Kesenangan dalam pergulatan rindu. Membawa lumut-lumut gelora menyenangi hati. Ada beberapa cerita yang tak bisa hilang dari memori cemerlangku, yaitu pertemuan alam romantisme. Bukan hanya tentang kisah perasaan. Tetapi banyak pertanyaan masih tersusun rapi. Apa sebab kita sulit dipisahkan? Kenapa kau dan aku seperti buku dan pena? Yang selalu melengkapi ukiran kata-kata menyenangkan batin.
Perputaran waktu, ingin aku meminta untuk kembali lagi dan lagi. Biar tak ada yang disalahkan. Sebab kau gantungkan niatmu yang telah terikat, kau urung citamu yang sudah kupercayai secara mutlak yang tak bisa diganggu-gugat oleh siapapun. Tapi kenapa tali simpul robek-bersobek? Ikatan yang bertabur ganja, terbalut rekam jejak suara arwah leluhur mata penjuru.
Romantisme memakan tenaga, mengorbankan diri terjerumus masuk dalam alam pikiran utopismu. Menggoda nada berwibawa lembut, santun bahasa beragam rayuan saat kau dan aku terdiam. Menikmati keheningan kata-kata, mengajari alasan yang banyak tak dimengerti maknanya. Seperti mendorong badanku jatuh di jurang lembah asmara.
Kau meninggalkan seribu alasan, sejuta ratap, ratusan mil kilometer jarak yang pernah dilewati. Bila dibentangkan, maka setara umurku ditambah usia lahirmu. Kucukupkan ucapan manismu, kuridhoi sosok buruan yang bersembunyi di balik kau dan aku.
“Perputaran romantisme membahana semesta sebagai saksi. Seperti perhentian tersisa hanya aku dan cerita”
Makassar
Kamis, 1 Februari 2018
Djik22