suluhnusa.com_Peranan, Manfaat dan Fungsi Hutan Magrove dalam kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir sangat banyak. Baik itu langsung dirasakan oleh penduduk sekitar maupun peranan, manfaat dan fungsi yang tidak langsung dari hutan mangrove itu sendiri.
Siapa yang tak kenal dengan nama H. Hamza? Dia adalah seorang penggiat Mangrove di Terang, Kecamatan Boleng Kabupaten Manggarai Barat,NTT. Pria yang berprofesi sebagai Petani ini memiliki motto hidup tersendiri. “ Mangrove Is My Life”.
Dia mengatakan hal tersebut kepada Wartawan, saat para awak Media ,yang tergabung dalam Persatuan Wartawan Manggarai Barat (PWMB), melakukan tour Jurnalistik ke daerah Mangrove tersebut. Kegiatan tour tersebut berlangsung selama dua hari.
Diketahui, Tour Jurnalistik ini, bukan kali pertama dilakukan oleh PWMB. Setiap than dilaksanakan, dengan lokasi berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan situasi, serta kebutuhan masyarakat. Tour jurnalistik selalu mengagendakan penanaman pohon disetiap daerah yang dikunjungi.
Dan Tour kali ini, para awak media melakukan penanaman ohon Mahoni serta penanaman pohon Mangrove di daerah Pesisir Boleng. Terkait Mangrove, H. Hamza dengan lugas menjelaskan beberapa hal kepada para awak media, saat tour berlangsung. Berikut ini adalah penjelasan H. Hamza bersama anak kandungnya Burhanudin, konon sudah hampir 9 tahun menekuni pembudidayaan bibit Mangrove didaerah tersebut.
“Tumbuhan yang hidup di hutan mangrove bersifat unik, karena merupakan gabungan dari ciri-ciri tumbuhan yang hidup di darat dan di laut. Umumnya mangrove mempunyai sistem perakaran yang menonjol yang disebut akar nafas (pneumatofor). Sistem perakaran ini merupakan suatu cara adaptasi terhadap keadaan tanah yang miskin oksigen atau bahkan anaerob. Mangrove tersebar di seluruh lautan tropik dan subtropik, tumbuh hanya pada pantai yang terlindung dari gerakan gelombang; bila keadaan pantai sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh dengan sempurna dan menancapkan akarnya” papar Burhanudin, didampingi ayahandanya H.Hamzah.
Sambil memegang bibit Mangrove, Burhanudin mendefinisikan habitat sebagai “the natural abode of a plant or animal, esp. the particular location where it normally grows or lives, as the seacoast, desert, etc”. bila diterjemahkan tempat bermukim di alam bagi tumbuhan dan hewan terutama untuk bisa hidup dan tumbuh secara biasa dan normal, seperti pantai laut, padang pasir dan sebagainya.
Salah satu tempat tinggal komunitas hewan dan tanaman adalah daerah pantai sebagai habitat mangrove. Di habitat ini bermukim pula hewan dan tanaman lain. Tidak semua habitat sama kondisinya, tergantung pada keaneka ragaman species dan daya dukung lingkungan hidupnya.
H Hamzah berpendapat, sebenarnya mangrove hanya berperan dalam menangkap, menyimpan, mempertahankan dan mengumpulkan benda dan partikel endapan dengan struktur akarnya yang lebat, sehingga lebih suka menyebutkan peran mangrove sebagai “shoreline stabilizer” daripada sebagai “island initiator” atau sebagai pembentuk pulau.
Dalam proses ini yang terjadi adalah tanah di sekitar pohon mangrove tersebut menjadi lebih stabil dengan adanya mangrove tersebut. Peran mangrove sebagai barisan penjaga adalah melindungi zona perbatasan darat laut di sepanjang garis pantai dan menunjang kehidupan organisme lainnya di daerah yang dilindunginya tersebut. “Hampir semua pulau di daerah tropis memiliki pohon mangrove,” kata Hamzah, sembari menjelaskan, tentang manfaat Mangrove dan bagaimana pola budidaya mangrove tersebut, seperti yang di tulis ulang oleh wartawan suluhnusa.com, dari Labuan Bajo.
Bila buah mangrove jatuh dari pohonnya, lanjut Hamzah, kemudian terbawa air sampai menemukan tanah di lokasi lain tempat dan cocok, akan tumbuh menjadi pohon baru. Di tempat itu, pohon mangrove akan tumbuh dan mengembangkan sistem perakarannya yang rapat dan kompleks.
Di tempat tersebut bahan organik dan partikel endapan yang terbawa air akan terperangkap menyangkut pada akar mangrove. Proses ini akan berlangsung dari waktu ke waktu dan terjadi proses penstabilan tanah dan lumpur atau barisan pasir (sand bar).
Melalui perjalanan waktu, semakin lama akan semakin bertambah jumlah pohon mangrove yang dating dan tumbuh di lokasi tanah ini, menguasai dan mempertahankan daerah habitat baru ini dari hempasan ombak laut yang akan meyapu lumpur dan
pasir. Bila proses ini berjalan terus, hasil akhirnya adalah terbentuknya suatu pulau kecil yang mungkin akan terus berkembang dengan pertumbuhan berbagai jenis mangrove serta organisme lain dalam suatu ekosistem mangrove.
Dalam proses demikian inilah mangrove dikatakan bisa membentuk pulau. Sebagai barisan pertahanan pantai, mangrove menjadi bagian terbesar perisai terhadap hantaman gelombang laut di zona terluar daratan pulau. Hutan mangrove juga melindungi bagian dalam pulau secara efektif dari pengaruh gelombang dan badai yang terjadi. Mangrove merupakan pelindung dan sekaligus sumber nutrien bagi organisme yang hidup di tengahnya.
Daun mangrove yang jatuh akan terurai oleh bakteri tanah menghasilkan makanan bagi plankton dan merupakan nutrien bagi pertumbuhan algae laut. Plankton dan algae yang berkembang akan menjadi makanan bagi berbagai jenis organisme darat dan air di habitat yang bersangkutan. Demikianlah suatu ekosistem mangrove dapat terbentuk dan berkembang dari pertumbuhan biji mangrove.
Pada saat terjadi badai, mangrove memberikan perlindungan bagi pantai dan perahu yang bertambat. Sistem perakarannya yang kompleks, tangguh terhadap gelombang dan angin serta mencegah erosi pantai. Pada saat cuaca tenang akar mangrove mengumpulkan bahan yang terbawa air dan partikel endapan, memperlambat aliran arus air. Apabila mangrove ditebang atau diambil dari habitatnya di pantai maka akan dapat mengakibatkan hilangnya perlindungan terhadap erosi pantai oleh gelombang laut, dan menebarkan partikel endapan sehingga air laut menjadi keruh yang kemudian menyebabkan kematian pada ikan dan hewan sekitarnya karena kekurangan oksigen. Proses ini menyebabkan pula melambatnya pertumbuhan padang lamun (seagrass).
Ekosistem hutan mangrove memberikan banyak manfaat baik secara tidak langsung (non economic value) maupun secara langsung kepada kehidupan manusia (economic vallues). Berikut Beberapa manfaat dan fungsi mangrove,menurut H Hamzah dan Burhanuddin, antara lain:
- Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai. Salah satu peran dan sekaligus manfaat ekosistem mangrove, adalah adanya sistem perakaran mangrove yang kompleks dan rapat, lebat dapat memerangkap sisa-sia bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari bagian daratan. Proses ini menyebabkan air laut terjaga kebersihannya dan dengan demikian memelihara kehidupan padang lamun (seagrass) dan terumbu karang. Karena proses ini maka mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu.
- Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Akar pohon mangrove juga menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi. Buah vivipar yang dapat berkelana terbawa air hingga menetap di dasar yang dangkal dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.
- Menjernihkan air. Akar pernafasan (akar pasak) dari api-api dan tancang bukan hanya berfungsi untuk pernafasan tanaman saja, tetapi berperan juga dalam menangkap endapan dan bisa membersihkan kandungan zat-zat kimia dari air yang datang dari daratan dan mengalir ke laut. Air sungai yang mengalir dari daratan seringkali membawa zat-zat kimia atau polutan. Bila air sungai melewati akar-akar pasak pohon api-api, zat-zat kimia tersebut dapat dilepaskan dan air yang terus mengalir ke laut menjadi bersih. Banyak penduduk melihat daerah ini sebagai lahan marginal yang tidak berguna sehingga menimbunnya dengan tanah agar lebih produktif. Hal ini sangat merugikan karena dapat menutup akar pernafasan dan enyebabkan pohon mati.
- Mengawali rantai makanan. daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh mikro organisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa hewan yang lebih besar serta hewan darat yang bermukim atau berkunjung di habitat mangrove.
- Melindungi dan memberi nutrisi. Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.
- Manfaat bagi manusia. Masyarakat daerah pantai umumnya mengetahui bahwa hutan mangrove sangat berguna dan dapat dimanfaatkan dalam berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan hidup. Pohon mangrove adalah pohon berkayu yang kuat dan berdaun lebat. Mulai dari bagian akar, kulit kayu, batang pohon, daun dan bunganya semua dapat dimanfaatkan manusia. Beberapa kegunaan pohon mangrove yang langsung dapat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah:
- Tempat tambat kapal. Daerah teluk yang terlidung seringkali dijadikan tempat berlabuh dan bertambatnya perahu. Dalam keadaan cuaca buruk pohon mangrove dapat dijadikan perlindungan dengan bagi perahu dan kapal dengan mengikatkannya pada batang pohon mangrove. Perlu diperhatikan agar cara tambat semacam ini tidak dijadikan kebiasaan karena dapat merusak batang pohon mangrove yang bersangkutan.
- Obat-obatan. Kulit batang pohonnya dapat dipakai untuk bahan pengawet dan obat-obatan. Macam-macam obat dapat dihasilkan dari tanaman mangrove. Campuran kulit batang beberapa species mangrove tertentu dapat dijadikan obat penyakit gatal atau peradangan pada kulit. Secara tradisional tanaman mangrove dipakai sebagai obat penawar gigitan ular, rematik, gangguan alat pencernaan dan lain-lain. Getah sejenis pohon yang berasosiasi dengan mangrove (blind-your-eye mangrove) atau Excoecaria agallocha dapat menyebabkan kebutaan sementara bila kena mata, akan tetapi cairan getah ini mengandung cairan kimia yang dapat berguna untuk mengobati sakit akibat sengatan hewan laut. Air buah dan kulit akar mangrove muda dapat dipakai mengusir nyamuk. Air buah tancang dapat dipakai sebagai pembersih mata. Kulit pohon tancang digunakan secara tradisional sebagai obat sakit perut dan menurunkan panas. Di Kambodia bahan ini dipakai sebagai penawar racun ikan, buah tancang dapat membersihkan mata, obat sakit kulit dan di India dipakai menghentikan pendarahan. Daun mangrove bila di masukkan dalam air bias dipakai dalam penangkapan ikan sebagai bahan pembius yang memabukkan ikan (stupefied).
- Pengawet. Buah pohon tancang dapat dijadikan bahan pewarna dan pengawet kain dan jaring dengan merendam dalam air rebusan buah tancang tersebut. Selain mengawetkan hasilnya juga pewarnaan menjadi coklat-merah sampai coklat tua, tergantung pekat dan lamanya merendam bahan. Pewarnaan ini banyak dipakai untuk produksi batik, untuk memperoleh pewarnaan jingga-coklat. Air rebusan kulit pohon tingi dipakai untuk mengawetkan bahan jaring payang oleh nelayan di daerah Labuhan, Banten.
- Pakan dan makanan. Daunnya banyak mengandung protein. Daun muda pohon api-api dapat dimakan sebagai sayur atau lalapan. Daun-daun ini dapat dijadikan tambahan untuk pakan ternak. Bunga mangrove jenis api-api mengandung banyak nectar atau cairan yang oleh tawon dapat dikonversi menjadi madu yang berkualitas tinggi. Buahnya pahit tetapi bila memasaknya hatihati dapat pula dimakan.
- Bahan bangunan. Batang pohon mangrove banyak dijadikan bahan akar baik sebagai kayu bakar atau dibuat dalam bentuk arang untuk kebutuhan rumah tangga dan industri kecil. Batang pohonnya berguna sebagai bahan bangunan. Bila pohon mangrove mencapai umur dan ukuran batang yang cukup tinggi, dapat dijadikan tiang utama atau lunas kapal layar dan dapat digunakan untuk balok konstruksi rumah tinggal. Batang kayunya yang kuat dan tahan air dipakai untuk bahan bangunan dan cerocok penguat tanah. Batang jenis tancang yang besar dan keras dapat dijadikan pilar, pile, tiang telepon atau bantalan jalan kereta api. Bagi nelayan kayu mangrove bisa juga untuk joran pancing. Kulit pohonnya dapat dibuat tali atau bahan jaring.
Demikian pula lanjty Hamza, beberapa manfaat dan fungsi hutan mangrove dapat dikelompokan sebagai berikut: mangrove bermanfaat secara Fisik yakni menjaga agar garis pantai tetap stabil, Melindungi pantai dan sungai dari bahaya erosi dan abrasi, Menahan badai/angin kencang dari laut, menahan hasil proses penimbunan lumpur, sehingga memungkinkan terbentuknya lahan baru, menjadi wilayah penyangga, serta berfungsi menyaring air laut menjadi air daratan yang tawar, mengolah limbah beracun, penghasil O2 dan penyerap CO2.
Selain itu Manfaat / Fungsi secara Biologis misalnya menghasilkan bahan pelapukan yang menjadi sumber makanan penting bagi plankton, sehingga penting pula bagi keberlanjutan rantai makanan, tempat memijah dan berkembang biaknya ikan-ikan, kerang, kepiting dan udang, Tempat berlindung, bersarang dan berkembang biak dari burung dan satwa lain, sumber plasma nutfah & sumber genetic, Merupakan habitat alami bagi berbagai jenis biota.
Sementara manfaat Fungsi Ekonomis dari Manrove adalah Penghasil kayu : bakar, arang, bahan bangunan, penghasil bahan baku industri : pulp, tanin, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, kosmetik, penghasil bibit ikan, nener, kerang, kepiting, bandeng melalui pola tambak silvofishery, tempat wisata, penelitian & pendidikan.
Kami Nelayan Kepiting
Tak terelakan lagi, dengan meratanya pertumbuhan Hutan Mangrove di Terang, beberapa kelompok masyarakat beralih profesi dari Petani sawah ladang, menjadi nelayan Kepiting dan Udang.
Dari hasil penulusuran Media ini, sedikitnya terdapat dua dusun di Terang yang kini berprofesi sebagai Nelayan Kepiting dan Udang. Sebelumnya mereka adalah Petani sawah musiman, dalam arti, mereka mengerjakan sawah mereka setahun sekali, saat musim hujan tiba.
“Kami bersyukur karena kehadiran mangrove ini bisa meningkatkan perekonomian keluarga kami masing-masing. Kalau kami hanya bertumpuh pada petani sawah, tentu kondisi perekonomian kami masih dibawah standar. Mangrove telah merubah kehidupan kami” ungkap Junaedi.
Dari pengakuan Kepala Desa Golo Sepang, Emilianus Jenta, kini Terang menjadi Pemasuk bahan baku pada restaurant see Food di Flores khususnya. Menggembirakan lagi kata Emil, hasil tangkapan Nelayan seperti Udang, Kepiting dan ikan dikirim ke Pulau Jawa bahkan diekspor keluar negeri.
Dari data yang diperoleh Media ini di Terang menyebutkan harga Kepiting per kilogramnya mencapai 50.000 rupiah. Sedangkan Udang 70.000 rupiah. “Kebanyakan orang memesan Kepiting dan udang. Sedangkan ikan jarang dipesan. Hasil tangkapan kami biasanya dibeli oleh salah seorang Pengusaha seefood di Labuan Bajo. Selanjutnya di ekspor ke Bali dan Pulau Jawa”ungkap Iskandar.
Kami berharap agar Pemerintah Manggarai Barat menyediakan fasilitas transportasi memadai agar hasil tangkapan kami bisa tersalurkan dan menembus pasar umumnya.Kendala paling utama adalah jalan raya. Untuk diketahui bahwa kondisi jalan menuju Terang, sangat memprihatinkan.
Meskipun Manggarai Barat, sudah berusia hampir 10 tahun, namun kondisi jalan tersebut masih terpuruk diantara ruas jalan lainnya di Manggarai Barat. Jarak dengan Labuan Bajo hanya berkisar 30 km.Selain jalan yang menjadi kendala adalah infrastruktur Jembatan. Sedikitnya 3 kali besar menuju Terang, hingga kini belum berjembatan. Kendaraan terpaksa melalui kali, meskipun ketinggian air mencapai satu meter bila musim hujan tiba.
”Kami berpesan agar Pemerintah Manggarai Barat, segera membenahi jalan dan jembatan menuju daerah ini” ungkap Emil Jenta.
(Richard Kandy)
Catatan perjalanan Jurnalistik Persatuan Wartawan Manggarai Barat
NTT sebagai daerah kepuluan yang sebagain besar wilayahnya berada di pesisir pantai, budidaya Mangrove harus menjadi program unggulan..dan pemerintah kabupaten kota se NTT harus bisa menyadari soal ini