“Roh perjuangan politik saya adalah perempuan Lamaholot, Ema Kehidupan,” Maria Goreti Tokan, Politisi Perempuan Lamaholot, Caleg DPR NTT, Dapil Flotim, Adonara, Alor, Lembata dari Partai Golkar, Nomor urut 3.
suluhnusa.com – Indonesia akan menggelar pesta demokrasi serempak, pilpres dan pileg 17 April 2019 mendatang. Para caleg perempuan kerap menjadi sorotan, apakah pencalonan kaum hawa ini hanya sekedar untuk meraup suara parpol masing-masing atau memang mereka benar-benar akan memperjuangkan isu dan kepentingan kaum perempuan.
Sebab pemasalahan perempuan masih sangat beragam. Budaya patriarki yang masih kental di Indonesia membuat kaum perempuan kerap didiskriminasi. Tak jarang di panggung politik pun kaum perempuan kerap mendapat diskriminasi.
Di tingkat politik lokal, Caleg perempuan terkadang hanya diperlakukan sebagai tameng untuk mendongkrak suara caleg pria. Kerap kali dianggap tidak mampu memperjuangkan kepentingan masayarakat. Fenomena ini pula terjadi di pentas politik NTT, khususnya di Dapil Lamaholot-Flotim, Solor, Alor dan Lembata.
Walau demikian, tak jarang pula beberapa figur perempuan Lamaholot menjadi tangguh dijalan licik politik. Butuh figur perempuan yang tidak hanya cerdas tetapi juga tangguh menahan hegemoni politik kaum perempuan agar isu dan perjuangan pemberdayaan perempuan Lamaholot dapat dijembatani dengan sungguh.
Salah satu perempuan tangguh di jalan politik adalah Perempuan Lamaholot yang bernama Mari Goreti Tokan. Bagi Eti Tokan-demikian Ia kerap dipanggil, isu pemberdayaan perempuan adalah roh perjuangan.
Eti mengakui tidak mudah untuk bisa bersuara di parlemen dengan situasi politik di Indonesia yang cenderung masih patriarki. Tak jarang, ujarnya, anggota legislatif perempuan menjadi melempem dan tidak melanjutkan perjuangan khususnya dalam memperjuangkan isu perempuan tersebut. Maka dari itu hal tersebut merupakan pekerjaan rumah para caleg perempuan ketika nanti mendapatkan kursi di DPR.
“Kita semua orang Lamaholot pasti paham dan mengerti dengan pemaknaan perempuan Lamaholot sebagai surganya Keseluruhan orang Lamaholot sebagai tempat bernaung “Ina Tana Ekan ” yang artinya Ibu bumi, Ema Kehidupan yang menjaga. Sumber kehidupan bagi keturunan Orang Lamaholot. Dasar pemaknaan menjadi roh dan arah perjuangan saya ketika menjadi anggota DPRD,” ungkap Eti saat bertatap muka dengan masayarakat di Desa Riangkemie, Tanjung Bunga, Flotim, 4 Maret 2019.
Pemaknaan perempuan ini mesti diperjuangkan dipanngung politik agar perempuan memiliki kualitas. Dan ini butuh butuh caleg perempuan lamaholot yang berintegritas. Dan Maria Goreti Tokan, Mantan Kwtua DPC Partai Hanura, Flotim ini adalah jawaban yang pas bagi perempuan dalam menentukan pilihan politik April nanti.
Sadar atau tidak, perempuan lebih mampu merawat kepercayaan rakyat dengan menegakkan sendi-sendi demokrasi hukum. Sedikit memang perempuan yang punya nyali untuk masuk ke area publik. Ini menjadi tantangan besar bagi pembangunan demokrasi perempuan politik.
Dengan hadirnya tokoh perempuan, cerdas, tangguh, punya ketajaman strategi untuk menembus tirai peradaban budaya, Maria Goreti Tokan, yang maju merebut posisi kursi politik anggota DPRD NTT melalui Partai Golkar dengan Nomor urut 3 ini bisa dijadikan referensi pilihan politik perempuan Lamaholot.
Kapasitas dan integritas Maria Goreti Tokan tidaak perlu diragukan lagi sebab, mantan anggota DPRD Flotim ini merupakan salah satu politisi perempuan setia di jalan perjuangan aka hak hak perempua sejak dirinya memutuskan untuk berpolitik beberapa tahun silam.
“Sekarang bagaimana kita membangun kesadaran kita, setelah terpilih menjadi anggota legislatif, kesadaran akan membentuk keberpihakan kita, kalau anggota legislatif perempuan tesebut sudah punya kesadaran bahwa oh iya saya masuk untuk membela, untuk membangun kekuatan kaum saya disana maka tentu saja punya keberanian, keberpihakan, ketika kita punya keberpihakan, kita akan punya keberanian, termasuk untuk bersuara, tidak mudah memang kemudian menyela anggota legislatif laki-laki yang demikian dominan, yang kemudian panggung politik itu milik mereka, tapi itu adalah tanggung jawab kita semua. Butuh perempuan yang tangguh dan berani. Juga cerdas membaca peta politik parlemen,” tegas Eti Tokan.
Dan kesetian perjuangan Eti Tokan untuk perempua ini dibuktikan dengan membentuk sekira 150 kelompok pemberdayaan perempuan yang tersebar Flotim Daratan, Solor, Adonara dan Lembata dan simpul itu sampai sekarang diberdayakan dengan baik demi peningkatan kualitas perempuan Lamaholot.
Bagi Eti, Perempuan Lamaholot adalah Ema Kehidupan, dan ini menjadi motto perjuangan Eti Tokan di pentas politik.
“Roh perjuangan politik saya adalah perempuan Lamaholot adalah Ema Kehidupan,” tukas Eti.
sandro wangak