suluhnusa.com_ Bila banjar tak lagi bersatu maka Bali pun terancam.
Di mana ada banjar pasti ada Sekaa Teruna Teruni (STT) atau kelompok Muda-Mudi. Sebab kelompok Teruna-Teruni ini menjadi penerus pada banjar di mana dia dilahirkan. Masa depan dan kelangsungan banjar berada di kelompok ini.
Banyak orang Bali meyakini bahwa keberlangsungan Budaya Bali tergantung pada warga banjar. Banjar dalam bahasa tatanan pemerintah desa modern di sebut Dusun. Untuk Bali Dusun di sebut Banjar.
Peran banjar, menurut Klian Banjar Petangan Gede, I Nyoman Suastika demikian penting dalam menjaga kelestarian budaya Bali.
“Sebab banjar adalah benteng terakhir dari Bali,” ungkap Suastika kepadasuluhnusa.com, 29 Maret 2014 di Banjar Petangan Gede, Ubung Kaja.
Suastika menjelaskan, ketika warga banjar sudah menyatu dan terus menjaga Budaya maka Bali tidak akan tergoyahkan. Dia menjelaskan, tanggungjawab atas keberlangsungan Banjar berada di warga Banjar terlebih Kelompok Muda-Mudi. Lalu Banjar bertanggungjawab atas keberlangsungan budaya Bali.
Bila banjar tak lagi bersatu maka Bali pun terancam. “Inilah tugas utama kami Klian bersama warga Banjar,” ungkapnya.
Lebih jauh Suastika menceritakan, masing-masing banjar di bali memiliki sejarah sendiri berikut Kelompk Muda-Mudinya dan Banjar Petangan Gede sudah ada sejak tahun 1930. Saat ini dirinya menjadi klian yang ke delapan.
“Kalau tidak salah. Saya klian Banjar yang ke delapan untuk Petangan Gede. kenapa baru delapan sejak tahun 1930, karena satu klian menjabat lebih dari sepuluh tahun. Jabatan klian adalah jabatan kepercayaan warga klian banjar,” ungkap Suastika.
Sementara itu, soal Kelompok Muda-Mudi di Banjar Petangan Gede, Suastika menceritakan, tahun 2014 ini STT Dharma Bakti Mandala, Petangan Gede berumur 54 tahun.
STT Dharma Bakri Mandala ini di bentuk pada tahun 1960, tiga puluh tahun setelah Banjar Petangan Gede dibentuk.
Dan STT ini menjadi, Kelompok Muda-Mudi pertama di Kota Denpasar. Saat banjar lain di Denpasar belum membentuk Kelompok Muda-Mudi, Banjar Petangan Gede sudah membentuk.
“Sekaa Teruna-Teruni Dharma Bakti Mandala menjadi kelompok Muda-Mudi pertama di Kota Denpasar,” jelas Suastika.
Menariknya, kelompok muda-mudi ini merayakan ulang tahunnya bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda yakni 28 Oktober. Dan tahun ini sudah berumur 54 tahun.
Saat ditemui di Banjar, I Nyoman Suastika bersama warga banjar lainnya menyatu dengan STT Dharma Bakti Mandala, yang sedang berlatih tarian Caru Sanghyang Jaran, yang dipentaskan pada malam Pecaruan, malam menjelang hari nyepi, 31 Maret 2014.(sandrowangak)