Permata Tua

Beranda » Sastra » Permata Tua

Sepiku merayap

dicaci maki malam

Sunyiku meraung

ditampar gelap

Datang di kening

kenanganku melambai-lambai

Sebentuk tubuh

tergeletak tanpa daya

 

Senja usianya

semakin diiris waktu

Jernih matanya

telah menjadi temaram

Kekuatannya buyar

terkikis juah Kaku bergerak,

lunglai melangkah

 

Melekat debu

pada telanjang tubuhnya

Mati senyumnya terkubur kelapukan

Tersedan ia merentang tangan

Angguk memohon

pelukkan sang pangkuan

Tapi tak ada yang peduli

 

Seribu langkah

aku menghampirinya

Tampak ia meratap

memeluk tubuh sendiri

Namun kali ini

Tak ada lagi suara

Tak ada lagi isyarat

Hanya terdengar nafas

yang tersengal

Yang menghela hamparan sesak

 

Ku gapai ia sembari

menyumbang semyum

Ku indahkan rupanya secantik mungkin

Tak Tampak lagi wajah

yang mengusut

Dia bagaikan permata

 

Lalu ku ajak dia

Mari permata!

Kita suarakan sunyi

Kita ramaikan sepi

Mengubur tindasan gelap malam

Dengan merdu bunyi senarmu.

 

 

indraensi barek sabon

Watoone, 03 Februari 2018

Share your love
Suluh Nusa
Suluh Nusa

bagaimana engkau bisa belajar berenang dan menyelam, sementara engkau masih berada di atas tempat tidur.?

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *