Kami jarang memainkan, tetapi setelah bermain bersama menyenangkan. Semoga di sekolah, kami juga dilatih memainkan permainan tradisional ini.
suluhnusa.com –Â Dewasa ini, permainan tradisional hampir terlupakan. Tidak lagi diminati oleh kalangan anak-anak. Mereka lebih doyan dan akrab dengan game online. Jika tidak dilestarikan, permainan tradisional bisa punah dan tidak dikenal oleh generasi yang akan datang.
Menggiatkan kembali permainan tradisional penting untuk menyeimbangkan perkembangan game online yang semakin menjamur. Game online, kini telah melekat pada mata dan jari generasi millenial.
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Pelangi berupaya untuk melestarikan permainan tradisional diawali dari anggota TBM Pelangi Agupen Flotim. Senin, 6 Mei 2019, halaman TBM. Pelangi dipenuhi oleh anak-anak usia SD dan SMPmemainkan beberapa permainan tradisional. Sedikitnya ada tiga (3) permainan tradisional yang dimainkan yakni “kemoti” (congklak), tali merdeka dan benteng.
Pada permainan pertama, “kemoti” (congklak) anak-anak dibagi ke dalam dua (2) tim. Selanjutnya membuat beberapa lubang secara sejajar, menghitung batu, menempatkan batu di dalam lubang, mengangkat dan mengedarkan batu dari satu lubang ke lubang yang lain, hingga pada bagian akhir permainan, ada penentuan kemenangan berdasarkan banyaknya jumlah batu yang terkumpul oleh timnya. Permainan ini mengajarkan kepada anak tentang perhitungan, ketelitian, dan kesabaran.
Setelah bermain “kemoti” (congklak) permainan berikut yang dimainkan anak-anak di TBM Pelangi adalah tali merdeka. Permainan yang fenomenal dikalangan anak-anak sejak zaman dulu, kini perlahan mulai luntur.Mereka dibagi dalam dua (2) tim. Ada tim yang menjaga dan ada tim yang bermain. Secara bergilir, tim yang bermain akan melompat pada batasan -batas tinggi menggunkan karet gelang, mulai dari lutut, pinggang, dada, dagu, telinga, kepala, jengkal satu, jengkal dua dan merdeka pinggang.Jika tim yang sedang bermain tidak mampu melewati batas yang dipasang, tim dinyatakan kalah dan tim berikutnya yang bermain. Permainan ini melatih keterampilan melompat, kekompakan, dan kerja sama tim.
Permainan terakhir adalah benteng.Permainan ini menjadi permainan yang paling seru diantara 3 permainan sore itu sebab, anak-anak saling berkejaran. Benteng dimainkan oleh 2 tim. Masing-masing memiliki benteng yang selalu dijaga. Masing-masing tim akan keluar dari benteng. Tim satu dengan yang lain akan saling kejar. Jika salah satu anggota tim keluar dari benteng dan tim lawan menyentuh maka anggota tim tersebut menjadi tawanan tim lawan. Ia akan diselamatkan oleh timnya sediri dengan cara menyetuh dan mengajak lari kembali ke benteng mereka.Tim akan kalah disaat tim lawan menyetuh atau menginjak bentengnya. Permaian ini melatih kekompakan, kerjasama tim, ketelitian, dan kemampuan membangun startegi.
Anak-anak nampak antusias, memainkan tiga permainan tradisional ini. Tidak hanya anak-anak, orang tua di sekitar TBM. Pelangi juga turut hadir menonton permainan anak-anak ini. Nampak bahwa bukan anak-anak tidak mau atau tidak bisa memainkan permainan tradisional namun motivasi dan dorongan dari orang dewasa yang kurang membuat anak-anak tidak mencintai permainan tradisional.
Setelah bermain, mereka dibagi dalam 3 kelompok dan menulis langkah-langkah 3 permainan tradisional yang dimainkan, serta makna yang dipetik dari permainan tradisional itu. Secara bergilir mereka membaca hasil diskusi mereka.
Maksimus Masan Kian, pengelola TBM. Pelangi Agupena Flotim mengatakan, permaian tradisional wajib dan penting untuk dikembangkan. Permainan tradisional memiliki manfaat dalam mengembangkan kreativitas anak. “Secara umum saya dapat mengatakan bahwa permainan tradisional memiliki manfaat dalam pengembangan kreativitas anak. Permaianan tradisional juga dapat mengembangkan kecerdasan intelektual pada anak, mengembangkan kecerdasan emosi anak, meningkatkan kemampuan bersosialisasi juga melatih kemampuan motorik.Ragam manfaat positif ini maka permainan tradisional layak untuk terus dikembangkan dikalangan anak anak,”kata Maksi.
Cyntia Diaz, salah satu anggota TBM.Pelangi Agupena Flotim mengaku senang terlibat dalam permainan tradisional ini. “Saya senang terlibat dalam permainan tradisional ini. Senang karena ternyata permainan tradisional yang dimainkan bersama sangat menarik. Kami jarang memainkan, tetapi setelah bermain bersama menyenangkan. Semoga di sekolah, kami juga dilatih memainkan permainan tradisional ini,”kata Cyntia.
amber kebelen