Pagi yang basah
Oleh butir bening yang pecah
Kemudian Hening
Dan Langit tak lagi kuning
Sebab kabut buru-buru datang beriring
Perempuan menolak diam
Meski pagi tak suam
Dipeluknya batu dengan jemari
Api memanggang hingga ke ari
Sesekali jemari menari
Dalam tembikar jagung dioseng
Lincah agar tak gosong
Tak peduli meski selangkag dipanggang
Sebab celoteh bayi di pagi merangsang
Lapar
Tak sabar
Dan bunnyi batu bersahutan
Tanda ada kehidupan
Perempuan dipanggang panas
Meski tak pernah tertulis dalam nas
Ia merahimi hari dengan tulus
Wajah disiram abu namun mulus
Ia bukan Perempuan malang
Akalnya menjulang
Agar seisi rumah tetap hidup
walau hanya sepiring jagung titi
Dari darah dara hari dititi
Febrauri 2018
Palugodam, Adonara
Perempuan Tanpa Tinta