suluhnusa.com_Mesti ada lilin kecil yang terang di antara sekian banyak lilin besar.
Roda kehidupan manusia hanya berputar sekali. Lahir, hidup dan mati. Tak ada yang bisa menggandakan roda itu. Bahkan umur pun tidak bisa ‘mengecoh” perputaran roda itu. Manusia hanya hidup satu kali saja. Tidak bisa lebih.
Karena begitu yakin bahwa manusia hanya hidup sekali (tidak pernah dua kali), tak jarang ditemukan sikap dan pola tingkah yang tidak karuan.
Di sisi lain, kesalehan hanyalah milik orang-orang yang memang mengambil keputusan untuk memilih jalan hidupnya hanya untuk saleh. Sedangkan yang tidak memilih jalan kesalehan itu, ada yang mencoba “terjun bebas” untuk menjadi pendosa.
Pilihan hidup tidak saleh, atau menjadi pendosa seringkali disebabkan oleh “survival of life”, mempertahankan hidupnya dari tekanan ekonomi yang menjerat hidup dan kehidupannya. Lebih dari itu. Hanyalah keserakahan, Ketamakan, Egoisme, Popularitas, Nafsu dan Kedudukan.
Tetapi, Mengapa masih ada korupsi kalau tidak disebabkan oleh pilihan hidup tidak saleh? Mengapa masih ada “preman” kalau bukan karena tuntutan eksitensinya sebagai manusia yang harus hidup dan menjalan kehidupannya? Mengapa ada pembunuhan dan pemerkosaan kalau bukan karena nafsu dan keserakahan?
Yang Terbesar Di Antara Kamu Hendaklah Menjadi Sebagai Yang Paling Muda
“Raja-raja para bangsa memerintah rakyatnya dan orang-orang yang menjalankan kuasa atas mereka disebut ‘pelindung’. Tetapi janganlah demikian di antara kamu; yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda, Dan yang pemimpin menjadi pelayan. Sebab siapakah yang lebih besar: yang duduk makan atau yang melayani? Bukankah dia yang duduk makan?
Tetapi Aku ada di tengah-tengah kamu sebagai pelayan. Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Maka Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku.
Kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku, dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel”.
Yesus Sang Juru Selamat telah mengalami sengsara sejak dikandung badan. Sio “tete manis” Bunda Maria yang ditolak ditanah asalnya, melahirkan Yesus di kandang hina.
Lilin kecil yang menyala di antara sejumlah lilin besar berkain rumput liar dalam palung para domba. Kisah penolakan di tanah asal juga dialami Yesus sampai maut menggantungnya di Salib Agung. Tetapi kemudian, Yesus bangkit dari kubur mengalahkan maut. Misteri kubur.
Bukanlah sesuatu yang sangat menakutkan lagi bagi orang Kristiani. Dengan bangkit dari kubur menandahkan bahwa kuibur itu sesuatu yang sangat muliah. Dan Yesus, Sang Guru Spritual telah mengalahkan kuasa maut dengan kuasa IlahiNya. Selamat menyongsong Rabu Trewa….
(sultanaligeroda/sandrowangak)