Pada saja-sajak sunyi tergurat
Sepanjang lorong-lorong waktu
Sekian lama menanti jumpa
Menjelma rindu terlanjur biru
Seperti dedaunan getas di tangkai
Kini tepat di pucuk oktober
Saat terik sedang menggempur sengit
Kelopak langit pun mengirim tangis
Membasu mayapada yang kuyup
Ada pelangi hinggap di dahan semesta
Daun-daun menari dengan gemulai
Butir-butir debuh merebah lelap
Anak-anak menggendong riang
Senyum merekah di bibir-bibir lenguh
Milik dada-dada lusuh berpeluh
Tuhan telah menjawab segala harap
Mulut-mulut mengunya dedoa
Syair-syair elegi yang basa
Cinta seolah mengalir menuju ladang
Tempat menam mimpi segala musim
Oleh : Tino Watowuan
(Kb, 29 Oktober 2019)