Wanitaku

Pendirian kokoh sekeras baja

Meski perih bercampur luka

Sudi diperbudak oleh kodrat

 

Di kala malam sedang mencekam

Kantuk kau tahan demi tugas yang dianggap suci

Melayani hasrat yang membabi buta

Tak peduli rintihan dan desahan sakit

Terus memasuki hingga kepuasan mencapai puncak

 

Ketika petang menyapa

Belum usai sakit atas luka semalam

Sudah harus diembankan kewajiban rumah tangga

Senyummu tetap terjaga

Tercurahkan dengan murah

Seakan kau baik-baik saja

Bahkan luka semalam dan letih sekarang

Kau anggap kenikmatan yang telah merutinitas

 

Terpenjara oleh ruang tak berjeruji

Rumah tempat berlindung sudah tak asri lagi

Memaksa diri merangkap tugas

Dari ibu rumah tangga hingga kepala keluarga

 

Beban dipikul bahu sendirian

Tanpa mengeluh, kau menjaga dalam diam

Terus membungkam

Biarlah ia merintih dalam tangis dicela hati terdalam

Hingga akan kering sendirinya

 

Tak pernah berpikir untuk usai

Janji sakral waktu itu

Bagimu adalah sambungan helaian nafas

Tak mampu memisahkan diri

Meski tengah menjadi korban

Kau tetap berdiri dan berpendiri

Itu harga diri

Harga mati seorang wanita

 

Selagi nafas masih dikandung badan

Perjuangan masih terus kau tuai

Akhir, hanya bila telah berpulang kepada-Nya

 

Lembata

Sabtu, 20 Januari 2018

Puisi : Iin Faradilah

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *