ada yang sepopuler Ina Maria. Melodinya sederhana, ngelangut, khas Lamaholot.
Siapakah gerangan penulis lagu Ina Maria ? Saya sudah bertanya ke mana-mana, tapi tidak ketemu. Beberapa teman asal Adonara pun tak tahu. Sejak awal saya memang yakin pencipta Ina Maria orang Adonara. Gaya sastra Lamaholotnya sangat kuat, dan itu khas Adonara.
Bukan hanya saya. Banyak orang lain yang tidak tahu pencipta Ina Maria. Maka, di kaset/CD/VCD atau partitur paduan suara, Ina Maria selalu ditulis ciptaan NN. Tidak dikenal nama pencipta.
Ini aneh karena Ina Maria baru muncul pada akhir 1990-an. Masa sih lagu baru kok tidak ada yang tahu nama penciptanya? Begitulah, kita di Indonesia, khususnya Flores, kurang menghargai hak cipta.
Capek bikin lagu, dinyanyikan di mana-mana, tapi nama penciptanya dibuang begitu saja. Bahkan, orang tidak merasa perlu melacak siapa gerangan sang penulis lagu. Banyak sekali kasus lagu-lagu rakyat Lamaholot yang nasibnya macam ini. Penulis lagu, si pujangga, dilupakan orang. Bandingkan dengan di Barat sana!
Syukurlah, Edang Yosef, orang Maumere, membaca tulisan rekaman lagu Ina Maria yang dibawakan Victor Hutabarat dan paster-pater Redemptoris. Edang terkejut, tepatnya marah, karena Ina Maria tertulis ciptaan NN.
Edang Yosef mula-mula mengetes saya: Siapa yang menciptakan Ina Maria ? Saya tentu saja tidak bisa menjawab. “Go koi hala. Go dahang ana bai pi Jawa Timur, Adonara lewun, ro ra roi hala,” saya jawab dalam bahasa Lamaholot versi Ile Ape.
Besoknya Edang Yosef mengirim e-mail balasan. “Nama pengarang lagu Ina Maria adalah Bapak Thomas Kwaelaga. Saya sudah hubungi beliau perihal tidak dicantumkan namanya dalam beberapa album lagu Ina Maria. Sebagai pencipta lagu, beliau sangat prihatin dengan hal ini,” tulis Edang Yosef.
Edang menjelaskan, Thomas Kwaelaga seorang guru sekolah dasar (SD) yang sangat sederhana di pedalaman Pulau Adonara. Tepatnya di Sandosi, Adonara Timur. Masih ada banyak lagu Bunda Maria yang bagus yang ditulis Thomas Kwaelaga.
“Karena cinta lagu ini, saya bersusah payah pergi mencari beliau di Adonara dan berhasil bertemu dengan beliau. Saya sempat semalam nginap di rumahnya sekadar bertanya tentang inspirasi apa yang membuat beliau menulis lagu ini. Ternyata, beliau mempunyai devosi yang kuat terhadap Bunda Maria,” tulis Edang Yosef.
Menurut Edang, sejauh ini hanya ada satu album yang pernah menulis nama Thomas Kwaelaga sebagai pencipta Ina Maria. Yakni album ERLASARI yang dinyanyikan Erlin Lasar, penyanyi cilik asal Lembata yang tinggal di Maumere.
“Mungkin hal ini terjadi karena lagu Ina Maria sudah sangat bersahabat di hati umat, sampai orang lupa mencari tahu nama pengarangnya sekaligus meminta izin hak pencipta untuk menyanyikan lagu ini sekaligus memperdagangkannya,” tulis Edang Yosef dalam e-mail khusus kepada saya.
Edan sendiri, meski bukan orang Flores Timur, mengaku sangat senang dengan lagu Ina Maria dalam bahasa Lamaholot. Terasa sangat menyentuh baik syair maupun aransemennya.
“Kebetulan sekarang saya tinggal di Maumere. Di maumere, orang mengubah sayir lagu ini ke dalam bahasa Maumere dan menjadi lagu wajib dalam berbagai kegiatan doa rosario dan ibadat lainya.” Edang menambahkan.
“Lagu ini dinyanyikan atau diperdengarkan hampir di seluruh pelosok Flores dan Lembata dan mungkin di tempat lain juga. Namun, sayangnya, saya tidak pernah menemukan nama pencipta lagu (Thomas Kwaelaga) ditulis dalam album-album tersebut.”
Baiklah! Semoga penjelasan Edang Yosef bisa menjawab pertanyaan banyak orang yang selama ini penasaran dengan nama pencipta lagu Ina Maria. Terima kasih banyak, Bung Edang! (hurekmaking)