SULUH NUSA, LEMBATA – Perhelatan Sepak Bola Liga 3 Zona NTT, ETMC Lembata 2022 diwarnai aksi bar bar para oficial dan pelatih tim.
Buktinya, laga perebutan tiket semi final liga 3 zona NTT, ETMC 2022 menghasilkan insiden pemukulan terhadap wasit. Wasit yang dipukul itu pun bukan wasit kaleng kaleng (tidak berkualitas-red).
Wasit yang menjadi korban pemukulan ini adalah wasit yang sudah mengantongi lisensi C2 dan akan mengambil lisensi C1 Oktober 2022 mendatang.
Ia adalah Anton Rismiaji. Seorang mantan pesepak bola profesional, lalu memilih menjadi wasit juga seorang Marinir angkatan laut.
Anton bersama 19 Wasit lainnya, ditugaskan oleh Asprov PSSI NTT untuk memimpin pertandingan liga 3 zona NTT, ETMC 2022 di Lembata. Sayangnya, pertandingan sepakbola kasta tertinggi di NTT ini diwarnai aksi baru bar oleh oficial PSK Kota Kupang dan Perserond Rote Ndao.
Marinir kelahiran Mojokerto, 7 November 1984 ini memimpin laga El Tari Memorial Cup pertama kali pada tahun 2013 di Kabupaten Manggarai Barat. Akan tetapi, sebelumnya, dia sudah terpilih menjadi wasit saat penyelenggaraan Timor Sea Cup di Kota Darwin, Australia pada 2012 dan Arafura Games.
Tak hanya di NTT, ayah dua orang anak ini juga pernah memimpin pertandingan U-19 di Jakarta, Liga Santri di Malang dan kemudian Liga Santri seri nasional di Jakarta dan kompetisi sepak bola di Timor Leste.
Pada tahun 2009, Koptu Anton mengikuti pelatihan wasit lisensi C3 di Kota Kupang. Lalu, lisensi C2 diperoleh pada tahun 2012 di kota yang sama.
Aksi Penyerangan terhadap wasit dan perangkat pertandingan ini terjadi saat Laga 8 besar Liga 3 ETMC 2022 Lembata antara Perserond Rote Ndao kontra PSKK Kota Kupang, 22 September 2022.
Laga yang berlangsung di Gelora 99, di pimpinan oleh Wasit utama Engga Dias berlangsung dalam tempo tinggi. Sesekali dihiasi dengan intrik permainan dari kedua kesebelasan. Sejumlah keputusan wasit sontak diprotes langsung pelatih dan official Perserond Rote Ndao dan PSKK Kota Kupang
Bahkan, salah satu official Perserond Rote Ndao langsung dikartu merah oleh wasit Engga Dias ketika terjadi pelanggaran di luar kotak 16 Perserond Rote Ndao.
Tidak terima wasit meniup peluit pelanggaran, salah satu official Perserond langsung masuk ke dalam lapangan dan mendorong wasit.
Insiden kedua terjadi saat wasit menganulir gol PSKK ke gawang Perserond. Asisten wasit yang sudah mengangkat bendera terjadi pelanggaran sebelum gol tercipta sempat diserang official PSKK Kota Kupang.
Ada yang sempat melempar air mineral dan nyaris mengenai kepala wasit. Insiden paling parah terjadi usai drama adu penalti.
Tiga orang official PSKK Kota Kupang merapat ke meja inspektur pertandingan. Seorang official langsung mengejar wasit.
Melihat sesama wasit diserang, Anton Rismiaji mencoba melerai. Sayang, ia justru terkena pukulan dan langsung terjatuh.
Tim medis yang datang menolong langsung melarikan Anton Rismiaji ke rumah sakitsakit. Wasit Anton mengalami luka robek dan mendapat 3 jahitan. Saat ini wasit anton sudah kembali ke hotel tempat mereka menginnap setelah sebelumnua tidak sadarkan diri hampir 1 jam.
Polisi dan tentara yang ada di lokasi pun langsung sigap.
Mereka segera mengidentifikasi pelaku pemukulan dan mengamankan salah satu official PSKK Kota Kupang ke Mapolres Lembata untuk proses lebih lanjut.
Kabag Ops Polres Lembata AKP Agustinus Salawane mengatakan, setelah mengidentifikasi video, sudah diketahui oknum pelakunya.
Setelah mengumpulkan official PSKK dan panitia, oknum pelaku pemukulan langsung dibawa ke Polres Lembata untuk diproses secara hukum. +++sandrowangak