SULUH NUSA, LARANTUKA – Bila Anda ingin menghabiskan waktu liburan dengan aktivitas yang menyenangkan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sekaligus, maka pilihan yang tepat adalah mengunjungi tempat wisata religi. Di pulau Flores dan Lembata, ada banyak destinasi wisata religi yang ditawarkan. Dan salah satu tempat wisata yang direkomendasikan untuk dikunjungi adalah Taman Doa Trappist Lamanabi.
Tempat wisata ini berada di Desa Lamanabi, Kecamatan Tanjung Bunga, Kabupaten Flores Timur. Dari ibu kota kabupten Flores Timur, Larantuka berjarak 40 kilometer ke arah barat daya. Lokasinya berada pada ketinggian 500 meter dari permukaan laut. Tempat ini bisa dijangkau dengan menggunakan mobil atau sepeda motor dengan waktu tempuh kurang lebih satu setengah jam.
Dilansir dari pertapaan-lamanabi.id, taman doa Trappist Lamanabi ini dikelola oleh Ordo Cisterciensis Strictioris Obsevantiae (OCSO). Biara Trappist sudah berada di Lamanabi sejak tahun 1998. Gagasan mendirikan pertapaan Trappist di Keuskupan Larantuka berawal dari keinginan Bapak Uskup Larantuka, Alm.Mgr. Darius Nggawa, SVD.
Dalam Bahasa Lamaholot Lamanabi secara harafiah diartikan sebagai kelompok suku (lama) yang bermukim di bukit (nabi/nubi). Bagi warga asli, bukit merupakan tempat ritual kurban untuk berbakti kepada Wujud Tertinggi (Allah). Maka Lamanabi secara simbolik diartikan sebagai Bukit Kurban.
Hidup sehari-hari yang dihayati para rahib di pertapaan Lamanabi diwarnai oleh tiga latihan utama yaitu doa bersama, bacaan suci, dan kerja tangan. Ibadat harian dipraktekkan dalam wujud tujuh kali doa bersama di Gereja yang dimulai pkl.03.30 dini hari. Dengan perayaan Ekaristi sebagai puncaknya, aktivitas harian para rahib ditutup dengan ibadat harian pada pkl.19.45.
Para rahib tidak dapat hidup dari doa saja. Mereka juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Di Lamanabi, para rahib mengusahakan pembuatan lilin, bercocok tanam buah-buahan dan sayuran, membuat roti, membuka toko benda-benda devosional, dan menyedian penginapan bagi para tamu. Mereka juga dapat membantu tamu yang datang, entah dalam bentuk bimbingan Rohani atau konsultasi, yang semuanya hanya dilakukan dalam lingkup pertapaan.
Jumat, (13/04/2024) kami mengunjungi tempat wisata Taman Doa Trappist Lamanabi menggunakan sepeda motor. Keluar dari kota Larantuka, melewati desa Belang hingga Waimana jalan masih beraspal mulus. Selepas Waimana, jalan masih beraspal tetapi sebagian besar aspal sudah terkelupas. Kondisi seperti ini terus dijumpai sepanjang jalan hingga Waiklibang, ibu kota Kecamatan Tanjung Bunga. Bahkan ada beberapa ruas jalan yang berlubang sehingga kendaraan tidak bisa dipacu dengan kecepatan tinggi.
Sepanjang perjalanan kita akan melewati beberapa perkampungan hingga tiba di kampung Beloaja. Selepas kampung Beloaja, terdapat pertigaan, dan berbeloklah ke arah kanan menuju desa Lamanabi.
Jalan mulai menanjak dan berliku-liku. Walau kondisi jalan beraspal mulus, kita harus selalu hati-hati karena ada beberapa tikungan dan tanjakan yang tajam dan ekstrem. Kondisi jalan juga sempit karena rumput liar yang tumbuh di kiri kanan jalan dan menjalar hingga ke badan jalan. Kondisi ini akan menyulitkan bila kendaraan saling berpapasan.
Perjalanan menuju puncak Lamanabi yang menantang adrenalin ini dimanjakan oleh pemandangan laut yang mempesona. Dan akan terasa melegakan ketika kita sampai di puncak bukit. Di sana kita akan dijamu panorama berupa hamparan padang ilalang yang indah.
Rasa lelah pun akan terbayar saat tiba dan menikmati keindahan taman doa Trappist Lamanabi. Lamanabi diberkahi alam yang subur dan air yang melimpah. Bukit yang mengitari Lamanabi ditumbuhi pohon yang lebat dan hijau. Suasana alamnya terasa segar dengan hawa yang sejuk. Suasananya terasa adem.
Untuk masuk ke tempat wisata ini, kita cukup membayar jasa parkir kendaraan. Bebas karcis masuk tidak berarti pengunjung bebas melakukan apa saja sesuka hati. Ada beberapa hal yang mesti ditaati saat berada di taman doa. Anda boleh berjalan-jalan menikmati keindahan taman tetapi wajib menjaga ketenangan. Karena sebagai tempat doa, dibutuhkan keheningan.
Ketika tiba di taman doa Trappist Lamanabi, kesan pertama yang muncul adalah rasa damai. Di tempat ini kita benar-benar menemukan kedamaian. Suasana taman yang hening membuat kita benar-benar merasakan ketenangan. Ditambah keindahan taman doa dengan rumput hijau dan warna-warni bunga yang ditata dengan baik, siapa saja yang datang berkunjung merasa betah.
Di dalam taman doa dibangun sebuah kolam di bagian tengah. Kolam tersebut dihiasi dengan seekor ikan. Dan di dalam mulut ikan tersebut, diletakkan sebuah patung Yesus. Di sekeliling kolam dibangun 8 stasi sebagai tempat berdoa bagi pesiarah. Selain berdoa di taman doa, pengunjung juga diperbolehkan untuk berdoa di gereja biara bersama para rabbi pada jam-jam doa komunitas.
Kunjungan ke taman doa Trappist Lamanabi akan sempurna jika Anda bermalam untuk melihat dari dekat aktivitas doa para rahib. Menikmati suasana malam di sebuah bukit terpencil sungguh pengalaman yang menakjubkan. Di sana disediakan tempat tidur dan makanan bagi pengunjung yang ingin menginap baik perorangan maupun rombongan. Para rahib juga melayani ret-ret bagi yang membutuhkan.
Taman Doa Trappist Lamanabi telah menjadi daya tarik bagi masyarakat. Tidak saja yang berada di Flores Timur tetapi juga dari daerah lain. Tempatnya yang indah dan jauh dari keramaian menarik begitu banyak orang yang merindukan kesunyian. Sebagaimana diungkapkan salah seorang pengunjung, Ina Huriubu. Ia rela datang jauh-jauh dari Lembata karena baginya berkunjung ke taman doa Trappist Lamanabi adalah ingin mencari ketenangan.
“Sudah lama saya ingin berkunjung ke taman doa Trappist Lamanabi. Keinginan itu muncul ketika melihat postingan dan mendengar cerita orang tentang tempat wisata rohani ini. Di sini, selain menikmati keindahan alam, kita bisa berdoa. Tempat ini benar-benar menawarkan kedamaian,” kata Ina Huriubu.
Sebagai destinasi wisata rohani, taman doa Trappist Lamanabi adalah tempat untuk mengisi energi spiritual. Dengan mengunjungi taman doa ini, dahaga spiritual kita akan disegarkan kembali. Bila objek wisata lain hanya menawarkan kesenangan fisik, di taman doa Trappist Lamanabi kita akan mendapatkan pengalaman spiritual. Di tempat yang tenang dan sunyi seperti ini kita punya kesempatan untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Di sini kita benar-benar menemukan ketenangan bathin.
Saat ini rutinitas hidup setiap orang dipenuhi kesibukan karena tuntutan kerja yang padat dan melelahkan. Karena itu kita butuh suasana yang tenang untuk menghilangkan penat dan beban. Tuntutan kerja yang tinggi juga membuat kita tidak punya waktu untuk diri. Karena itu penting untuk meluangkan waktu bagi diri sendiri.
Mengasingkan diri ke tempat-tempat yang sunyi adalah cara untuk menyegarkan diri dari rutinitas kerja yang menguras energi. Berada di tempat yang sunyi adalah moment untuk melakukan me-time. Menghabiskan waktu dengan diri sendiri.
Lamanabi menawarkan semua itu. Kesunyian sebagai barang mewah di tengah dunia yang hedonist saat ini bukan barang langka di taman doa Trappist Lamanabi. Dan bila Anda ingin menemukan kedamaian, datanglah ke Lamanabi.+++
catatan perjalanan : Geradus Kuma Apaeutung