
LEWOLEBA – Kedatangan Pengawas pemilu di Desa Baolangu disambut ramah oleh masyarakat dengan suguhan Kopi dan jagung titi. Tak hanya itu udara yang asri dan pepohonan hijau jauh dari hiruk pikuk kota menambah teduhnya suasana pedesaan yang sesungguhnya.
Sambil menyeduh kopi hangat dicangkir putih Kepala Desa Baolangu Agus Unarajan menyapa pengawas pemilu dengan sapaan khas Lamaholot yang menyentuh hati,memisahkan sekat institusi nyaris tampak seperti sebuah keluarga yang lama tak bertemu,sangat menyatu.
Pemerintah Desa, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Lembaga Adat, Tokoh Pemuda, Tokoh Perempuan dan pengawas Pemilu didampingi Koordinator Sekretariat Antonius I. Lanang tampak bersemangat berjabatan tangan satu dan lainnya sebagai simbol niat baik dalam berkolaborasi.
Sekapur sirih dari Thomas Febry Bayo Ala yang adalah Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Lembata tentang kehadiran pengawas Pemilu secara langsung di desa Baolangu semata-mata untuk mendengarkan merefleksikan kembali bagaimana desa Baolangu melewati tahapan krusial pemilu dan Pilkada.
Menurut Febry Pemilihan umum telah usai, pemimpin telah terpilih namun proses demokrasi tidak berhenti, keterlibatan masyarakat justru dibutuhkan setelah Pemilu untuk merefleksikan dan berbenah.
Bagi sebuah bangsa pemilu dan pilkada adalah moment penuh makna demokrasi tidak berhenti setelah pemimpin terpilih. Ia hidup dalam simpul pengawasan masyarakat,dalam partisipasi sehari-hari terhadap setiap arah kebijakan yang dijalankan.
Hari semakin sore dan udara terasa sangat sejuk tapi tidak menyurutkan semangat pengawas pemilu untuk terus bercerita tentang Pemilu dan Pilkada hal itu terpancar dari raut wajah Anggota Bawaslu Lembata Indah Purnama Dewi Ketika berdiskusi bersama Masyarakat Desa Baolangu.
Dalam kesempatan tersebut Indah menggali informasi dari Masyarakat dari sisi penanganan pelanggaran.
Menurut Indah Pemilu dan Pilkada di Desa akan sukses jika semua elemen bekerja sama secara terpadu dan bertanggungjawab, menjadikan Pemilu bukan hanya sebagai ajang memilih tetapi juga pendewasaan demokrasi ditingkat akar rumput, karena sesungguhnya indikator Pemilu dan Pilkada berhasil karena kerja sama semua pihak dengan semua aspek dari sisi partisipasi, netralitas, kemanan, transparansi dan tetap membangun harmoni sosial agar warga tetap rukun pasca pesta demokrasi.
Kolaborasi yang kuat dapat menciptakan suasana demokratis,damai dan Partisipatif.
Menanggapi beberapa point yang disampaikan Ketua Bawaslu dan Anggota Kepala Desa Baolangu Agus dalam kesempatan tersebut memberikan kesempatan kepada Tokoh Masyarakat,Tokoh Agama, Lembaga Adat, Tokoh Pemuda,Tokoh Perempuan untuk menceritakan segala hal yang terjadi di desa Baolangu dalam melewati seluruh tahapan Pemilu dan Pilkada.
Cerita tentang Demokrasi dari tokoh yang hadir merasa bangga Proses pemilu dan Pilkada di Desa Baolangu berjalan lancar namun dibalik itu ada sederet dinamika dan tantangan yang mewarnai pesta demokrasi dalam menentukan pemimpin.
Mulai dari permasalahan antar peserta pemilu,kurangnya pemahaman Masyarakat dalam konteks Pemilu dan Pilkada, polarisasi dan perpecahan sosial, keterbatasan SDM Pengawas pemilu serta dukungan jaringan internet yang kurang memadai.
Jika Pemilu membawa isu nasional Pilkada seringkali lebih personal, Didesa warga memilih bukan karena visi misi tetapi juga karena kedekatan.Pemilu dan Pilkada tidak sekedar kompetisi politik,ia juga tentang relasi tentang siapa yang benar-benar hadir ditengah rakyat.
Meskipun demikian Pemerintah Desa menggerahkan seluruh unsur didesa membangun kolaborasi dengan semua tokoh dimasyarakat, kemananan, penyelenggara Pemilu baik KPU maupun Bawaslu.
Agus menyampaikan bahwa Pemerintah desa sebagai fasilitator dan penjaga netralitas yang selalu mengingatkan perangkat desa untuk bersikap netral,menjaga hubungan yang harmonis antarwarga dalam mencegah konflik. Penyelenggara Pemilu ditingkat Desa sejauh pengamatan Agus telah membangun sinergi yang baik dengan Masyarakat dan perangkat desa. Agus juga dalam meredam konflik di Desa bersinergi bersama apparat kemanan (Bhabinkamtibmas,Babinsa dan Linmas) dalam menjaga kemanan dan ketertiban saat pendistribusian logistik, pencoblosan hingga perhitungan suara selain itu kehadiran mereka untuk memberikan rasa aman kepada warga yang menggunakan Hak pilihnya serta mencegah apabila terjadiinimidasi, kampanye terselubung dan intimidasi
Kolaborasi yang dibangun membentuk simpul pengawasan,kesamaan persepsi, dan bertindak sesuai dengan peraturan. Sambil menenun dalam keterbatasan mereka mampu meredam konflik, menumbuhkan harapan serta menyelesaikannya dengan tuntas.
Bersama seluruh unsur dimasyarakat dan penyelenggara pemilu mungkin tidak dikenal luas namun merekalah yang menjadi garda terakhir dalam menjaga integritas pesta demokrasi. Mereka adalah penjaga senyap yang bekerja dibalik bilik suara demi masa depan bangsa.+++
Penulis: Indah Purnama Dewi