
suluhnusa.com – Ribuan pelajar dari berbagai sekolah tingkat PAUD, SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Lembata mengikuti karnaval saat Festival Literasi di sepanjang Jalan Trans Lembata Lewoleba, Jumat (14/9/2018).
Festival Literasi dengan hastag Saya Baca ini diselenggarakan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Lembata dalam rangka memeriahkan bulan baca nasional.
Berbagai karya seni seperti miniatur rumah baca dan maskot Gerakan Literasi Lembata, seekor ikan paus yang sedang membaca buku menjadi pusat perhatian semua warga yang hadir.
Kepala Perpustakaan Nasional Indonesia, Syarif Bando yang hadir pada kesempatan tersebut mengapresiasi langkah Pemda Lembata menggelorakan semangat literasi di Kabupaten Lembata.
Syarif saat itu juga dinobatkan sebagai orang Lembata secara simbolis. Di atas panggung Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur mengenakan sarung adat dan ikat kepala atau kenobo kepada Syarif.
Syarif Bando saat memberikan sambutan juga menegaskan pentingnya literasi bagi kemajuan Kabupaten Lembata.
“Dengan menanamkan budaya literasi dapat dipastikan bahwa generasi yang akan datang mampu mengelola potensi sumber daya yang tersedia secara baik,” kata Syarif.
Ia menerangkan kemajuan suatu negara samgat ditentukan oleh kemampuan sumber daya manusianya bukan potensi sumber daya alam.
“Saya berharap kegiatan saat ini menjadi titik awal bangkitnya Literasi masyarakat Kabupaten Lembata menuju kejayaan, kemandirian dan kesejahteraan” kata Syarif.
Sementara itu, berbagai lukisan dengan tema literasi yang menampilkan keindahan Lembata serta budayanya dipampang di area pelabuhan Jeti Lewoleba.
Turut hadir dalam Festival ini, Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia M Syarif Bando. Ia mengapresiasi langkah Pemda Lembata dalam menggelorakan semangat literasi lewat even Festival Literasi #SayaBaca.
Melihat antusia warga yang begitu tinggi, Syarif juga menghibahkan satu unit mobil perpustakaan keliling untuk Kabupaten Lembata.
Tiga agenda besar dalam even ini yaitu Karnaval Literasi, Pemilihan Duta Baca, dan Pelatihan Fotografi oleh fotografer nasional, Harri Daryanto, serta pelatihan menulis oleh penulis novel Cintaku di Lembata, Sari Narulita.
(a.a.goran)