suluhnusa.com_Kampung ini terkenal sejak tahun 1984.
Banyak turis lokal dan manca Negara berkunjung bukan hanya untuk berwisata tetapi menimbah ilmu melalui kegiatan penelitian.
nama kampungnya Takpala. Dalam bahasa masyarakat Lokal takpala adalah Kayu Kudung. Dan kampung inipun sering di sebut Kampung Kayu Kudung.
Mendengar nama Takpala tentunya sudah tidak asing lagi bagi mereka yang sering melancong. Kampung tradisional dengan aneka ragam budaya ini sudah menjadi primadona bagi turis domestik maupun manca Negara.
Setiap minggu bahkan setiap hari, kampung yang terletak di Desa Lembur Barat Kecamatan Alor Tengah Utara (ATU) ini, tidak sepi dari kunjungan para turis.
Selain menikmati keasrian kampung tradisional, tak sedikit pula para mahasiswa menjadikan kampung ini objek penelitian studi mereka.
Kampung ini mulai mendunia sejak tahun 1984, ketika banyak orang yang datang untuk melakukan penelitian di tempat ini. Di kampung Takpala terdapat 13 rumah adat yang dihuni pula oleh 13 kepala keluarga (KK).
Warga disini tetap mempertahankan adat dan budaya dari nenek moyang mereka. Rumah adat Takpala semuanya terbuat dari bahan dasar alam. Takpala dalam bahasa setempat disebut kayu kudung.
Penjaga kampung Tradisional Takpala, Martinus Kafelkai kepada HR mengatakan, hampir setiap hari kampung tradisional Takpala selalu dikunjungi oleh para turis asing maupun domestik.
Menurutnya, kehadiran para turis selain menikmati keanekaragaman budaya, juga melakukan penelitian. Dia mengatakan, setiap turis yang datang dalam jumlah banyak, tentunya akan dijemput upacara adat warga setempat seperti tarian lego-lego dan tarian cakalele.
“Ada turis yang datang di sini sampai 2-3 hari. Kadang-kadang sampai satu minggu. Mereka makan apa adanya dan sudah terbiasa dengan adat dan budaya warga di sini. Kadang kita antar mereka sampai di Mali (Bandara),” ujarnya.
Kampung tradisional ini sudah menjadi primadona bagi turis-turis daratan Eropa seperti, Italia, Prancis, Uruguai, Belanda, Portugal, Belgia dan lainnya.
Termasuk Australia, USA dan turis-turis dari daratan Afrika dan Asia. Tak ketinggalan juga turis-turis dari Kapal Amira.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Alor telah menetapkan kampung Tradisional ini menjadi daerah destinasi (tujuan wisata) budaya.
Pemkab Alor juga telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 13 Tahun 2011 yang mewajibkan setiap pengunjung untuk membayar retribusi sebesar Rp 3.000.
Bagi Anda yang terkesima dengan aneka ragam budaya kampung Tradisional, Anda boleh datang kapan saja untuk menikmati eksotik kampung Tradisional Takpala.
Sebaiknya Anda datang setiap tanggal 20 Juni untuk menyaksikan upacara Tifoltol (buka kebun baru).
Jika Anda datang ke Takpala, Anda bisa menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Perjalanan Anda dari Kota Kalabahi ke kampung Tradisional, hanya membutuhkan waktu setengah jam perjalanan . (iwankamaleng/sandrowangak)