LEWOLEBA, SULUH NUSA – MoU (Memorandum of Understanding) atau Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata dengan Yayasan Cakra Abhipraya Responsif terkait Pemberian Bantuan Pembangunan dan Pengelolaan Sekolah Dasar Negeri Bakti Toleransi Waisesa secara resmi telah ditandatangani.
Penandatanganan kerjasama antara Pemerintah dan Yayasan Cakra oleh Penjabat Bupati, Marsianus Jawa dan Ketua Cakra, Putro Anugerahlindu ini, disaksikan juga oleh Camat Ile Ape dan Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Lembata, dengan mengambil tepat di ruang kerja Bupati Lembata, pada Rabu, 15 Maret 2023 siang.
Bupati sesaat setelah penandatangan MoU menyampaikan ucapan terimakasih kepada Cakra karena sudah berbuat sesuatu untuk generasi penerus Lembata.
“Terimakasih Pemerintah Daerah kepada pimpinan Cakra,” kata Bupati Jawa saat itu.
Dan kepada warga masyarakat Waisesa, Ia pun kemudian mengingatkan untuk mendukung kelancaran pembangunan gedung sekolah ini. Tidak boleh ada seorang warga pun yang coba menghalangi pengerjaan proyek ini. Kita harus bersyukur karena ada kepedulian saudara-saudara kita terhadap nasib generasi muda Lembata.
“Tidak boleh ada yang menghalangi begini, begini, begini. Dukung supaya proses pembangunan ini cepat berjalan, agar anak-anak sudah boleh pakai sekolah ini,” kata Bupati Marsianus Jawa.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Yayasan Cakra, Putro Anugerahlindu. Ia menyampaikan bahwa pasca penandatanganan MoU antara Pemda Lembata dan Yayasan Cakra, akan diikuti dengan pengerjaan fisik pembangunan gedung sekolah.
Bahwa secara teknis, pekerjaan fisik Cakra yang akan mengerjakannya dan setelah selesai gedung sekolah tersebut akan dihibahkan kepada Pemerintah Daerah. Namun demikian, menurut Putro ada item dalam perjanjian tersebut seperti terkait penyediaan lahan, penyediaan air dan listrik itu menjadi tanggungjawab Pemda.
Sementara ketika disinggung terkait kesiapan dana, Ketua Cakra ini secara lugas menjelaskan bahwa dana yang disiapkan berdasarkan perhitungan Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) diperkirakan menelan biaya sebesar kurang lebih Rp. 1,3 miliar.
Saat ini pekerjaan di lapangan sudah memasuki tahap pemasangan patok dan land clearing atau pembukaan lahan juga sudah selesai. Rencananya, di hari Jumat ini sudah mulai pekerjaan penggalian fondasi. Dan target pengerjaan akhirnya oleh kontraktor dipastikan kurang lebih lima bulan atau seratus lima puluh hari sudah siap.
Dia berharap dengan bantuan ini menjadi titik balik bagi masyarakat di Waisesa untuk lebih baik lagi. Menjadi masyarakat yang semakin tinggi menjunjung tinggi toleransi, sehingga menjadi dasar bagi mereka nantinya untuk menjadi manusia-manusia yang berkualitas yang bisa menjadi sosok kebanggaan bagi orang tua, keluarga dan diri sendiri tentunya.
Dia pun mengapresiasi kerja kerja pemerintah selama ini yang terjalin begitu baik antara kedua pihak, yang bersama-sama bekerja untuk sebuah kebaikan. “Secara dari kami pun ingin membantu masyarakat Lembata dan dari pemerintah pun mengapresiasi apa yang kita lakukan. Jadi kerjasamanya memang berjalan sangat sangat baik,” kata Ketua Cakra.
Karena itu, dia terus berharap semoga sinergitas dalam pembangunan masyarakat ini bisa terus berjalan antara Cakra dan Pemda Lembata.
Peletakan Batu Pertama SDN Bakti Toleransi Dihadiri Penjabat Bupati Lembata
Adapun isi perjanjian kerjasama tersebut, memuat beberapa ketentuan antara kedua belah pihak, salah satunya terkait hak dan tanggung jawab. Pemerintah sebagai pihak pertama bertanggung jawab terhadap pengelolaan SDN Waisesa apabila telah diserahterimakan. Pemerintah juga wajib untuk melakukan segala tindakan yang diperlukan bagi keamanan dan penyelesaian pembangunan sekolah.
Selain itu, Pemerintah juga wajib memiliki semua persetujuan dan atau perizinan yang diperlukan untuk pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan pada saat pengelolaan dengan biaya yang ditanggung sendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan hukum yang berlaku.
Selanjutnya pihak pemerintah juga dengan biaya sendiri bertanggungjawab atas pelaksanaan reklamasi lahan, pengadaan isi bangunan (Sarana prasarana) menyediakan kebutuhan air dan listrik selama dilaksanakannya pembangunan gedung sekolah oleh pihak kedua.
Sementara pihak kedua dalam hal ini Yayasan Cakra Abhipraya Responsif, memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut, pertama pihak kedua berkewajiban menyiapkan desain, pengadaan, pemasangan dan konstruksi untuk pembangunan gedung sekolah sesuai dengan desain, spesifikasi, jadwal pengerjaan berdasarkan ketentuan dari pihak kedua.
Kedua, pihak Cakra berhak mendapatkan semua persetujuan dan atau perizinan yang diperlukan untuk pembangunan gedung sekolah. Ketiga, pihak Kedua wajib melaksanakan pekerjaan pembangunan gedung sekolah yang meliputi pembiayaan pembangunan gedung sekolah, mendesain serta membangun gedung sekolah, melakukan segala tindakan yang layak, sah, diperlukan atau insidential bagi pemenuhan kewajiban-kewajiban pihak kedua secara tepat menurut perjanjian ini. Keempat, melakukan pengalihan bangunan sekolah sesuai dengan ketentuan perjanjian ini.
Sedangkan, mengenai tanggung jawab terhadap pekerjaan ini, para pihak sepakat untuk melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan tujuan perjanjian ini sesuai dengan ruang lingkup perjanjian dan peraturan perundang-undangan. +++Prokompim Setda Lembata