suluhnusa.com – “Lewotana Maran Balik……Lewotana Maran Balik….,kata itu diucapkan oleh masyarakat Witihama saat saya, meninggalkan Witihama 30 tahun yang lalu, tepatnya di tahun 1989. Waktu itu ada banyak umat yang menahan saya untuk tidak meninggalkan Witihama, namun saya berkata, saya harus pergi. Ketika saya naik ke dalam mobil dan mobil perlahan meninggalkan Paroki Witihama, ina-ina Santa Anna dan beberapa masyarakat Witihama, berteriak sambil menangis mengiringi perjalanan saya. Mereka berteriak sambil berkata Lewotana maran balik, lewotanah maran balik,” tutur Pater Jessing membuat haru hadirin yang hadir pada acara itu.
Kata-kata Warga Witihama yang memanggilnya pulang adalah kalimat yang selalu terngiang di telinga saya. Dan karena, Lewotana memanggil, saya menjawabi panggilan itu dengan merayakan Pesta Emas Imamat saya di lewo titen ini. .Perayaan ini, adalah anugerah terindah dan terbesar dalam hidup saya. Namun yang paling penting dari perayaan ini adalah Tite harus menjaga persatuan dan kesatuan lewo titen. Pesta ini menjadi kesempatan yang baik untuk persatuan itu,” Kata Pater.
Pater pada kesempatan itu, memuji Umat Witihama, yang mendorong dan menjaga, tumbuhnya benih-benih panggilan menjadi Imam, Biarawan biarawati di Paroki Witihama. “Kita patut mensyukuri anugerah panggilan di Paroki ini,”kata Pater
Diakhir sambutannya, Pater Jessing menitipkan pesan kepada semua hadirin untuk selalu menjaga dan menjalin persaudaraan dan kekeluargaan di Lewotana. karena itu adalah sumber kekuatan. “Mari menjaga dan menjalin persaudaraan dan kekeluargaan di Lewotana. karena itu adalah sumber kekuatan, pesan Pater Jessing.
Acara kebersamaan ini, dihadiri oleh sekitar 4000 (empat ribu) masyarakat kecamatan Witihama, baik yang Katolik maupun Islam, Tua maupun Muda. Semuanya memadati, tempat resepsi di halaman Aula Jessing Witihama. Bahkan ada yang tidak mendapatkan kursi dan rela berdiri disekitar tenda perayaan hingga acara berakhir.
“Cinta Kristus yang Mendorong Aku” Mencintai Umat Islam
Selasa (10/7/18) menjadi hari puncak perayaan Pesta Pelindung Paroki sekaligus Perayaan 50 Tahun Imamat Pater Jessing, SVD. Imam asal Jerman yang 18 tahun bertugas di Witihama dengan banyak catatan pelayanan dan pembangunan.
Kasih Allah tidak pernah habis-habisnya, bagi umatNya. CintaNya telah menjaga, melindungi ziarah Paroki Witihama hingga saat ini. sehingga semua umat Paroki boleh merayakan pesta Pelindung Paroki. semuanya terjadi karena cinta Tuhan yang begitu dahsyat serta doa Bunda Maria Pembantu Abadi.
Dan ditengah sukacita akbar ini, Tuhan telah menghadirkan HambaNYA Imam Allah, Pater Ludger Jessing, SVD sehingga boleh merayakan 50 tahun Imamatnya bersama dengan seluruh umat Paroki Witihama.
Berbagai pengalaman dan peristiwa telah membingkai dan menghiasi perjalanan hidup Pater Jessing selama 50 tahun dalam ziarah Imamatnya. Hari-hari yang berlalu telah menjadi saksi, betapa pilihan Allah ini laksana bejana tanah liat yang rapuh dan selalu mengandalakan kasih setia Tuhan sebagai perisai dalam menapaki panggilan hidup sebagai Imam.
Terinspirasi oleh motto : Caritas Christi Urget Me, sang Jubilaris telah melayani Tuhan dan UmatNYa selama 50 tahun sebagai Imam Tuhan dan Gereja. Perayaan Ekaristi hari ini, dihadiri oleh seluruh umat Paroki Witihama, mulai dari Stasi Oringbele Gunung hingga Stasi Regong, dari Balaweling hingga Watololong serta umat Wilayah I – Yerusalem.
Mereka berbondong-bondong memadati Gereja Paroki Witihama, bahkan ada yang sudah datang sebelum jam 06.00 wita, padahal perayaan misa dimulai pada pkl.08.00 wita. “takut tidak dapat tempat duduk” kata salah seorang umat yang datang tepat pkl. 06.00 wita.
Selang beberapa waktu, sebelum lonceng kedua berbunyi, Gereja sudah penuh oleh umat. Semua halaman Gereja baik sebelah selatan, timur dan bagian depan Gereja dipadati oleh umat, bahkan ada yang rela berjemur di halaman belakang Gereja serta ada yang berdiri karena ketiadaan kursi/bangku hingga misa selesai. Gereja seakan tidak mampu menampung ribuan umat yang membludak menghadiri perayaan misa ini.
Perayaan Misa dipimpin oleh Pater Ludger Jessing, SVD bersama 27 Imam konselebran dari Dekenat Adonara, Larantuka, Maumere, dari Pulau Timor, serta para Imam asal Paroki Witihama.
Pater Siprianus Ola Rotok, SVD, sebagai Imam Pengkotbah, (ditunjuk oleh Pater Jessing untuk membawakan kotbah dalam misa hari ini) dalam kotbahnya, mengatakan bahwa Tuhan telah memperlihatkan CintaNYA kepada Witihama melalui hambaNYA seorang Imam dalam diri Pater Ludger Jessing. Hal ini bukanlah sebuah kebetulan. Rupanya sudah diintuisi oleh Pater Jessing ketika beliau masih belajar di Seminari Tinggi. Makanya ketika beliau dithabiskan di Techny, USA, dia memilih Motto : “Caritas Christi Urget Me” (Cinta Kristus Mendorong Aku).
“Cinta Kristus inilah yang mendorong Pater Jessing untuk melepaskan segala kenyamanan hidupnya dinegara maju untuk datang dan mengabdi di Witihama.
Cerita tentang keadaan Witihama waktu itu dan bagaimana Pater Jessing berkarya. Itu semua dilakukannya karena merasa terdorong oleh Cinta Kristus itu sendiri. Cinta Kristus ini juga membuat Pater Jessing tetap mengenang Witihama” lanjut Pater Sipri Ola Rotok dalam kotbahnya.
Pater Siprianus Ola Rotok, juga mengisahkan bahwa salah satu lagu kesukaan Pater Jessing hingga saat ini, adalah Lagu “Teti Hadun Tanah Ile Boleng” lagu ini yang selalu didengungkan dan didendangkan oleh Pater Jessing selama di Amerika Serikat. (Pater Jessing saat ini bersama Pater Sipri di satu Paroki, di Texas Amerika Serikat).
Perayaan Ekaristi hari ini sungguh sangat meriah. Meriah karena dihadiri oleh ribuan umat Paroki Witihama. Meriah karena para Imam, biarawan/wati asal Paroki Witihama juga turut hadir dalam perayaan ini. Dan lebih dari itu perayaan ekaristi hari ini meriah karena liturginya yang sangat meriah dan luar biasa, dengan lagu-lagu dan koor dari Paduan Suara Paroki Witihama.
Maksimus Masan Kian
Emanuel Ola Masan Lamabelawa