suluhnusa.com – Yohanes Vianey K. Burin, Calon Wakil Bupati Lembata, Paket TITEN Lembata Bersih yang juga merupakan salah satu tim inisiator perjuangan pembentukan otonomi Lembata, merasa kecewa juga resah.
Keserahan Vian Burin berbuntut pada kekecewaan. Kecewa akan kondisi Lembata yang dibangun tidak dalam bingkai sabda keramat.”Taan Tou”
Vian mengaku kecewa dengan kondisi Lembata hari ini yang jauh dari semangat otonomi yang digariskan dahulu.
Vian mengungkapkan keberhasilan Lembata menjadi daerah otonomi karena semangat Taan Tou.
Semangat taan tou ini bagi Vian sebagai Sabda untuk siapa saja yang menjadi pemimpin Lembata. Bahkan demikian sakralnya Sabda Taan Tou ini, maka perjuangan untuk otonomi Lembata tidak mengalami kegagalan saat itu.
Vian menyentil kritis makna Sabda Taa Tou dengan pertanyaan retorika.
Bagaimana mungkin Lembata ini menjadi lebih baik kalau pemimpinnya saling gontok gontokan ? bagaimana mungkin masyarakat Lembata bisa tersenyum bahagia bila, pemimpinnya tidak pernah menjadi satu dalam memimpin Lembata ? dan bagaimana mungkin Lembata ini menjadi hebat bila, pemimpinnya tidak berkarkter Taan Tou ?
Oleh karena itu, Vian Burin berharap agar seluruh rakyat Lembata berhati Tou (satu – Red) untuk memilih paket yang bernomor urut Tou (satu) agar semangat Taan Tou terjaga dirahim Lepan Batan.
Sementara itu Herman Yosef Loli Wutun yang maju sebagai Calon Bupati Lembata, berpasangan dengan Vian Burin dalam kampanyenya menyampaikan terimakasih kepada seluruh warga karena sudah bersedia menghadiri kampanye dialogis itu.
Herman menegaskan dirinya memastikan membawa Lembata ini menjadi tanah yang bersih dengan menyelesikan tiga agenda pokok yang s elama ini kerap menjadi masalah.
Tiga agenda pokok itu adalah, mental spiritual, insfrastruktur dan ekonomi. Dari tiga agenda pokok itu, dituangkan dalam isu program srategis TITEN yakni revolusi mental spiritual, revolusi pembangunan insfrastruktur, percepatan pembangunan ekonomi kerakyatan, peningkatan mutu pendidikan, peningkatan kesehatan masyarakat, pengembangan parisiwata dan perwujudan koperasi.
Herman menjelaskan, untuk membangun Lembata mula mula dimulai komitmen revolusi mental dan spritual. Sebab, tanpa revolusi mental dan spritual segaala rencna dan program tidak pernah berhasil baik. Mental harus di rubah. Spiritual menjadi hal utama dalam keberhasilan program pemerintah. Hal ini disampaikab Herman Vian saat kampanye dialogis bersama warga di zona Nubatukan.(sandrowangak)
Keresahan masyarakat lembata justru karena mental pemimpin yang senin kamis melakukan pembangunan yang sesuai harapan rakyat.lalu bagaimana kedepannya Apakah perlu ada perubahan..ya perlu dengan cara memangkas habis kebiasaan buruk moral pemimpin yang selalu membangun konflik dengan berbagai lintas setor, pilih pemimpin yang tidak bermental preman..tempatkan pejabat pemerintah yang berkompoten jangan asal bapa senang atau hasil dari kompensasi politic.. Salam perjuangan