suluhnusa.com – Boomerang pernah sangat terkenal pada tahun 2000an awal. Tentu semua pecinta rock n roll masih ingat band jebolan festival rock ala Log Zhelebour ini pernah jadi buruan promotor musik di tanah air. Tiada hari tanpa show.
Personel Boomerang pun jadi super star. Khususnya Ivan gitaris dan Roy vokalis. Setiap melintas di ruang publik, mall, kampus, sekolah. Roy dan John Paul Ivan yang super gondrong itu jadi buruan anak-anak muda. Minta tanda tangan, foto bareng, atau cuma sekadar salaman.
Begitulah. Boomerang baru saja bikin jumpa fans di Sidoarjo tahun 2016 silam dengan formasi Andi Babas (vokal), Hubert Henry Limahelu (bass), Farid Martin (drum), dan Tommy Maranua (gitar). Album baru itu 3 to Rock. Boomerang kolaborasi dengan Grassrock dan D’Bandhits.
Boomerang menyumbang empat lagu. Rakyat Hutan. Berhala Modernisasi. Perahu Kertas. Cinta Pertama. Lagu terakhir ini daur ulang komposisi ciptaan almarhum Idris Sari.
Boomerang tak lagi bicara tentang cinta, pacaran, atau selingkuh. Henry dkk ingin lebih banyak menyampaikan kritik sosial lewat lagu. Salah satunya soal hutan yang selalu dibakar untuk kepentingan investor.
“Kami sempat mengadakan kegiatan bersama Greenpeace di Kalimantan Tengah saat kebakaran hutan tahun lalu. Dari situ muncul inspirasi untuk membuat lagu tentang konservasi hutan,” ujar arek Surabaya keturunan Maluku ini.
Basis ini berharap album ini mampu memberikan kesadaran bagi rakyat Indonesia untuk menjaga lingkungan hidup. Syukur-syukuri laku di pasar.
Kepeduloa Boomerang terhadap lingkungan ini menular juga ke fansnya. Boomerang Fans Club Adonara atau kerap disapa “Boomers Ujung Timur Flores – Adonara”, adalah komunitas yang lahir dari anak-anak Adonara atas dasar kecintaan/ketertarikan pada sebuah Band Hard Rock Indonesia asal Kota Pahlawan, Surabaya yakni Boomerang.
Komunitas ini memakai nama “Ujung Timur Flores”, karena dirasa lebih mewakili jati diri dari Boomers Adonara, nama tersebut diambil dari sepenggal lirik lagu Boomerang yang berjudul “Larantuka”.
Memang awalnya agak sulit untuk membentuk BFC ini, tapi karena karena punya semangat dan tekad yang bulat akhirnya Boomers Ujung Timur Flores – Adonara terbentuk pada tahun 2010, selang beberapa tahun kemudian dengan bantuan saudara Boomers yang kebetulan ada di pulau Jawa (Paskal Tokan), akhirnya BFC ini resmi terdaftar di BOOMERS INDONESIA pada tahun 2015. Dengan melahirkan semboyan “Love, Optimist, Humanist and Peace.”
BFC Ujung Timur Flores – Adonara sampai terdengar akrab di telinga personil Boomerang dan Boomers seIndonesia, karena usaha dan dedikasi yang tinggi dari saudara Eppy Horowura, yang berusaha mengikuti Anniversary Boomerang di Temanggung dan Gresik beberapa waktu yang lalu.
“Kami konsisten dan tetap untuk setia pada Boomerang meski dengan formasi yang sudah berubah,” ungkap Eppy.
Dan Dalam rangka merayakan ulang tahun Boomerang ke-24 yang telah diselenggarakan di BFC Jenewa – Batang, Jawa Tengah, 8 Mei 2018 lalu.
Keluarga besar Boomers Adonara – Ujung Timur Flores mengadakan baksos sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan hijaunya bumi, terkhusus melestarikan sebuah warisan keindahan alam Danau Kota Kaya di Desa Adonara.
Kegiatan yang dimaksud melakukan pembersihan dan pemasangan papan nama Danau Kota Kaya. Kegiatan ini juga disambut baik oleh warga desa Adonara, khususnya Karang Taruna Desa Adonara, siang tadi.
Karena sekaligus membuktikan kepada dunia bahwa Danau Kota Kaya masih ada di Adonara. Terletak di daerah terpencil namun harum keindahannya tercium hingga ke pelosok-pelosok. Itulah sebuah anugerah Tuhan yang harus kita jaga.
Benar kata orang kalau Adonara adalah “Serpihan Sorga” karena di dalamnya banyak terdapat puing-puing keindahan yang memanjakan mata setiap pengunjung yang singgah disini.
Ola Osbal, perwakilan Boomers Ujung Timur Flores-Adonara, mengatakan bahwa mereka hadir disini adalah ikut mempercantik lagi alam danau kota kaya. Ini sebagai suatu bentuk cinta kami terhadap alam Indonesia. Bersama kita lestarikan alam. Sebab guru terbaik adalah alam itu sendiri, dimana setiap petualang pasti mengajarkan sesuatu yang bernilai.
Ketua Karang Taruna, Sadam Lukman, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat bagus, karena bisa mengembangkan wisata yang dimaksud, yang hampir mati dalam beberapa tahun belakangan. Semoga aset wisata ini bisa membawa daya tarik bagi semua orang.
Kegiatan ini juga dapat menumbuhkan tali persaudaraan. Mari merawat alam yang terluka. ***
arsel ola osb