Sepiku merayap
dicaci maki malam
Sunyiku meraung
ditampar gelap
Datang di kening
kenanganku melambai-lambai
Sebentuk tubuh
tergeletak tanpa daya
Senja usianya
semakin diiris waktu
Jernih matanya
telah menjadi temaram
Kekuatannya buyar
terkikis juah Kaku bergerak,
lunglai melangkah
Melekat debu
pada telanjang tubuhnya
Mati senyumnya terkubur kelapukan
Tersedan ia merentang tangan
Angguk memohon
pelukkan sang pangkuan
Tapi tak ada yang peduli
Seribu langkah
aku menghampirinya
Tampak ia meratap
memeluk tubuh sendiri
Namun kali ini
Tak ada lagi suara
Tak ada lagi isyarat
Hanya terdengar nafas
yang tersengal
Yang menghela hamparan sesak
Ku gapai ia sembari
menyumbang semyum
Ku indahkan rupanya secantik mungkin
Tak Tampak lagi wajah
yang mengusut
Dia bagaikan permata
Lalu ku ajak dia
Mari permata!
Kita suarakan sunyi
Kita ramaikan sepi
Mengubur tindasan gelap malam
Dengan merdu bunyi senarmu.
indraensi barek sabon
Watoone, 03 Februari 2018