Mereka Yang Terjebak Demi Nenek dan Selarik Berita Saat Erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki

SULUH NUSA, FLORES TIMUR – Erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki terjadi lagi, Jumat 8 November 2024 dini hari pukul 1.25 WITA waktu setempat. Sehari sebelumya juga Gunung Lewotobi Laki Laki juga erupsi, 7 November 2024. Dan demi membawa seorang nenek yang mengalami stroke di Desa Nawakote, Kecamatan Wulanggitang menuju Posko Desa Konga, Tim dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere bersama anggota PMI Sikka melakukan aksi heroik, dengan keberanian mereka menembus hujan pasir nan gelap akibat erupsi.

Erupsi tersebut membuat sejumlah wilayah pun terdampak mulai dari Ojadentun, Pante Oa, Hewa, Waiwula hingga Nobo dan masyarakat pun mulai dievakuasi oleh pemerintah bersama TNI Polri dan Relawan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Maumere Supriyanto Ridwan menyampaikan bahwa Tim SAR Gabungan bekerja keras untuk membantu masyarakat yang terdampak erupsi tersebut. Meski kondisi dan situasi tidak memungkinkan, mereka tetap turun ke lokasi terdampak untuk mengevakuasi masyarakat.

”Tim dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere bersama anggota PMI Sikka melakukan aksi heroik, dengan keberanian mereka menembus hujan pasir nan gelap akibat erupsi demi membawa seorang nenek yang mengalami stroke di Desa Nawakote, Kecamatan Wulanggitang menuju Posko Desa Konga,” terang Supriyanto melalui keterangan resmi tersebut.

Berdasarkan laporan yang dia terima, tim dari Kantor SAR Maumere dan PMI Sikka tersebut sempat terjebak di dalam rumah nenek yang mereka evakuasi. Lebih kurang dua jam mereka berada di dalam rumah tersebut.

”Tim sempat terjebak dalam kegelapan di rumah nenek tersebut sekitar dua jam dan saat matahari sudah menampakkan cahaya, tim langsung bergegas menuju Posko Desa Konga,” kata dia.

Tidak hanya itu, Tim SAR Gabungan juga menyisir sejumlah lokasi terdampak di Desa Lewotobi untuk memastikan tidak ada lagi masyarakat yang terjebak pasca erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki siang ini. Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-Laki erupsi tengah malam. Erupsi tersebut mengakibatkan sembilan korban meninggal dunia dan ribuan masyarakat yang terdampak harus mengungsi ke tempat aman.

Selain Tim SAR Gabungan, para Jurnalis juga dilaporkan terjebak di lokasi dekat erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki. Jurnalis Kompas.com, Pati Herin dan Metro TV, Fan Lewerang dalam pesan singkatnya yang beredar di WAG Jurnalis, menyebutnya, dirinya bersama beberapa Jurnalis terjabak disekitar7 km dari pusat erupsi.

“Erupsi gunung Lewotobi Laki Laki kali ini lebih dahsyat. Tinggi kolom abu melampaui 8000 meter. Kami para Jurnalis diminta tinggalkan pos pengamatan yang biasanya dianggap cukup aman. Jarak pos dengan puncak gunung sekitar 7 Km. Kami masih terjebak. Ke arah maumere akan kena hujan material vulkanik. Ke arah Larantuka akan melewati zona merah guguran awan panas. Mohon doanya. Semoga Kita Semua selalu dalam lindungan Tuhan. Amin,” tulis Pati Herin.

Sementara itu, dalam laporan Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki di Desa Pululera, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur menyebut kalau erupsi tersebut terjadi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2.000 m di atas puncak atau kurang lebih 3.584 m di atas permukaan laut.

Laporan Tanggal 08 NoVember 2024 Periode Pengamatan 00.00-06.00 WITA. Erupsi GA Lewotobi disertai Awan Panas ke arah utara – timur laut dg jarak luncur lk 4000 m dari pusat erupsi.

Akibatnya dampak erupsi yang semula hanya berdampak pada enam desa melonjak drastis menjadi 18 desa dengan rincian 11 desa di Kecamatan Wulanggitang dan 9 desa di Kecamatan Ilebura.

Berdasarkan data yang dirilis BPBD Kabupaten Flores Timur, per Kamis 7 November 2024 pukul 20.00 WITA setidkanya sudah 8.431 jiwa yang mengungsi akibat erupsi Gunung Lewotobi, menyebar di beberapa wilayah termasuk sejumlah kecamatan di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka.

Seperti di Kecamatan Titehena, jumlah pengungsi di wilayah tersebut mencapai 4.149 dan jadi terbanyak dibanding di kecamatan Wulanggitang yang pengungsinya berjumlah 1.821.

Sedangkan di kecamatan Ile Bura jumlah pengungsinya hanya 25 jiwa, di kecamatan Demon Pagong 135 jiwa, Larantuka 85 jiwa, Kecamatan Ile Mandiri 20 jiwa, Adonara 9 jiwa dan Kabupaten Sikka 2.187 jiwa.

Tidak hanya itu, BPBD Flotim mencatat korban terdampak sekitar 31 jiwa yang mengalami luka berat, 32 lainnya luka ringan sisanya rujuk 4 jiwa dan meninggal 9 jiwa.

PVMBG dan BPBD Flores Timur meminta warga untuk tetap waspada tetapi diharapkan untuk tidak panik. +++gervas/sandro.wangak

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *