
suluhnusa.com_Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam tahun 2015 ini menetapkan 589 desa yang tersebar di 21 kabupaten/kota di provinsi kepulauan itu menjadi sasaran pelaksanaan program Desa Mandiri “Anggur Merah”.
Berdasarkan data Bappeda NTT, Jumlah desa sasaran program Desa Mandiri Anggur Merah ini, meningkat hampir dua kali lipat dari awal pelaksanaan program ini pada tahun 2011 lalu yang hanya sebanyak 287 desa/kelurahan sasaran.
Penambahan jumlah desa sasaran selama empat tahun ke depan ini, karena Gubernur NTT Frans Lebu Raya menghendaki agar pada 2017, atau satu tahun sebelum masa jabatan keduanya berakhir pada 2018, semua desa/kelurahan di NTT sudah harus menerima program ini.
Dengan tambahan 589 desa pada 2015 ini, maka jumlah desa sasaran program Anggur Merah ini sudah mencapai 2.069 dari total 3.252 desa/kelurahan yang tersebar di seluruh NTT.
Salah satu desa penerima program anggur merah adalah desa painapang, Flores Timur. Sebanyak Lima kepala keluarga (KK) tidak mampu yang ada di desa Painapang, Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur mendapat bantuan rumah dari pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2015 melalui program anggur merah. Pengerjaan rumah sudah dimulai, Jumad, 23 Oktober 2015.
Bantuan ini berupa uang dengan nominal kurang lebih sepuluh juta rupiah untuk satu kepala keluarga tidak mampu dengan ukuran rumah 7 X 5 meter².
Sesuai dengan Rancangan Anggaran Biaya yang telah disepakati bersama antara pengurus, pemerintah desa juga masyarakat penerima bantuan, biaya Rp. 10.000.000 juta tersebut untuk pembelian seng, semen, batu merah dan paku.
“Sedangkan batu kali, pasir serta kayu disiapkan oleh Kepala keluarga sebagai swadaya murni,” ungkap penjabat Desa Painapang Bartolomeus Beguir di temui penulis saat memantau pembangunan rumah di salah satu Kepala keluarga penerima bantuan, Sabtu, 31/ Oktober 2015.
Lanjut Beguir, umumnya masyarakat penerima bantuan cukup antusias dan pro aktif dalam menyediakan bahan bangunan sehingga tidak ada kesulitan berarti atau menghambat proses pembangunan rumah dari keluarga penerima bantuan itu sendiri.
Pengerjaan rumah baru di mulai minggu kemarin karena menunggu proses pencairan uang, katanya.
Beguir menuturkan kepala keluarga penerima bantuan rumah ini merupakan usulan dari pemerintah desa dengan melihat realitas rumah yang mereka tinggal.
Umumnya rumah yang menjadi sasaran penerima bantuan dindingnya masih terbuat dari keneka (belahan bambu) dan berlantai tanah.sebagai pemerintah desa ditingkat bawah kami akan terus memantau pengerjaan rumah ini agar cepat selesai sehingga penghuni rumah bisa kembali menempatkan rumahnya dengan nyaman.
“Untuk desa Painapang sendiri masih banyak rumah yang termasuk dalam kategori kurang layak huni, oleh karena itu perlu mendapat suntikan bantuan dari pemerintah baik di kabupaten,Provinsi serta pusat sehingga kualitas hidup mereka lebih baik dari sekarang,”harapnya
Siprianus Sedu Ruron dan Bernadus Sukun kepala keluarga penerima bantuan rumah dari anggur merah ketika ditemui menuturkan setelah mendapat informasi dari pemerintah desa terkait dengan bantuan rumah untuk keluarga tidak mampu kami langsung menyiapkan material bangunan sebagai swadaya murni dari kepala keluarga seperti mensensor kayu, pasir, batu kali, memindahkan rumah,mematok ukuran rumah serta menggali pondasi.
Persiapan sudah mulai dari bulan Juli 2015 namun realisasi keuangannya baru bulan ini.
Lanjut Sedu dan Beguir sebagai masyarakat kurang mampu pasti senang dan berterima kasih kepada pemerintah Provinsi NTT, Bapak Gubernur Nusa Tenggara Timur atas program ini, bantuan ini sangat membantu kami yang ekonominya masih lemah dan berharap program anggur merah terus berlanjut sebagai bagian dari pelayanan dan bentuk perhatian terhadap masyarakat tidak mampu yang ada di desa-desa.
Program anggur merah ini rinciannya pada 2011 sebanyak 287 desa penerima dana hibah, pada 2012 sebanyak 298 desa/kelurahan, 2013 untuk 306 desa/kelurahan dan 2014 dan 2015 sebanyak 589 desa/kelurahan yang menjadi sasaran program itu. Masih ada sisa 1000 lebih desa pada 2016 dan 2017.
Program Desa Mandiri “Anggur Merah” atau anggaran untuk rakyat menuju sejahtera ini diluncurkan Gubernur NTT Frans Lebu Raya pada HUT NTT ke-53 tanggal 20 Desember 2010.
Dalam program yang sudah berlangsung di tahun ke lima ini, pemerintah mengalokasikan anggaran untuk tiap desa/kelurahan miskin di provinsi kepulauan itu sebesar Rp250 juta untuk usaha ekonomi produktif.
Di setiap desa menerima dana ini juga ditempatkan satu pendamping kelompok untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam membangun usaha ekonomi produktif.
Dan teryata Anggur Merah dan program Desa Wisata merupakan program pemerintah provinsi NTT guna menekan angka kemiskinan. Program ini mendapat pengakuan pemerintah pusat dan telah diadopsi menjadi salah satu program pembangunan nasional. Karena itu, masyarakat NTT patut berbangga karena NTT mampu memberikan sesuatu yang baik untuk Indonesia.
Tobias Tobi Ruron,
Warga Desa Painapang Kecamatan Lewolema,
Anggota agupena Flotim,
No HP.082147728085